episode 1

610 94 2
                                        

Drap... Drap...

Cklek...

Brakk!

"Huff..."

Diruangan yang gelap, lebih tepatnya di kamar hotel yang tidak bercahaya sedikitpun selain pantulan rembulan dari luar jendela sana.

Dia tidak peduli siapa penghuni kamar hotel ini. Yang terpenting baginya saat ini adalah bersembunyi hingga masalah ini berakhir.

Klik!

Sial! Siapa yang menyalakan lampunya?!

Alina melirik pada seseorang yang sedang terbaring diatas ranjang dengan posisi lurus. Tidak ada tanda tanda pergerakan. Namun didetik berikutnya seseorang yang sedang terbaring itu tiba tiba mengangkat sedikit kepalanya melirik pada Alina.

Drap! Drap!

Dengan gerakan cepat, wanita itu langsung memangkas jarak antara keduanya.

Grep!

Klik!

Lampu kembali padam. Tidak begitu jelas namun terlihat juga, karena pantulan sang rembulan. Alina tak melepaskan tangannya yang sedang membekap mulut seseorang tersebut yang diketahui adalah seorang pria.

"Jika Kau bergerak, tidak ku pastikan nyawamu akan selamat." bisiknya setelah memangkas jarak antara wajahnya dan pria tersebut.

Tidak ada pergerakan seperti perlawanan. Pria itu terus saja menatap kedua mata gadis tersebut tanpa memberontak.

"Bau darah?!"

Pria itu kembali membaringkan tubuhnya dengan mulut yang masih dibekap oleh Alina. Merasa tidak masalah, Alina melepaskan tangannya dari wajah pria tersebut.

Namun tak selang beberapa detik..

Trek!

Klik!

Trek!

Lampu kembali menyala. Namun kali ini posisi keduanya sama sama menodong sebuah senjata api. Dengan ujung senjata yang saling mengarah pada kepala, pria itu berkata, "Siapa kau?"

"..."

Alina tidak mengeluarkan sepatah katapun, wanita itu tetap fokus menatap mata lelaki yang berada dihadapannya saat ini.

Drap... Drap...

"Hanya kamar ini yang berada paling ujung,"

Suara seseorang menyapa indra pendengaran wanita tersebut dari luar sana. Merasa tau apa yang akan terjadi, tiba tiba saja gadis itu bertindak spontan.

Cklek...

Grep!

"Emmhhh..."

Cup!

What?! Pria itu dibuat tertegun ketika wanita yang tidak ia kenali ini tiba tiba saja melepas pakaiannya yang hanya menampakan sebatas dada. Dengan posisi yang berada di atas tubuh pria tersebut, wanita itu tak segan segannya bermain bibir dan tangan. Jemarinya bernari nari di dada bidang lelaki yang masih mengenakan pakaian utuh.

Tak kalah terkejutnya, ketika beberapa orang yang menerobos masuk tiba tiba saja dihadapkan dengan pemandangan yang seperti ini. Wow!

"Emhh, babyhh..."

Deg!

Alina menarik kepala pria tersebut kedalam dekapan antara dadanya dan leher jenjangnya. Wanita itu tak tanggung tanggung membusungkan dadanya hingga membuat kepala pria itu bersentuhan dengan kedua bendanya.

Don't Again. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang