Pagi ini Aira sudah di sibuk kan dengan peralatan dapurnya. Hari ini adalah hari pertama Ayas masuk kantor lagi. Jadi saat ini Aira ingin membuat sarapan untuk suaminya sebelum berangkat ke kantor.
Ayas keluar dengan stelan kantornya dan berjalan menuju meja makan untuk sarapan. Aira yang melihat suaminya menghampiri pun tersenyum dan menyambutnya.
Ayas pun menarik salah satu kursi untuk ia duduk dan Aira mulai mengambilkan sarapan untuk Ayas. Hari ini Aira membuat nasi goreng spesial untuk suaminya itu semoga saja Ayas suka.
Saat suapan pertama Ayas sedikit terkejut ternyata masakan Aira tidak main-main rasanya.
"Gak kalah enak sama buatan bunda" batin Ayas.
"Gimana enak nggak" tanya Aira dengan menyuapkan makanannya.
"Biasa aja" jawab Ayas singkat.
"Tapi kamu suka mas"
"Ya lumayanlah"
Wajah Aira yang tadi sedikit cemberut sekarang terlihat tersenyum lagi ia senang jika Ayas menyukai masakannya. Walaupun Ayas hanya bilang 'lumayan' tapi ini tidak terlalu buruk menurut Aira.
"Ohh iya semalam kamu makan masakan aku ya mas, soalnya kentang balado yang aku buat habis, tadi pagi aku liat cuma ada bekas piring kotor nya aja" tanya Aira lagi beruntutan.
"Di makan kucing itu" jawab Ayas.
"Masa kucing suka kentang balado si"
"Iya kucing besar" jawab Ayas dalam batinnya.
"Hmm aku kira kamu yang makan, padahal aku udah seneng masakan aku di makan kamu mas" ucapnya Aira dengan memajukan bibirnya.
"Ahh kenapa dia gemas sekali" batin Ayas kala melihat ekspresi wajah Aira.
"Terus semalam kamu yang mindahin aku tidur kan mas"
"Gr banget lo, semalam pas gue pulang lo tidur sambil jalan mungkin lo ngelindur yaudah gue arahin lo buat jalan ke kamar lo" bohong Ayas.
Mungkin Ayas terlalu gengsi jika harus mengakui semuanya. Padahal apa yang haru ia gengsikan jika jujur pun Aira tidak akan sampe mengolok-olok dirinya toh, entahlah mungkin hatinya belum bisa menerima Aira sepenuhnya.
Sesudah acara sarapan Aira mengantarkan Ayas sampe depan pintu. Dan saat Ayas ingin berangkat Aira menyodorkan tangannya tapi Ayas hanya menatapnya bingung.
"Salim" ucap Aira menyadarkan Ayas dari bingungnya.
Ayas pun menyodorkan tangannya yang langsung di raih oleh tangan Aira. Dan Aira pun mengecup punggung tangan suaminya itu.
"Kamu hati-hati ya mas" ucap Aira.
"Iya" jawab Ayas singkat.
"Nanti aku anterin makan siang ya buat kamu, mas"
"Gak usah, lo mending di rumah aja gak boleh keluar, kecuali kalo ada hal yang penting"
"Tapi nganterin makanan buat kamu juga penting mas"
"Udah dibilangin jawab mulu lo" ucap Ayas dengan berjalan menuju mobilnya.
"Salam nya mas" teriak Aira.
"Ck, iya assalamu'alaikum" ucap Ayas sedikit berteriak yang langsung memasuki mobilnya.
"Waalaikumusalam warahmatullahi wabarokatuh"
"Mas suami" jawab Aira yang dilanjutkan dalam batinnya.
Aira pun kembali masuk setalah mengantar dan melihat suaminya pergi. Saat ini yang harus Aira lakukan adalah membersikan rumahnya.
***
Ayas sudah sampai di kantornya ia pun berjalan menuju ruangannya. Saat ia berjalan melewati karyawannya banyak yang menyambutnya dan menunduk hormat pasalnya ini adalah hari pertama bos mereka kembali bekerja setelah beberapa hari cuti.
Banyak para karyawan wanita yang menatapnya suka dan kagum bagaimana tidak, saat ini Ayas terlihat sangat tampan dengan rahang tegasnya dan dengan memakai dasi dan jas yang menambah kesan wibawanya.
Ayas tau jika dirinya saat ini sedang di tatap banyak mata tapi ia berusaha untuk menghiraukannya. Sampai akhirnya Ayas sampai di depan pintu ruangan kerjanya.
"Selamat datang kembali pak" ucap Sasha sekertaris Ayas di kantor.
Ya Ayas mempunyai dua sekertaris Syaki dan Sasha. Syaki akan bekerja sebagai sekertaris Ayas ketika dimanapun dan meski di luar jam pekerjaan. Contohnya Syaki sering di suruh Ayas untuk menyelidiki orang-orang yang berusaha ingin menghancurkan perusahaannya. Sedangkan Sasha ia hanya bekerja di kantor saja semisal kalo ada meeting ia yang menyiapkannya dan ia jika urusannya di luar kantor dan pekerjaan maka Sasha tidak ikut campur.
"Iya terimakasih" jawab Ayas singkat dan langsung masuk kedalam ruangannya.
Ayas pun duduk di kursi kebanggaannya sudah lama rasa ia tidak duduk disini. Ayas memulai pekerjaannya yang sudah tertumpuk berhari-hari. Hingga tidak disadari seseorang mengetuk pintu ruangan nya.
"Iya masuk" ucapnya dengan mata yang masih fokus pada pekerjaannya.
Seseorang pun masuk dan duduk di kursi depan Ayas. Ayas pun sedikit terkejut ternyata ayah nya lah yang datang.
"Ayah, tumben ke ruangan aku" tanya Ayas kala melihat ayah nya memasuki ruangannya.
"Kenapa masuk kantor hari ini" bukan menjawab pertanyaan anak nya tapi Ayan malah kembali bertanya.
"Ayas cuti udah terlalu lama, ayah" jawab Ayas.
"Alasan"
"Jangan bilang kamu mau ketemu wanita itu" lanjutnya.
"Ayah ini apaan si" ucap Ayas mengalihkan pandangannya.
"Tadi malam kamu makan malam bersama wanita itu kan"
"Kenapa ayah bisa tau" batin Ayas.
"Kenapa diem benar kan yang ayah bilang, kamu itu udah beristri yas kamu harusnya sadar, kamu pergi seneng-seneng sama wanita itu dan ninggalin istri kamu sendirian dirumah, apa itu pantas hah" sentak Ayan.
Ayas pun hanya menunduk ia tau ia salah tapi harus bagaimana lagi.
"Kalo sampai Aira tau sama kejadian ini dan dia nangis, gak ada ampun buat kamu" ucap Ayan yang langsung meninggalkan Ayas tanpa ingin mendengar jawaban dari anaknya.
"Argh, sialan" teriak Ayas dengan menjambak rambutnya frustasi.
"Apa yang harus gue lakuin, gue bingung, argh" batin Ayas yang terus menjambak rambutnya.
.
.
.
.
.
.
Semoga suka dengan part ini🤗
Typo masih banyak bertebaran🙏Jangan lupa vote, komennya juga🤭 and see you ☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Seorang Ustadzah
Teen FictionBanyak cerita yang awalnya tidak suka tapi setelah lama selalu bersama rasa suka dan cinta pun mulai tumbuh. Apakah cerita itu juga akan terjadi pada seorang pemuda yang menjabat sebagai CEO di perusahaan nya dengan seorang wanita anak dari salah s...