Chapter 55

42 7 0
                                    

Riinu berjalan-jalan sendirian di tengah pesta meriah kerajaan Fyscal. Walaupun tadi dirinya sedikit kewalahan saat dikerubungi oleh para Putri bangsawan, akhirnya ia bisa melepaskan diri dengan halus dan sopan.

Kedua maniknya yang berbeda warna sejak tadi berbinar kagum setiap melihat pemandangan yang menakjubkan ataupun bangunan istana yang begitu mewah itu.

Langkah Riinu terhenti begitu saja saat ia mendengar ada yang memanggil namanya. Tapi saat melihat ke sekeliling, yang dilihatnya hanyalah orang-orang yang sibuk mengobrol sambil makan-makan dan menari dengan pasangan masing-masing.

''Riinu-sama, keluarlah sebentar. Ada hal penting yang ingin saya sampaikan."

Setelah memastikan bahwa yang bisa mendengar suara itu hanyalah dirinya, Riinu segera keluar dan menemui burung merpati yang saat itu mengantarnya ke pelabuhan.

"Nocta! Sudah ku duga itu kau." ucap Riinu dengan riang begitu ia melihat merpati putih itu lagi.

"Maaf telah mengganggu anda, Riinu-sama..." ucap merpati itu.

Mendengar kawan barunya itu masih kaku membuat Riinu cemberut. "Jangan terlalu kaku begitu, kita ini teman kan?"

Merpati yang Riinu panggil 'Nocta' itu menghela nafasnya. "Anda sendiri yang menyuruh saya untuk menjadi teman anda."

"Kapan aku menyuruhmu? Aku hanya memintamu." sahut Riinu masih dengan ekspresi cemberutnya.

"Permintaan seorang bangsawan seperti anda sama saja dengan perintah." tutur Nocta yang kembali menghela nafas.

Kedua telinga anjing Riinu menurun. "Jadi kau tidak mau berteman denganku ya? Ya sudah aku tidak akan memaksamu."

Dalam hati merpati putih itu tertawa kecil melihat sifat Riinu yang menurutnya agak kekanakan itu. Misinya untuk menjahili Riinu dan membuat telinga anjingnya menurun berhasil.

"Aku hanya bercanda, Riinu-kun. Mana mungkin aku tidak mau berteman denganmu." ucapnya disertai kekehan kecilnya.

Kini giliran Riinu yang menghela nafas. "Dasar... Jadi, apa surat yang kau cengkram itu untukku?"

Nocta mengangguk kecil dan meletakkan gulungan kertas yang dibawanya itu pada kedua tangan Riinu. "Tadi saat bertemu dengan Yang Mulia, beliau menitipkan surat ini untukmu."

"Ohh, dari Ayah ya? Yosh, aku akan membacanya sendiri nanti. Terima kasih, Nocta." tutur Riinu yang memasukkan surat itu dalam saku jas nya.

▂▂▂

Wanita cantik bergaun biru menoleh sesaat, apa itu hanya perasaannya saja ya?

Dia kembali berjalan menikmati betapa indahnya pernak pernik yang ada di pesta ini. Senyumannya tidak bisa lepas dari wajah cantiknya. Semua orang yang melihat kecantikan dirinya, menatapnya begitu iri.

Banyak para pria yang ingin mengajaknya mengobrol dan itu membuat para wanita menatapnya tajam. Hanatan sudah terbiasa mendapat tatapan iri dan benci dari orang-orang. Dia sama sekali tidak memperdulikannya.

Hanatan terdiam sejenak saat telinganya menangkap sebuah alunan musik yang membuatnya terpesona. Begitu indah dan sempurna. Hanatan mencari seseorang yang memainkan musik itu. Dia tersenyum. Boleh juga, dia ingin memilikinya. Mungkin nanti, tidak sekarang. Bahaya jika dirinya mengacau ditempat seperti ini dan lagi itu bukan gayanya.

Hanatan tidak suka merusak tempat yang begitu indah dan mengangumkan ini. Dia tidak akan bisa.

Beberapa pria mulai menghampirinya untuk mengajaknya berdansa, namun Hanatan mengabaikan mereka. Mereka bukan tipenya.

Langkah kakinya kembali berjalan, manik mata indahnya menangkap sesosok manusia setengah hewan yang membuat dirinya langsung dibuat terkagum-kagum. Sudah lama dia tidak melihat bangsa halfy di dunia ini. Kabarnya mereka adalah makhluk yang sangat langka. Sedang apa pemuda itu ada disini?

