episode 2

532 87 4
                                        

10 November 2019

Lantunan lagu mengisi setiap ruangan kediaman ini. Semua wanita dan laki-laki berdansa ria dengan seragam mereka masing masing. Sebagian wanita memakai dres selutut dan sebagiannya memakai dres panjang yang terlihat anggun dengan belahan dari ujung kaki hingga paha. Dan lelaki, seperti biasa mereka hanya memakai jas hitam, abu abu, biru tua, coklat susu, dan bermacam lainnya. Yang tentunya harganya tidak biasa ya gengs. Tidak lupa pula dengan topeng yang hanya menutupi bagian mata.


Suara beradunya gelas kaca antar yang lain, juga menjadi peramai suasana malam itu. Namun lantunan lagu berhenti begitu saja dan sontak membuat para tamu menghentikan aktivitas mereka masing masing.

Klik!

Lampu padam, namun tidak terlalu gelap karna masih ada pantulan lampu dari atas panggung. Tetapi perhatian mereka tidak dipanggung, melainkan pada anak anak tangga yang sudah ditata bak sebuah tangga kerajaan. Sebuah pantulan cahaya lampu mengarah pada dua insan yang melangkah perlahan menuruni anak tangga dengan senyuman hangat yang terukir diwajah pasutri setengah umur itu. Layaknya seperti Ratu dan Raja kerajaan mereka menyambut baik para tamu tamu setelah berada dilantai dasar.

"Pasangan yang serasi..."

"Aku iri..."

"Ramah sekali..."

Bisik bisik tamu pun menyapa ruangan yang membuat sang tuan rumah tersenyum malu.

Lantunan lagu kembali berbunyi, namun tidak dengan lampu. Semuanya berdansa dengan diiringi lagu lagu yang sangat lembut, membuat tubuh para insan itu seperti terhipnotis.

Semuanya berdansa dengan pasangan mereka masing masing dengan pantulan pantulan cahaya panggung dan cahaya dari lampu yang sengaja dinyalakan dengan redup. Sebagian ada yang tengah mencicipi hidangan makanan maupun minuman. Suasana terlihat damai.

Diantara keramaian itu, terlihat seorang wanita yang tengah minimum wine dengan memakai dres panjang berwarna merah maron yang memiliki dua belahan dibagian kaki kiri dan kanan. Ditambah dengan sepatu heels yang tak terlalu tinggi dengan warna yang senada.

Tak lama kemudian, terlihat dua lelaki membawa wine ditangan mereka masing masing dan langsung berdiri tepat disebelah wanita tersebut.

"Bagaimana dengan winenya?" Jhon memulai percakapan.

Alina memutar bola matanya dengan malas. Wanita itu mengaduk wine dengan cara menggoncang santai gelas kaca tersebut. Sedangkan Jhon, ia hanya bisa mencibir dalam diam dan kembali meneguk segelas wine ditangannya.

"Sekarang sudah menunjukan pukul 20.43, jam yang kita tetapkan adalah pukul 21.15,"

"Semua tempat sudah dikendalikan,"

"Pasukan kita juga sudah dalam keadaan siap,"

"Jadi manfaatkanlah waktu ini sebaik baiknya."

Alina dan Jhon mengangguk saat Hefen kembali menjelaskan rencana mereka. Namun saat sedang berbincang serius, tiba tiba saja seseorang menyenggol Alina hingga membuat wanita itu tak sengaja menjatuhkan gelasnya.

"I'm sorry!"

Pria itu berlalu begitu saja setelah mengucapkan permintaan maaf pada Alina. Wanita itu sempat tertegun kala pria yang tak sengaja menyenggolnya berlalu begitu saja hingga tak terlihat lagi. Berbeda dengan Jhon dan Hefen, mereka berdua tak terlalu memperdulikan pria tersebut.

Don't Again. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang