10. Our Past

674 119 183
                                    

"AFTER ALL"

REMAKE FANFICT FROM "DESIRE (SasuSaku)"

[ HUNHAN FANFICTION GS by BaekBeeLu ]
_______________________________________

"Kami?." Sehun bertanya sekali lagi, kata itu masih begitu ambigu di telinganya.

Haowen meninggalkan gelas jus tomatnya lalu menjawab, "Iya, papa."

Setiap kata sakti itu terucap dari bibir Haowen, membuat hati Oh Sehun seakan membuncah. "Jadi, apakah kau bisa menjelaskan maksud dari 'kami' itu, Hao?." Sehun tidak mengerti disini. Ia yang menjadi bodoh atau Haowen yang kurang jelas mendeskripsikannya.

Belum sempat Haowen memberitahukan eksistensi dua saudara kembarnya, suara lembut Luhan menghentikan niatnya untuk menjawab.

"Sudah selesai?." Tanya Luhan sembari mendudukkan diri tepat di kursi yang sempat di duduki Zitao tadi. Tepatnya di samping Oh Sehun.

Sehun mengabaikan pembicaraannya dengan Haowen sebentar, lalu menatap Luhan, "Hm, Zitao sudah pergi?." Setelah Luhan mengangguk, fokus Sehun kembali ke depan.

Haowen berdiri sambil membenarkan pakaian yang Ia kenakan. Rasa bosan melandai bocah remaja berumur dua belas tahun itu. Bahkan Ia sampai lupa untuk memberikan jawaban dari apa yang di tanyakan Sehun tadi.

Sehun yang sedang memandang Haowen pun mencoba untuk menebak apa yang dipikirkan anak semata wayangnya (menurutnya) itu, "Kau ingin pulang?."

Haowen tersenyum tipis, "Hm, papa."

Luhan memutar bola matanya jengah, "Bisakah kau tidak menggunakan bahasa anehmu itu?."

"Like father like son." Ucap Sehun dengan seringai bangga.

Haowen terkekeh geli sedangkan Luhan langsung memasang wajah cemberut. Tidak ada yang tahu rasa membuncah bahagia yang sedang memenuhi relung hati Kim Luhan itu sampai rasanya Ia tidak sanggup bernafas. Tawa Haowen adalah salah satu kebahagiaannya. Lalu, apakah senyuman pria di sampingnya itu juga merupakan kebahagiaannya? Luhan memilih untuk tidak memikirkan hal itu sekarang.

.
After All
.

Apakah Jaejoong sudah mendengarkan semuanya? Berbagai macam pertanyaan berseliweran di pikiran Irene. Bibirnya terkatup rapat, tidak berani mengeluarkan sepatah katapun. Tangannya saling tertaut di atas pangkuannya, sebagai bentuk pelampiasannya atas rasa takut yang Ia kuasai.

Berbeda dengan Krystal yang sekarang merasa berada di atas angin.

Setelah mengatur napasnya senormal mungkin, Jaejoong berkata. "Bisa kalian jelaskan? Terutama kau Irene." Kedua kakinya tetap berdiri di samping pintu, memilih untuk tidak masuk ke kamar yang sekarang dihuni kedua wanita yang menampilkan ekspresi berbeda itu.

"Maksud Ibu?." Manik Irene tidak lepas dari Jaejoong. Apa yang akan Ia lakukan jika Ibu mertuanya itu mendengarkan semuanya?

Jaejoong menatap Krystal yang masih berdiri di pembatas balkon, "Apa yang dikatakan Krystal tadi belum jelas?" Matanya kembali beralih ke Irene, "dan kau jangan berlagak bodoh!." Tidak ada lagi rasa kasihan yang Ia miliki ketika melihat wajah pucat menantunya itu. Pertanyaan Jaejoong berhasil membuat darah Irene serasa membeku.

Langkah kaki Krystal menggema di kamar itu. Tubuh modelnya yang dibalut dress ketat pun berjalan lugas dan berhenti tepat di samping Jaejoong. "Dia memang harus menjelaskannya, Bibi." Krystal memberi Irene senyuman mengejeknya.

"KAU!." Suara lantang Irene menggelegar. Semua amarah yang telah Ia pendam selama ini seolah tak sanggup lagi bila Ia terus menahannya. Ia bersumpah akan membalas Krystal lebih dari ini.

After AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang