Bagian Tiga

4 0 0
                                    

"Sekali lagi gue liat lo kasar sama Lala, awas lo."

Dio, Lala melihat Dio memukul Arda. Lala hanya terdiam. Ia cukup terkejut karena Arda membentaknya dan semakin terkejut karena Dio memukul Arda.

Dio menarik tangan Lala menjauh, Lala tidak menolak dan mengikuti Dio membawanya pergi.

Dio membawanya ke lapangan parkir, membuka mobilnya dan menyuruh Lala duduk di bangku penumpang.

Dio menutup pintu di sebelah Lala, dan berjalan menuju bangku kemudi.

Dio menyalakan mesin mobilnya dan menyalakan air conditioner, tanpa melajukan mobilnya. Tangannya meraih botol minum di bangku belakang dan memberikannya pada Lala.

Lala masih menatap ke depan dengan pandangan kosong.

"La, minum." Kata Dio.

Lala menoleh dan mengambil botol minum dari tangan Dio. Lala menghabiskan air dalam botol itu, dan menarik napas panjang dan menghembuskannya.

"Thankyou, tapi..."

"Gue gak akan minta maaf, La, baik ke lo, maupun ke Arda. Terutama Arda. Dia kasar, nggak ada hal yang membenarkan apa yang dia lakuin ke lo tadi. Kalo ke lo, gue kesel banget liat lo yang masih aja nekat, tapi kayaknya gue tetep harus minta maaf udah bikin lo shock." Kata Dio.

"Jangan ikut campur, Yo." Kata Lala menunduk.

"Lo adalah orang keseribu yang nasehatin gue buat berhenti deketin Arda. Even sahabat gue Rista, dia gak setuju juga. Kebayang gak sih, nggak ada yang dukung lo sama sekali di saat lo pengen dapetin sesuatu?" jelas Lala.

"La, mereka nggak salah nggak mendukung lo, mereka pengen liat lo seneng, bukan sedih, gue yang hitungannya baru kenal sama lo aja udah capek liat Arda acuh sama lo. Lo enggak capek?" tanya Dio.

"Capek, tapi gue say.."

"Apa? Sayang? La, sayang itu nggak bodoh. Lo harus sayang sama diri lo sendiri sebelum lo sayang sama orang lain. Lo yakin udah sayang sama diri lo sendiri?"

"Enggak, Yo. Gue tau gue salah, tapi gue gak bisa gitu aja ngilangin perasaan gue. Dua tahun, Yo, dan nggak berubah." Jelas Lala lalu menyandarkan kepalanya ke sandaran bangku.

Dio mengangkat tangannya mengelus puncah kepala Lala pelan. Lala terkejut dan langsung membuka mata.

"Jangan salah paham, gue cuma mau nenangin lo. Kalo lo udah tenang, lo boleh keluar." Jelas Dio. Lala kembali menyandarkan kepalanya dan memejamkan mata.

"Makasih, ya, Yo, seenggaknya gue tenang."

Dio hanya tersenyum, tanpa Lala sadari.

"Sini ponsel lo." Kata Dio yang langsung menyambar ponsel Lala.

"Eh, mau ngapain?"

Dio terlihat mengetikkan sesuatu dan segera mengembalikan ponsel itu pada Lala.

"Telepon gue kalo lo butuh, kapanpun, terutama kalo Arda bikin lo hampir nangis kayak tadi." Jelas Dio.

Lala hanya terdiam menatap ponselnya.

"Janji sama gue, La?"

Lala mendongak dan tersenyum.

"Apaan sih, emang lo admin 911?" kata Lala menanggapinya bercanda. Dio berdecak.

"Please?" ucap Dio sambil menggabungkan kedua tangan di depan wajahnya memohon.

"Ish, oke, janji." Kata Lala.

PleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang