i Meet My Girl [RYEJI]

bab 18

6 hari kemudian

Yeji pov

Sekarang aku berada di sebuah restoran tempat aku dan keluargaku akan bertemu dengan calon pasanganku. Dan selama 6 hari ini ryujin tidak pernah bebicara padaku, setiap kali aku ingin berbicara padanya dia selalu menolaknya dan selalu beralasan, aku tidak mengerti ada apa dengannya.

"Ayaahhhhh" kataku

"Apa sayang" jawabnya

"Lama banget, kita udah nunggu hampir 30 menit loh" kataku sambil memelas, "lebih baik kita pulang, mungkin mereka gak mau pernikahan ini terjadi" lanjutku.

"Sabar dong sayang, mereka dalam perjalannan dan sebentar lagi mereka sampai" kata ayahku.

"Iya sayang sabar dong mungkin mereka terjebak macet, atau ada urusan sebentar" ucap ibuku.

"Iya gak sabaran banget sih dek, jadi orang tuh harus sabar" kata kakak ku.

"Lah kakak gak ngerti perasaan adek gimana"kataku mencubit pinggangnya.

"Aww sakit dek, lu kejam amat sih"

"Bodo"kataku sambil menjulurkan lidah

"Lu bener-bener ya dek"

Aku dan kakak terus beradu sampai ibu menghentikan kita dan memeberi tahu kita untuk diam karena calon pasanganku sudah tiba.

Aku melihat om jeong datang dan menyapa kedua orang tua ku, aku di buat heran karena aku sedang menunggu calon pasanganku tetapi malah yang datang om jeong.

"OMG.....Apa om jeong yang di jodohkan ayah denganku dan dia pengen aku jadi ibu tirinya ryujin" pikirku, "Gak mungkin yeji, masa iya ayah jodohin aku sama om-om" aku menggelengkan kepala.

"Sayang kamu kenapa??" Tanya ayahku

"Engga" kataku menggelengkan kepala

"Kamu jangan salah paham" katanya

"Hah??"

"Ayah tau isi pikiran kamu, pasti kamu kira om jeong kan yang ayah jodohin buat kamu" katanya menatapku.

"T-tidak" ucapku gugup

"Jangan mikir yang engga-engga, ya kali ayah jodohin kamu sama om tua bangka ini" katanya menunjuk om jeong.

"Dihh, gue gak setua itu ya chae, lu punya mata gak sih, gue masih kaya anak muda gini masa lu bilang gue tua" kata om jeong

"Itu menurut lu, kalau menurut gue, lu itu tua" balas ayahku, aku dan ibuku hanya menggelengkan kepala, sedangkan kakakku dia menatap mereka dengan serius seperti dia mendukung mereka untuk bertarung.

Ayahku dan om jeong terus saja adu bacot, sampai di hentika oleh suara seseorang yang aku kenal dan aku rindukan.

"Ryujin" gumamku melihat dia mengenakan pakaian formal kemeja berlapis jas hitam serta dasi panjang yang melingkar dikerah leher nya.

"Annyeonghaseyo" dia membungkuk pada keluargaku, di ikuti oleh ibu dan adiknya, aku dan keluarga ku pun berdiri dan membungkuk.

"Nahh datang juga nih calonnya, cakep kan anak gue" kata om jeong bangga