Lima Belas Tahun kemudian..
Seorang pria melangkahkan kakinya menuju tempat tidur panjang sahabatnya. Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celana panjang. Kedua matanya menengadah. Langit cerah. Ia tersenyum.
Langkahnya terhenti di depan nisan marmer berwarna hitam. Tangannya terulur untuk mengusapnya.
" Hai, Jer. Kangen gue. Lama nggak nyapa elo ".
Mario mendudukkan tubuhnya diatas bangku beton kecil yang sengaja dibuat di depan pusara Jerry.
" studio sibuk banget. Kemaren kita habis dapet project export ke Amerika. Your dream come true, dude! Gue wara-wiri Indo-Amrik selama setahun penuh. Jadi maaf baru hari ini gue bisa kesini "
" gue tahu elo nunggu cerita gue soal Safira kan? ", Mario dengan ekspresi tengilnya lalu terkekeh,
" iya dia sehat, Jer. She's gorgeous. That's why I realize why you loved her so much. Semakin tahun dia semakin baik. Dia semakin sibuk dengan yayasan sosial bagi penderita leukimia yang dibuatnya lima tahun lalu. She helps people a lot. Dia bantu orang-orang yang kekurangan untuk dapetin pengobatan kanker darah dengan layak. She's the real angel. You must be proud of her "
" Gue nggak bermaksud bawa dia masuk sedalam ini, tapi gue nggak bisa bohong kalau gue seegois itu mau dia selamanya. Tapi gue-nya sendiri sekarat. Gue paham, Yo, kondisi gue makin memburuk. Gue udah bisa ngerasain itu. Tubuh gue udah beda. Gue cuma berharap bisa bertahan sedikit lebih lama~ "
" JER! "
Jerry mengusap wajahnya kasar, " tolong dengerin gue "
" tolong jaga Safira, Yo " menghela nafas panjang,
" maksud gue, jaga dia pake hati lo "
Mario mengerutkan kening, " pake hati? ", otaknya sadar beberapa detik kemudian, " maksud lo hati.. Wo! Enggak, Jer! Gue nggak bisa lebih dari itu "
" it's easy to love Safira. She's loveable "
" tapi bukan berarti gue harus jatuh cinta sama dia ", potong Mario, dengan suara meninggi. Memutar tubuhnya dan mengacak rambutnya kasar,
" Jer ", memanggil sahabatnya dan kali ini dengan suara datar,
" yang paling penting sekarang adalah kondisi elo. Ubah mindset lo. Elo nggak meninggal di tempat ini. Elo akan pergi setelah elo menua bareng Safira. Isn't it so beautiful, right? Cucu dan anak-anak kalian yang akan nguburin tubuh elo. Bukan bokap nyokap lo. Coba elo masukin itu di dalam kepala lo. Pikiran juga mempengaruhi kondisi kesehatan. Just keep positive mind. Please, Jer "
Jerry menghela nafas dengan mata menerawang, " gue khawatir keadaan Safira setelah gue nggak ada. Dia gadis yang pemikir. Gua takut dia hanya pendam perasaannya sendiri setelag gue tinggalin dia. Tiap hari gue berusaha tenang. Gue udah ikhlas kalau pada penyakit ini bikin gue pergi ninggalin lo semua. But how about Safira? She's not gonna be okay, Yo "
" pada awalnya akan terasa berat. Tapi berjalannya waktu, she will be healing, but she will always remember you. Gue tahu elo secinta itu sama Safira, tapi elo nggak bisa minta itu ke gue. Gue akan jaga Safira. Tapi sebagai sodara. Seperti kakak laki-laki Safira "
Jerry menoleh dan menatap Mario, " gue mau bilang, gue lebih rela Safira berakhir sama elo dibanding pria lain yang baru dia kenal setelah gue "
" stop b*ngs*t! "
Jerry terkekeh. Tak lama kemudian Tante Bianca masuk ke kamar Jerry, dan Safira mengekor dibelakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORTSTORY COLLECTION
Romansasekumpulan cerita pendek dalam satu cover Tidak semua happy ending ** Cover source : pinterest