Biarlah proses memberi kisah yang tak mengerti bagaimana ujungnya.
••O••
Mungkin teman-teman Flo menjadikan ini rutinitas malamnya, mengajak vidio call untuk sekedar berbincang basa-basi saja. Namun, lagi dan lagi Flo susah sekali untuk dihubungi. Ya mau tak mau mereka pun bergosip tanpa satu temannya itu.
"Tadi kenapa nggak langsung pulang?" tanya Aksa yang ternyata kini sedang menelepon Flo.
"Kan tadi ada urusan," jawabnya yang kini sedang sibuk mengeringkan rambut dengan handuk. Sedangkan telepon dari Aksa ia loudspeeker.
Aksa menghela napasnya. "Terus sekarang baru pulang?"
"Iya ...."
Cowok berkaos hitam yang berada di sebrang sana mengganti posisi handphonenya dari telinga kiri ke kanan.
"Lain kali itu bilang!"
Kini Flo mengerutkan dahinya. "Bilang apa?"
"Kalau mau keluar!" ujarnya yang samar-samar didengar oleh Flo.
"Lah, emang kenapa? Lagian juga gue bukan anak kecil yang apa-apa minta bantuan, terus-"
"Gimana nggak makin sayang!" sahut Aksa memotong omongan Flo.
"Apaan sih kak, gak je-"
"Kalau dikasih tau aja cerewetnya jadi nomor satu."
"Kak ...," rengek Flo. "please deh, nggak masuk akal banget."
Kini, Aksa yang dibuat salah tingkah dengan suara Flo. "Ya udah, iya ... sorry."
"Kayaknya lo perlu makan deh, kak. Terus belajar buat persiapan ujian kelulusan, biar lebih jelas lagi. Kasihan, mana masih muda, udah nggak jelas aja," cerocos Flo yang selalu didengar baik oleh Aksa.
Tanpa sadar, secara tidak langsung Flo memberikan sedikit perhatian kepada Aksa yang memiliki tugas untuk menjaga adik Jayden, tapi ternyata ia terbawa perasaan. Bahkan yang orang lain tau, dia mendekati Flo karena memang suka. Begitu juga yang Flo ketahui.
"Oke, abis ini gue makan, dan lanjut belajar," ujar Aksa.
"Bagus!"
"Night!" ucap Aksa sebelum memutus sambungan.
Padahal yang dimaksud Flo berbicara seperti itu tadi karena biar bisa segera menghentikan pembicaraannya dengan Aksa, dan untungnya teman dari kakaknya itu mengiyakan saja.
"Gue curiga!" ucap Arely yang sampai kini masih mebuat heboh teman-temannya di vidio call.
"Curiga apaa?" tanya Zeze.
"Kenapa Flo nggak bisa kita hubungi tadi," ujar cewek berambut sebahu itu.
"Kenapa emang?" Grace pun angkat suara.
"Flo lagi enak-enakan mungkin sama kak Aksa," lanjut Arely.
"Ambigu, njir!" Ucap Grace spontan.
"Pleaselahh, bersihin dulu otaknya! Maksud gue tu mereka mungkin lagi berduaan kek, makan bareng gitu, atau ... teleponan, makannya nggak bisa kita sambungin," terang Arely yang awalnya sedikit kesal.
"Iya sih, bisa jadi," sahut Zeze.
Grace pun mengangguk pelan. "Heran gue sama sepupu gue ini. Giliran disukai orang, dianya agak ngejauh, giliran orang lain nggak begitu nunjukin rasanya, dia sukai. Gimana sih maunya? Nggak bersyukur deh," ujar Grace yang kini membicarakan Flo.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOGY
Teen FictionTentang meninggalkan dan ditinggalkan. Tentang pengorbanan dan keikhlasan untuk merelakan. ••0•• Sebelum itu, follow akun wp: an_riy Ig: al.vinnuri/by.an_riy