Part 8

4 0 0
                                    

Kalau memang 'iya,' kenapa masih harus bilang 'nggak'?

••O••

"Kalian semua, baris di sini!" ujar guru ketertiban itu.

Semua murid yang terlambat pun harus merasakan hukuman yang sudah diberlakukan selama ini. Sepuluh siswa dan juga enam siswi yang salah duanya adalah Grace dan Flora.

"Mending kita tadi bolos aja, Flo," bisik Grace yang sedang baris di depan tiang bendera merah putih dengan berhormat.

"Pala lo! Kalau salah ya harus bertanggung jawablah," sahut Flo yang juga berbisik.

"Salah Lo, Flo, pake bangun kesiangan ..." Grace menggaruk pipinya yang gatal. "jadi yang harusnya tanggung jawab elo ya, Flo."

"Lo siapa gue, Grace?"

"Temen, sekaligus sepupu," jawab Grace dengan gaya berpikir.

"Nah, sudah menjadi tanggung jawab teman untuk menemani temannya yang lagi kesusahan ....," terang Flo yang kini menyelipkan anak rambutnya ke telinga.

"Cih!"

Guru ketertiban itu kini berdiri di hadapan para murid-muridnya dengan dua tangan ia gantungkan ke belakang tubuh.

"Hukuman dimulai satu jam dari sekarang! Setalahnya kalian bisa meninggalkan tempat," ujar guru ketertiban itu.

"Iya pak," jawab dari para muridnya.

"Jika ada yang meninggalkan tempat sebelum waktunya, hukuman tidak akan berhenti sampai tiga hari mendatang. Paham??"

"Paham pak!" sorak siswa siswi SMA Kenang Bangsa yang terlambat.

Empat puluh lima menit berlalu, dari jam setengah delapan tadi. Saat ini matahari tak sedang bersembunyi di balik awan, membuat sengat sinarnya menembus ke kepala siswa siswi yang dijemur di lapangan.

"Coyy, kali ini bukan hati gue aja yang kepanasan liat dia punya pacar baru, tapi sekujur tubuh gue panass!" teriak cowok dari kelas IPS lima.

"Hahahaha, sa ae lo keripik goreng!" timpal Grace yang kini dibuatnya tertawa.

"Panas banget coy, kurang berapa menit lagi, he?" tanyanya.

"10 menit lagi Syahrul Khan ....," jawab Flo yang mengetahui nama julukannya.

"Oke, makasih cantik."

"Buaya, lo!" celetuk Grace saat Ahrul menimpali jawaban Flo dengan sok manis.

Namun, Ahrul menghiraukan itu dan memilih berdiri tegap lagi untuk menunggu sepuluh menit yang akan datang.

Satu jam pun berlalu, siswa siswi yang terkena hukuman tadi bubarkan barisan. Meski ada yang memilih tinggalkan pelajaran dan  masih berkeliaran di kantin dengan alasan haus.

Dan jangan heran jika Flo pun melakukan hal itu, dan menunggu Grace yang membeli sebuah air mineral. Ia duduk di pinggir lapangan.

"Ngapain, Kak, di sini?" tanya Flo yang dibuat kaget dengan datangnya Aksa.

"Seger nih!" Aksa memilih menyodorkam es rasa jaruk manis daripada menjawab pertanyaan Flo.

"Apaan sih, Kak? Jangan bolos kelas kayak gini deh, udah mau lulus gitu," ucap Flo yang tak mau membuat orang lain menyia-nyiakan waktunya untuk dirinya.

"Gue lagi jamkos, Dek ... mau nggak? Seger loh," tawarnya sekali lagi.

Cewek berkuncir satu yang kini di hadapan Aksa itu berpikir, kalau ditolak, tapi itu emang seger banget. Sayang kalau nggak gue minum. Lagian juga dia udah repot-repot kayak gini 'kan?

FLOGYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang