Hai, Welcome di part 6!
"Aku rela ikut lomba lari keliling dunia, asalkan kamu yang jadi garis finishnya."
- Author murid bucinnya Bintang Antariksa Pradipta
Coba buat gombalan kayak di atas.
Aku rela..... (diisi yuk, itung-itung ngehibur diri daripada ngehibur si dia tapi nggak dianggep xixi)
Silahkan tandai typo yang kalian temukan. Jangan lupa juga donasi vote dan ramein kolom komentar disetiap paragraf! Semoga dapet pahala ya karena udah sangat membantu dan bikin Author seneng^^
Udah siap? Cuss baca!
Happy reading...
***
Bintang masih belum sadarkan diri. Arga memilih untuk duduk di sofa dengan topi hitam yang selalu menutupi wajah tampannya. Membiarkan Lyra yang duduk di samping Bintang dengan kursi rodanya. Kedua mata Lyra tak henti memandangi wajah putih dengan bibir membiru, pucat sekali. Bintang yang humoris dan selalu berisik tidak ada saat ini.
Sedangkan Jak, si manusia petakilan tidak bisa diam itu tengah mencari kesibukan dengan sok memeriksa sekujur tubuh Bintang. Mulai dari ujung kuku kaki hingga ubun-ubun.
Tuk...Tuk...
"Tuh kan, Ra. Gue bilang juga apa? Kang Tatang strong dari cetakannya," ujar Jak setelah mengetuk-ngetuk kepala Bintang yang terbalut perban tanpa mempedulikan tatapan khawatir Lyra.
"Yang kena pukul punggungnya bukan palanya," sewot Fero begitu kembali dari ruang dokter. Cowok itu berjalan mendekati Jak dengan wajahnya yang dibuat lebih tenang.
"Lah ini yang diperban kepalanya bukan punggungnya," balas Jak mengutarakan opininya. Ia sama sekali tidak paham, mengapa kepalanya bisa terluka jika punggungnya yang dipukul?
"Tadi kepalanya sempet kena batu terus luka. Yang bikin Bintang luka parah itu bagian punggungnya," jelas Lyra mencoba bersabar.
Jak ber-oh ria sembari mengangguk paham. Lyra hanya menggeleng pelan. Tak heran jika Bintang juga tak kalah absurd, teman-temannya saja seperti ini. Belum lagi keluarga Bintang, Lyra memang belum pernah bertemu tapi kata cowok itu keluarganya adalah jelmaan dari makhluk yang sangat hobi membuat tetangganya marah-marah.
Jak kembali berulah. Kali ini ia beralih memperhatikan bagian wajah Bintang, lebih tepatnya hidung mancung cowok itu. Jak mendekatkan wajahnya guna meperjelas penglihatannya terhadap hidung Bintang.
"Ra, tadi dia keluar darah dari hidung?"
Lyra mengangguk saja, "Kenapa?"
"Lo mau masuk ke hidung Bintang?" sela Fero yang juga tengah memperhatikan gerak-gerik mencurigakan seekor Jak.
"Kalau bisa kenapa enggak?" balas Jak santai, membuat Fero dan Lyra kebingungan.
Tak lama, dengan santainya Jak memasukkan telunjuknya ke hidung Bintang. Lyra yang melihat hanya bisa menggeleng pelan dan memilih untuk diam karena ia takut akan semakin mengganggu Bintang.
"Jak! Keadaan bintang lagi nggak bai-baik aja. Dia--"
Fero menghentikan ucapannya. Seharusnya ia tidak berkata demikian, Fero terlalu khawatir. Lihat, sekarang Lyra tengah menunggu ucapannya dengan raut bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Wish [BACA SELAGI ON GOING]
Teen FictionFyi, garis besar dari cerita ini terinspirasi dari kisah nyata. Aku Alyra, sangat bahagia karena telah ada orang baik yang menulis cerita dengan garis besar yang diangkat dari kisahku. Terimakasih kepada kalian, nama-nama yang Tuhan izinkan masuk da...