Gak tau caranya bikin opening.
***
"Buruan tiduran, gue pegangin," kata Ravel dihadapan Felisa.
Perdebatan mereka masih belum usai.
"Ih masa elo sih," desah Felisa tidak suka.
"Ya iyalah. Mau lulus nilai olahraga gak lo?"
"Yang ada gue gak lulus kalo sama lo!"
"Cepetan," ujar Ravel tidak memperdulikan Felisa.
Posisi mereka saat ini adalah Felisa yang sedang duduk dengan kakinya yang terkekuk 45 derajat. Dan Ravel yang jongkok didepannya dengan dengkul dan tangan memegang kaki Felisa.
*Ilustrasi
Felisa mulai menurunkan tubuhnya. Kemudian menariknya ke depan.
"Satu." Ravel menghitung.
Felisa melakukan kegiatan yang sama.
"Dua."
Lagi.
"Tiga. Ulang! Kurang sempurna gerakan lo."
Felisa mendengus.
"Ulang aja. Lama."
Felisa menurut tidak ikhlas, ia menurun dan menarikkan tubuhnya lagi.
"Tiga."
"Kok tiga lagi sih!"
"Ulang. Gerakan lo masih salah."
Felisa mengulang kembali.
"Tiga. Masih kurang."
Lagi-lagi Felisa mengulanginya.
"Tiga. Jelek banget gerakan lo."
Felisa makin menatap tidak suka pada Ravel.
"Tiga. Ck kayaknya lo udah berjodoh sama angka tiga deh," ucap Ravel terkekeh dengan menyindir peringkat paralel Felisa.
Plak
"Aw .. lo suka sama bisep gue ya."
"Idih. Sakit."
"Dari kemaren suka banget mukul lengan gue," gerutu Ravel.
KAMU SEDANG MEMBACA
KITA JODOH GAK SIH?!
Hài hước! PENYUKA KONFLIK RINGAN MERAPAT ! Cerita ini cocok buat RELAKSASI kalian yang suka cerita dengan konflik berat. Biar pikiran nggak pusing-pusing amat. Θ konfliknya ringan Θ menceritakan kehidupan sehari-hari Θ no pelakor Θ yang humornya dollar, out...