💗💗💗
Jangan lelah untuk selalu berdoa, minta sungguh-sungguh pada Allah. Karena Allah tak akan pernah menyia-nyiakan hambanya yang meminta kepada-Nya.
💗💗💗
Raihan juga ikut panik, melihat Aisyah kejang-kejang. Dr. Irwan langsung memencet tombol pemanggil dokter agar Aisyah mendapat penanganan lebih lanjut.
"Syah, tenang, Syah. Kamu harus kuat ya, Syah." Raihan menggenggam erat tangan Aisyah yang terus memberontak. Namun, gerakan Aisyah semakin melemah. Tubuh gadis itu tiba-tiba terkulai lemah.
"Astaghfirullah ... denyut nadi Aisyah semakin melemah." Netra Raihan sontak membeliak saat mendengar ucapan Dr. Irwan.
"Ya Allah, Dok. Tolong Aisyah, Dok. Saya mohon cepat lakukan sesuatu untuk Aisyah, Dok." Raihan menatap sendu ke arah Dokter Irwan, ia begitu tampak memohon dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.
Belum lagi Dr. Irwan membuka suara, tiba-tiba seorang dokter beserta seorang perawat datang.
"Sorry please come out, Sir." Raihan pun keluar dengan langkah gontai. Sebenarnya ia ingin menolak karena ingin menemani sang istri. Namun, apalah daya. Sudah menjadi aturan rumah sakit, agar keluarga keluar ruangan saat dilakukan pemeriksaan. Tujuannya agar dokter tak terganggu dan bisa leluasa melakukan penanganan.
"Ya Allah ... tolong berilah kesembuhan untuk istri hamba. Jangan dulu ambil dia ya Allah," ucap Raihan dalam hati. Tampak ia kemudian meraup wajah, tepat bersamaan air mata yang mulai mengalir.
Detik-detik menegangkan bagi Raihan. Ia sama sekali belum siap dengan kemungkinan buruk yang akan terjadi. Ia begitu mendamba dalam harap agar suatu waktu bisa hidup berbahagia bersama Aisyah setelah jalinan halal terikat.
Tak Ayal, sebagai laki-laki yang sudah lama memimpikan sebuah pernikahan. Raihan pun sering membayangkan bagaimana dia merasakan kebahagian hidup bersama sang istri. Hari-harinya akan berlalu begitu indah karena bisa setiap saat melihat Aisyah tanpa takut berdosa lagi. Bisa salat dan mengaji bersama Aisyah. Bangun tidur, melihat Aisyah dan apa pun keperluaannya akan disediakan oleh Aisyah. Ia pun pasti akan selalu bahagia bisa melewati waktu santai bersama Aisyah.
Ya Allah ... Syah, kamu harus kuat, ya. Jangan pernah tinggalin aku. Kita belum merasakan kebahagiaan hidup bersama layaknya pengantin baru lainnya. Tak inginkah kamu melewati hidup bersama denganku? Ya Allah ... tolong sembuhkanlah Aisyah, ya Allah. Hati Raihan terus meracau dan memohon. Karena ia tahu, tak ada yang kuasa menyembuhkan selain Sang Maha Pencipta.
Tampak Raihan sangat gelisah. Ia tak bisa duduk tenang menunggu, alhasil ia terus berjalan mondar-mandir di depan ruang rawat Aisyah.
Waktu yang terus melaju seakan berputar begitu lambat bagi Raihan. Laki-laki itu tak bosan menatap pintu kamar Aisyah berulang kali. Berharap Dokter akan memberikan kabar baik mengenai kondisi Aisyah saat ini. Namun tak bisa dipungkiri, jika hatinya saat ini benar-benar merasa cemas dan takut akan ada kabar buruk yang malah tersampaikan. Apalagi mengingat kata dokter Irwan tadi, jantung Aisyah semakin lemah.
"Enggak, enggak. Aisyah pasti sembuh, Aisyah pasti sembuh." Raihan terus berusaha mengenyahkan pikiran buruk yang terus bergelayut di benaknya. Ia harus positif thinking atas setiap takdir-Nya. Mungkin lebih tepatnya saat ini Raihan sedang menghibur diri sendiri atas ketakutan yang melanda hatinya.
Waktu terus bergulir, hampir setengah jam berlalu. Namun, pemeriksaan belum juga usai. Bibir Raihan tak hentinya melafalkan zikir, agar hatinya lebih tenang.
"Allah, Allah, Allah. Hanya Engkau Maha Menyembuhkan segala penyakit. Berilah Aisyah kesembuhan, ya Allah."
Raihan tak bisa membayangkan bagaimana keluarganya di tanah air jika sampai terjadi hal buruk pada Aisyah. Padahal, beberapa menit yang lalu hatinya terasa lega dan tak sabar ingin mengabari Aisyah yang akan dipindah di Indonesia. Ia juga sempat membayangkan bagaimana senyum sang Ummi dan keluarga Aisyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kupilih, Kamu
FantasiNgeselin, tapi lama-lama ngangenin. Apakah pada akhirnya akan muncul benih-benih cinta? Yuk Mampir. Jangan lupa voment ya 😊