Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Haruto membuka matanya ketika suara detak jantungnya terasa asing. Dia berkedip, mendapati sekitarnya adalah kegelapan. Mata Haruto mengedar untuk menemukan, selain dirinya yang disinari sebuah cahaya misterius, semua gelap.
Namun, tiba-tiba, sebuah cahaya tak jauh darinya kembali menyorot. Haruto menolehkan kepala menatap sebuah cermin besar yang tersorot cahaya itu.
Sejenak, Haruto tersentak menatap sorot mata pantulannya yang terlihat ketakutan, juga.. seperti mengajukan sebuah pertanyaan.
"Mencintai diri sendiri itu lebih sulit daripada mencintai orang lain."
Sebuah suara yang terdengar tak asing menggema di ruang gelap ini.
"Setiap kesulitan yang terjadi dalam hidup lo juga merupakan bagian dari diri lo."
Sebuah layar besar tiba-tiba muncul di hadapan Haruto, tepat di atas cermin. Layar itu menampilkan seseorang yang tengah tersenyum kecil menenangkan.
"Jadi mulai sekarang, ayo maafkan diri kita karena perjalanan hidup kita masih panjang. Jangan menyerah. Gue percaya lo bisa melalui labirin kehidupan ini."
"Kalau lo masih ragu, cukup percaya bahwa setiap kesulitan pasti akan ada kebahagiaan yang datang menghampiri lo."
Layar seketika mati. Haruto menelan ludah beberapa kali, mencoba menenangkan diri. Dia menyentuh dada kirinya yang terasa tertembak tepat.
Sorot Haruto menyayu dengan sendu. Kepalanya sedikit tertunduk menatap rumput hijau yang dipijaknya.
"Kak Yoonbin!!!" teriakan melengking seseorang menyadarkan Haruto.
Haruto mengedarkan pandangan sebelum berhenti pada cermin besar yang tersorot cahaya itu. Bibirnya terkatup menatap pantulan dirinya yang meringkuk takut di pojok ruangan sembari menutup kedua telinganya. Tubuh itu bergetar hebat.
Pakaiannya basah kuyup. Kedua lengannya terlihat biru lebam. Rambutnya berantakan dan kotor.