Hanatan dengan cepat menghampiri pemuda itu. "Nee.. mau berdansa denganku?'' Tanyanya memasang senyum termanisnya.

"Eh? Aku??" tanya Riinu yang agak terkejut dengan menunjuk dirinya sendiri.

Melihat respon wanita bergaun biru itu yang mengangguk dengan senyumannya, serta tatapan iri dari para pria yang berada disana yang membuatnya merasa tidak nyaman, Riinu mencoba untuk mengabaikan tatapan itu dan tersenyum pada wanita dihadapannya.

"Jika kau tidak keberatan denganku... Dengan senang hati." ucap Riinu yang mengulurkan tangannya pada wanita itu.

"Siapa namamu wahai pemuda tampan?'' Ditengah dansa mereka, Hanatan menyempatkan diri bertanya.

Dia penasaran siapa nama pemuda yang tengah berdansa dengannya itu.

"Riinu de Alcyth, tapi panggil saja Riinu." jawabnya, ia tersenyum manis pada wanita yang masih belum dikenalnya itu.

"Kau sendiri? Siapa namamu, Nona cantik?" tanya Riinu balik masih dengan senyumannya.

Ia jadi teringat, saat hubungannya masih baik-baik saja dengan Rineko, saudara kembarnya yang bersurai hitam itu pernah mengatakan sesuatu padanya.

"Jika suatu saat nanti kau bertemu dengan seorang gadis--siapapun itu, terutama yang belum kau kenal, kau harus menyebutnya "Nona cantik" atau kau akan dianggap tidak sopan."

Walaupun sekarang Riinu meragukan ajaran kembarannya itu, Riinu masih menuruti nasehat itu.

Hanatan terkekeh kecil, bocah ingusan ini ternyata bisa menggombal juga. Dia pikir pemuda bersurai merah itu tipe-tipe pemuda yang polos dan baik.

Ternyata benar ya, kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari luarnya saja.

"Panggil saja aku Glaxcia.'' Katanya memasang senyuman misterius.

Sekilas Riinu merasa ada yang aneh dengan senyuman milik wanita itu. Tapi karena tidak ingin berburuk sangka, Riinu pun mengabaikan perasaannya dan balas tersenyum.

"Hai, Glaxcia-san."

Hanatan balas tersenyum. Dia baru menyadari jika pemuda bernama Riinu ini adalah seorang putra mahkota dari kerajaan Crynce.

Untung saja dirinya jarang mengunjungi kerajaan itu, dia lebih suka mengobrak-abrik kerajaan yang sudah hampir diambang kehancuran daripada harus berurusan dengan kerajaan yang masih terlihat baik-baik saja.

Tapi bukankah baru-baru ini dia sempat pergi kesana ya? Maa.. tidak akan ada yang mengenalinya juga kan?

"Kau kesini sendiri?'' Tanya Hanatan, matanya sempat melirik ke arah tempat Riinu tadi.

Siapa tahu saja ada orang yang dikenalnya. Jika itu memang benar, bisa bahaya kan?

'Semoga saja Clyne tidak ada disini.' Batinnya memohon.

"Un... Ku rasa tidak juga?" jawab Riinu dengan ragu.

"Begitu ya,'' Hanatan memasang wajah sedihnya. "Apa kau datang dengan pasanganmu?'' Tanyanya lagi. Dia ingin memastikan bahwa semuanya baik-baik saja.

"Ah, tidak. Aku masih belum punya pasangan." jawab Riinu lagi.

"Hontou?'' Hanatan tersenyum senang saat mendengarnya.

Saking senangnya dia hampir saja tersandung oleh kakinya sendiri.

Riinu sedikit kebingungan saat melihat Hanatan yang nampak sangat senang. Tapi lagi-lagi ia mengabaikan perasaannya itu dan tersenyum. "Un, begitulah."

Hanatan kembali memasang senyumannya.

Mereka berdua masih larut dalam suasana pesta dansa yang mulai mencapai akhirnya.

Hanatan menunduk sekilas saat musik sudah berhenti. "Arigatou, Riinu-kun.'' Ucapnya.

Hanatan tersenyum kearah Riinu. "Semoga kita bisa bertemu lagi.'' Ucapnya sebelum akhirnya pergi meninggalkan Riinu.


Tsukihime Yozora

Prince of Fantastic [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang