6.

10 6 2
                                    

Lexa termenung ke arah jendela mobil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lexa termenung ke arah jendela mobil. Tatapannya kosong. Suara berisik dari argumen Syera dan Rafa pun tidak ia hiraukan. Kedua telinganya ia sumbat earphone. Namun, nyatanya Lexa tidak benar-benar mendengarkan musik. Ia hanya membiarkan musiknya mengalun, sedangkan pikirannya berterbangan ke segala tempat.

"Rafa!"

BRUK

BAK

GEDEBUK

Axel menggeram. Fokusnya terpecah akibat suara dari kursi belakang. "Kalian ngapain, sih? Gue jadi gak fokus."

Suara berisik itu langsung mereda mendengar bentakkan Axel. Syera masih di posisinya yang terjatuh di dasar mobil bangku belakang. Tangannya mencoba meraih kamera polaroid merah muda dari genggaman Rafa.

"Raf, balikin polaroid Lexa ke Syera. Kasihan dia udah melas gara-gara muka jeleknya kefoto," saran Dion. Ia mencabut foto yang masih bertengger. Menampakkan wajah Syera yang sedang menguap, hingga lubang hidungnya membesar. "Pft, lubang hidung lu mirip terowongan, Ra."

Wajah Syera memerah, ia segera merebut kamera serta foto polaroid dari tangan Rafa dan Dion. "Menyebalkan."

Setelah pertengkaran kecil itu mereda, Axel menyetel radio agar tidak terlalu canggung. Sayup lagu Payphone dari Maroon 5 membuat mereka mulai bernyanyi, terkecuali dua persona kembar di kursi depan.

Suara dengkuran halus samar-samar mengiringi lagu. Axel melirik persona di kirinya. Senyumnya terbit, walau hanya lengkungan tipis. Adik tersayangnya akhirnya dapat tertidur. Sebelumnya, Lexa sama sekali tidak mau tidur, ia jadi paranoid.

"Aduh!"

Tiba-tiba Dion nyungseb. Mukanya terbentur kursi yang Lexa tempati, akibat Axel yang mengerem mendadak saat ia sedang berusaha pindah ke bangku tengah lewat atas bangku.

"Duh, Axel! Bahaya tahu!" kesal Syera yang tidak Axel indahkan.

Mata Axel hanya menatap Dion nyalang. "Ngapain, hm?" tanyanya dengan suara rendah.

Dion meneguk ludahnya kasar begitu berhasil duduk di kursi sebelah Noel. Ia tergugu, "S-syera sama Rafa berantem di belakang, jadi aku pindah kursi."

Axel kembali menatap jalanan cukup kecil di depannya. Ia memang memilih untuk lewat jalan pintas demi menghemat waktu. Namun, ia justru melihat hal yang janggal di spion dalam mobil. Matanya menyipit.

Noel yang menyadari gelagat Axel yang sedikit aneh, memilih bertanya, "Ada apa, Xel?"

Axel masih terdiam menatap kursi belakang lewat spion. Untuk apa dia di sini?

"Xel, lu lihat apa?" tanya Rafa.

Axel akhirnya menggeleng. Lanjut mengendarai mobil dengan kecepatan biasa. "Kalian udah sarapan?" Sontak semua menggeleng. Axel menghela napas. "Kita sarapan dulu di warung bubur di depan, ya."

The Secret UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang