3. Perasaan yang sama, Ego yang berbeda

380 56 6
                                    

🎵 MainkanMelawan Hati by Fiersa Besari, Prisa Mandagie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎵 Mainkan
Melawan Hati by Fiersa Besari, Prisa Mandagie

🎵 MainkanMelawan Hati by Fiersa Besari, Prisa Mandagie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Bian tadi kemana?"

"Kepo!"

Sabian dapat mendengar jelas hela napas berat dari seberang telepon, tapi ia tidak peduli dan menutup panggilan begitu saja. Dean selalu mengganggunya, menganggap hidup ini mudah walau ia harus menerima orang-orang baru untuk menjadi keluarganya. Naif sekali, padahal mereka sama-sama tahu bagaimana kacaunya hati dan pikiran saat rumah tangga terpecah belah, lantas salah satu dari orangtua melontarkan kata cerai. Tapi Dean seolah menerima semua fakta lapang dada, bahkan menerima Citra menjadi mama baru dengan tulus. Atau bahkan, berusaha menerima Sabian menjadi bagian dari keluarganya?

Ingin tertawa rasanya, Sabian baru tahu jika alasan Citra sering pergi keluar kota adalah menjenguk Dean. Anak dari selingkuhannya yang kala remaja memang sakit-sakitan. Citra bahkan memilih menemani Dean menjalani pengobatan daripada menemani Ian fisio terapi. Konyol, yang anak kandung yang mana?

"Iced Americano." Ia memesan.

Setelah membayar ia memberitahu bahwa ia akan duduk di teras. Kasir perempuan yang selalu tersenyum manis pada pelanggannya itu menganggukinya, berujar ceria, "Siap kak. Silahkan menunggu pesanan."

Sabian tersenyum kikuk, entah pelayanan disini yang terlalu ramah atau gadis ini saja yang selalu kelewat bersemangat. Sabian berjalan keluar, menuju satu meja di ujung kemudian mengeluarkan macbooknya.

Ia tidak berusaha menjadi anak baik, ia hanya malas mengulang semester lagi di mata kuliah yang sama. Kalau begitu terus dia bisa di drop out, ia hanya malas bertengkar lagi dengan Aryo. Pesanannya datang tak lama kemudian, setelahnya ia fokus pada makalah milik Dean Kasyafani yang sedang dia modifikasi. Katakanlah dia menyontek tugas orang lain, tapi menyontek cerdik ala Sabian tentu saja beda.

Belum sampai ia menyeruput pesanannya, ia dibuat kaget saat sesuatu yang lembut menyapa kakinya.

Sabian mengernyit saat menemukan kucing gemuk orange sedang mengusakkan kepala dengan manja di kakinya. Raut masam di wajahnya--karena segala macam beban hidup--melunak saat melihatnya, bahkan sekarang kuncing gempal itu menggesekkan punggung didekat sepatunya. Mencari perhatian. Sabian tersenyum kecil.

NEVER ENDING STORY ( Spin Off Boy With Love )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang