Chayoung mengingat sebagian besar orang yang ada dalam daftar tamu, melihat wajah mereka secara langsung ia merasa muak dengan apa yang mereka lakukan sebenarnya meskipun dia sedikit 'tahu segalanya' yang mereka lakukan, tetapi dia tidak ingin menjadi munafik karena Vincenzo sendiri tidak jauh berbeda, ia hanya perlu sedikit waktu lagi. Chayoung juga tadi sempat menyapa seorang perempuan dari kelompok mafia Namorra, belum sempat berbincang lebih jauh Carmela langsung mengajaknya pergi, dan sekarang mereka berdua sedang minum di bar."C'est tellement une belle nuit, Mademoiselle." Tiba-tiba seorang pria bertubuh tinggi tegap mendekat dan mengajak Chayoung bicara dengan bahasa yang tak ia mengerti. Lelaki berkulit putih dan berambut hitam itu tersenyum ramah sambil membawa segelas champagne di tangannya, dari gelagat pria tersebut seperti ingin berkenalan dengan dirinya.
"Eum .. Sì." Chayoung merespon sebisanya dan senyum sesaat, ia memandang hati-hati sambil mengingat siapa lelaki tersebut dari daftar tamu yang ia pelajari.
"Arrêter. Elle est avec le patron Cassano, son amoureux." Ucap Carmela yang menyela dengan tatapan tegas pada lelaki itu.
"Je suis désolé." Kata lelaki itu dengan raut wajah berubah seketika dan tak berani lagi menatap ramah pada Chayoung, dan akhirnya langsung pergi menjauh.
"Tadi .. bukan bahasa Italia?" Tanya Chayoung mengonfirmasi dengan wajah bingung.
"Iya, dia orang Perancis. Jacques Duvier."
"Ah .. aku ingat, dia yang menjabat sebagai Komite Eksekutif Federasi Haute Couture. Pria brengsek yang --"
"Nona." Carmela memotong ucapan Chayoung. "Sudahlah, makannya langsung ku usir."
Chayoung mengakhiri tatapan sinis nan kesalnya pada arah pria itu menghilang, lalu beralih kembali mengamati para tamu.
Dari pintu masuk, terlihat orang yang ditunggunya telah datang sendirian, mengenakan gaun warna peach sambil membawa purse. Direktur Shin juga memakai cincin perak lotus di jari manisnya, tetapi Chayoung tahu itu bukanlah milik wanita itu, karena cincin milik Shin Haena sedang ia pakai sekarang. Vincenzo bilang, kemungkinan cincin tersebut milik Salvatore yang memang tidak hadir di pesta ini.
"Carmela." Panggil Chayoung.
Carmela langsung mengikuti arah pandang Chayoung yang sudah menemukan Direktur Shin. Kemudian mereka berdua saling menatap dalam waktu bersamaan, lalu Carmela mengangguk dan langsung pergi meninggalkan Chayoung.
Chayoung meneguk habis koktailnya dan kemudian berjalan diantara kerumunan untuk mendekat kearah Direktur Shin. Ia hanya perlu menampakkan dirinya agar dilihat oleh wanita itu, dan benar saja, mata mereka bertemu dengan Chayoung yang tersenyum tetapi berbanding terbalik pada raut muka Direktur Shin yang terkejut melihat presensinya. Dengan sedikit gerakan mata, Chayoung mengisyaratkan wanita itu untuk mengikutinya keluar dari keramaian.
Di taman luar Villa yang lebih sepi dari orang-orang, Chayoung dan Direktur Shin bertemu kembali dan berjalan pelan berdampingan di koridor yang panjang dan sunyi, hanya berhias tiang-tiang lampu temaram.
"Hong Byeohonsa, tak kusangka kau hadir di pesta yang .. kurang cocok bagimu ini." Ucap Haena yang membuka percakapan.
"Kenapa? karena aku tidak cukup busuk seperti yang lainya?" Saut Chayoung.
"Tidak." Sanggah Haena sambil melirik kearah Chayoung, melihatnya dengan tatapan menilai. "Kau hanya tidak cukup kejam."
"Kejam yang kau maksud seperti .. meracuni keluargaku, merobohkan plaza geumga, dan meledakkan kantor kepolisian." Kekeh Chayoung meski terasa berat menyebutkan kejadian tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Soul || [Vincenzo]✔
FanfictionDi satukan kembali oleh sebuah musibah, melanjutkan kisah cinta paling murni di kehidupan yang keruh. Vincenzo dan Chayoung, belum selesai berurusan dengan iblis lain yang berani mengganggu keluarga mereka. Dan untuk berhasil membalas dendam, dua in...