SATU

700 90 18
                                    

Sena adalah seorang lelaki manis yang bekerja sebagai bartender di sebuah bar exclusive di kota tempat tinggalnya. Malam itu, ia sedang meracik cocktail pesanan pelanggannya ketika seorang lelaki menghampirinya.

"Hai." Sapa lelaki itu.

Sena melirik sebentar. Lelaki di hadapannya tampan. Itu yang ada di pikirannya pertama kali ketika melihatnya. Auranya seksi. Dan sekarang lelaki itu tersenyum miring kepadanya membuatnya bertanya-tanya. Tetapi ia memilih tidak peduli dan melanjutkan lagi pekerjaannya.

"Apakah tuan ingin memesan sesuatu?" Tanyanya.

"Tidak." Jawab lelaki itu.

Sena hanya mengangguk. Ia tidak peduli. Siapa tau lelaki itu hanya ingin duduk-duduk di stool depan counternya. Bisa saja kan?

"Berapa?" Tanyanya.

Sena mengerutkan keningnya. "Apanya?"

"Tubuhmu. Mau One Night Stand?"

Tubuh Sena menegang. Ia menatap lelaki itu marah. "Apakah tuan tidak bisa membaca?"

"Apa maksudmu?" Tanya lelaki itu.

Sena menghentikan sementara aktifitasnya. Ia menunjukkan nametagnya di hadapan lelaki itu. "Sena, bartender bukan Sena, Pekerja Seks Komersial."

Lelaki itu menggeram. "Sial! Tidak taukah kau siapa aku?"

"Kenapa saya harus tau tentang anda? Apakah anda presiden?"

"Tetapi seharusnya kau tau siapa aku! Apa kau tidak mempunyai televisi di rumah?"

"Memangnya anda ini aktor atau apa?" Tanya Sena.

"Aku Minho. Seorang professional dancer. Kau benar-benar tidak tahu?"

"Apakah seperti ini sikap yang mencerminkan seorang professional dancer? Pergi ke bar dan menggoda orang di bar?"

Minho mengepalkan tangannya kuat-kuat. Sial! Ia tidak pernah dipermalukan seperti ini sebelumnya. Semua orang akan bertekuk lutut kepadanya. Tentu saja karena ia tampan bahkan seharusnya bartender manis ini bersyukur karena Minho mengajaknya melakukan itu.

"Ada apa ini?" Seorang lelaki berdiri di sebelah Sena.

"Eric, lelaki ini menggodaku." Sena menunjuk Minho.

"Tuan Minho maaf, saya bawa teman saya sebentar."

Minho mengangguk. Eric membawa Sena ke ruang ganti.

"Astaga Sena, tidak tahukah kau tadi berhadapan dengan siapa?" Eric mengusak wajahnya.

"Tidak. Kalau aku tahu memangnya aku akan mendapat uang?"

"Kau akan mendapatkan uang kalau kau mau diajak tidur dengannya."

"Apa kau pikir aku serendah itu, Eric? Aku memang bekerja di bar, tapi bukan berarti aku murahan dan mau diajak tidur pelanggan sana-sini."

Eric mengatupkan mulutnya. "Sena aku minta maaf, aku tidak bermaksud seperti itu. Tapi tuan Minho itu adalah tamu VIP di bar ini. Dia professional dancer terkenal dan selalu kemari disaat waktu senggangnya. Sena, jangan membuat masalah dengannya kalau kau tidak mau berurusan dengan Bar Manager."

"Tapi dia mengajakku tidur Eric. Dan aku tidak mau tidur dengannya. Tidak semua orang mau tidur dengannya hanya karena dirinya tampan dan terkenal. Dia tidak bisa berpikiran semua orang akan seperti itu."

"Kalau begitu kau bisa menolaknya dengan halus, tidak mendebatnya seperti tadi Sena. Apalagi mempermalukannya di tempat ramai seperti ini."

"Siapa yang tidak marah, Eric? Dia tiba-tiba bertanya berapa harga tubuhku. Apakah aku berpakaian minim? Apakah aku menggodanya? Tidak. Sama sekali tidak! Bagaimana bisa dia berpikiran aku akan menjual diriku seperti itu?"

SENA | 2MinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang