Valerie masih tidak percaya bahwa dia akan dipindahkan ke Prancis. Ia akan meninggalkan rumahnya yang berada di Chicago; Valerie tidak membawa banyak barang, hanya sebuah koper kecil yang berisi pakaian kerja dan beberapa kebutuhan.
Valerie sempat berencana untuk menitipkan beberapa barang miliknya kepada pemilik apartemen yang ia sewa. Entah, ia akan kembali suatu hari nanti atau tidak, Valerie akan meminta untuk dikirimi barang-barangnya jika dirinya berencana untuk tinggal di Prancis dalam waktu yang lama. Pintu kamar Valerie terbuka, dan tentu dirinya sudah tahu siapa yang akan datang kalau bukan sahabatnya, Clara siapa lagi.
"Apa kau sudah akan pergi?" Clara datang dan langsung memeluk tubuh Valerie yang berpakaian rapi.
"Ya, pesawatku akan lepas landas satu jam lagi. Selamat tinggal, Clara... Jangan lupa jaga kesehatanmu." Valerie memeluk tubuh Clara, satu-satunya teman yang dimilikinya.
"Jaga dirimu baik-baik, Valerie, biar aku yang mengantarmu ke bandara." Clara mengambil koper Valerie dan menuntunnya keluar dari apartemen.
Sebelum pergi, Valerie sempat berpamitan dengan pemilik apartemen yang ia sewa. Valerie menatap sekali lagi bangunan tua yang sudah terasa nyaman baginya selama 8 tahun terakhir ini.
******
"Hubungi aku saat Kau tiba di Prancis. Ingat, Kau tidak boleh melupakan aku, sahabatmu." Valerie tertawa saat melihat raut wajah Clara. Biasanya ia selalu bercanda, tapi sekarang ia terlihat serius dengan kata-katanya.
"Jangan menikah tanpaku, Clara... Kau harus ingat bahwa aku berkewajiban untuk memilih calon suamimu." Valerie memberikan pelukan terakhir sebelum ia melambaikan tangannya.
Ini merupakan perjalanan yang panjang bagi Valerie. Bagaimana mungkin seorang wanita miskin seperti dia bisa bepergian ke luar negeri, bahkan hanya untuk menikmati segelas Wine? Valerie harus berpikir beberapa kali untuk menggunakan uang gajinya. Tinggal di Chicago seorang diri sangatlah sulit; ia harus makan seadanya dan harus menyisihkan uang untuk transportasi dan sewa apartemen yang harus dibayar setiap bulannya, belum lagi kebutuhan-kebutuhan yang mendesak.
Mendapatkan tiket pesawat kelas bisnis membuat Valerie semakin terkejut. Ia mengira Mr. Regan membayarnya dengan tiket kelas ekonomi, tapi ia salah! Ia semakin malu ketika mengetahui bahwa Valerie duduk di kelas ekonomi, padahal di tiket pesawat tertulis kelas bisnis.
"Rasanya seperti mimpi." gumam Valerie duduk di kursi pesawat yang empuk dan hanya diisi oleh beberapa orang yang pastinya orang kaya.
Pramugari datang menghidangkan makanan yang sangat mewah, dan kali ini Valerie merasa sangat menyesal karena tidak bisa menikmati sepotong daging yang terlihat indah di atas piring emas. Bahkan ada berbagai macam garpu, pisau, dan peralatan makan lainnya di sampingnya. Pramugari juga menuangkan wine ke dalam gelas di depan Valerie.
"Apakah Anda ingin kami memutar film?" Pramugari itu bertanya lagi kepada Valerie, membuat Valerie merasa sedikit gugup.
"Tentu." Sedikit rasa gugup yang menguasai Valerie membuat nadanya menjadi kaku.
Pramugari itu menyalakan layar LCD yang terpasang di bagian depan kursi di setiap kursi kelas bisnis. Mata Valerie tertuju pada wanita yang menjadi model iklan maskapai penerbangan yang sedang ditumpanginya, Veronica, ibunya. Tangan Valerie langsung menggenggam garpu di tangannya dengan erat, untung saja itu hanya sebuah iklan yang dengan cepat berganti menjadi film roman yang tidak ia ketahui judulnya.
Setelah menempuh perjalanan selama beberapa jam, Valerie akhirnya tiba di Bandara Charles de Gaulle. Dia melihat sekeliling untuk mencari seseorang yang akan menjemputnya. Valerie melihat jam di pergelangan tangannya dan berjalan untuk duduk di salah satu kursi yang tersedia. Ia takut tersesat karena Valerie belum pernah ke Prancis sebelumnya, hingga seorang pria berusia 40-an tahun menghampirinya.
"Apakah nama Anda Valerie Ashley? Aku Depson, yang bertugas menjemput Anda." Pria tua itu menyapa Valerie.
"Ya, Aku Valerie dari Chicago." Valerie berdiri saat pria itu menuntunnya menuju mobil mewah yang terparkir di pintu keluar bandara.
"Silakan, Nona, Aku akan mengantar Anda ke apartemen." Valerie mengangguk dan naik ke kursi belakang seperti seorang wanita besar; dirinya tidak perlu repot-repot membawa barang bawaannya.
Selama perjalanan, Valerie terhipnotis oleh keindahan kota Paris, yang merupakan destinasi yang wajib dikunjungi jika kalian punya uang yang banyak. Valerie adalah salah satu orang yang beruntung bisa datang ke kota ini.
Namun ia kembali berpikir bahwa ia akan dipindahkan ke salah satu perusahaan di Paris, namun ia tidak tahu seperti apa pekerjaannya di sini. Dan seperti yang dikatakan Mr. Regan, Valerie tidak lagi berada di bawah kepemimpinan Mr. Regan, melainkan di bawah atasan yang lain.
Ketika melihat kota Paris, Valerie bahkan masih ingat wajah pria itu. Selalu merusak hari-harinya, wajah tampan itu selalu membuat Valerie berkhayal tentang pria itu. Bahkan, dengan membayangkannya saja Valerie sudah tidak bisa diajak bekerja sama, apalagi jika ia dekat dengan pria itu.
Mobil yang membawanya berhenti di depan sebuah kompleks apartemen elit.
"Apa mungkin aku akan tinggal di sini?" Valerie berkata dalam hati."Nona, kami sudah sampai di apartemen Anda, ayo masuk." Depson membukakan pintu untuk Valerie. Valerie melihat bangunan apartemen itu dari dekat. Desainnya didominasi oleh banyak kaca, dan ada satu balkon indah yang menjorok ke depan, yang merupakan lapangan golf yang sangat indah.
"Nona, silakan masuk." Depson menekan kata sandi numerik di pintu sampai berbunyi klik. Valerie, yang berada di belakang Depson, hanya melihat, mengagumi keindahan di dalamnya, yang dipenuhi dengan perabotan mewah dan modern.
"Apartemen ini akan menjadi tempat tinggal Anda." Nona, kata sandi pintu Anda adalah 260487.""Anda bisa berkeliling apartemen besok... Aku akan mengantar Anda ke perusahaan tempat Anda akan bekerja. Aku harap Anda tidak akan terlambat karena majikan tidak menyukai orang yang tidak disiplin dan rapi. Tolong jangan berpakaian terlalu seksi." Valerie mengangguk mendengar penjelasan Depson. Depson meninggalkan sebuah kartu nama dengan nomor teleponnya.
Setelah itu, Depson meninggalkannya sendirian di apartemen yang luas ini.
Valerie berjalan ke dapur, yang sangat keren karena didominasi oleh marmer hitam yang mahal. Tangan Valerie membuka pintu kulkas dua pintu. Untuk melihat apakah masih ada air yang tersisa untuknya atau tidak. Ia semakin terkejut ketika menemukan berbagai jenis air dalam botol kaca berjejer di dinding pintu kulkas. Semua bahan makanan ada di sana, juga berbagai jenis Snack dan buah- buahan.
"Wow, ini seperti di surga." Valerie melihat banyak buah memenuhi pintu yang lain. Valerie tidak percaya ia mendapatkan perlakuan seperti ini, dan ketika ia bertemu dengan atasannya, ia akan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
"Aku harap dia orang yang baik dan bukan pria tua." Valerie membuka tutup botol air mineral dan meneguknya, berharap ini adalah kehidupan terbaik yang telah ia pilih.******
Yooo sabar yah yang nunggu cerita ini aku akan secepatnya supaya cerita ini bisa di baca setiap hari sama kalian jangan lupa vote dan follow
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐘𝐎𝐔𝐑 𝐌𝐘 𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍, 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄 ( 𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓 ) Repost
Любовные романы⚠️ 21+ Arthur Davidson secara tidak sengaja bertemu Valerie Ashley di sebuah acara pertunangan. Sejak hari itu, Arthur terus mencari keberadaan Valerie. Dia begitu terobsesi untuk menjadikan tubuh Valerie miliknya. Valerie menjadi sekretaris Arth...