Hari-hari terus berjalan dengan baik. Perasaan senang atau sedih pun sudah menjadi asupan diri. Dengan suasana yang sejuk ini, Flora dan teman sekelasnya duduk-duduk di gazebo sekolah.
Zeze baru saja datang dengan membawa snack untuk di makan bersama. "Flo ... geser sana dikitt!" pintahnya menyuruh Flo untuk geser ke kanan–mendekat ke tempat di mana Eggy duduk bersandar.
Flo menatap tempat sempit di sebelahnya. "Nggak muat, Ze ... ada Eggy," ujarnya.
"Apa?" tanya Eggy meninggalkan aplikasi di handphonenya dan menoleh ke Flo.
Tanpa basa-basi Lagi, Zeze langsung menyeruduk tempat Flora saat Flo mau menjawab pertanyaan Eggy. Membuat cewek berkuncir satu itu terhuyung ke kanan dan lebih dekat lagi posisinya dengan teman cowok sekelasnya.
"Zeze!!" ucap Flo ketus.
"Hehehe, maap-maap. Lo sih kelamaan, gue dah pegel bawa jajanan yang banyak ini," ujarnya nyengir sambil membagikan makanan ringan itu.
Flo memanyunkan bibirnya dan memasang raut kesal. Sedangkan Eggy yang menjadi saksi percekcokan kecil itu tersenyum manis. "Dah, nggak pa-pa," ujarnya lembut sambil menyingkirkan satu tangan Flo yang berada di pahanya.
"Sorry-sorry, Gy!" ucap Flo tersenyum canggung menatap Eggy di sebelahnya.
Lantas Eggy pun membalasnya dengan mengangguk dan mengembangkan sudut bibirnya dengan kesan yang ramah.
"Alah, lagian sama temen sendiri aja kok ...," ucap Grace membuka bungkus snack yang tak mudah. "Eh, kecuali lo pada ada rasa, sih."
"Nah kan, beda lagi urusannya," sambung Arely yang mengunyah roti isi pisang.
Rudi menengok wajah Eggy yang sedang menunduk menatap layar handphone-nya. "Emang lo ada perasaan ke Flo?" tanyanya.
Tanpa sadar Flo juga menanti jawaban itu dari Eggy. Ia melirik pergerakan cowok di sampingnya itu, terlihat biasa saja, tapi seperti enggan menunjukkan ekspresi mukanya.
"Biar apa nanya kayak gitu?" tanya Eggy yang kini memainkan game online.
"Tujuan nanya itu ya biar tau, ah lo gimana sih. Padahal nilai rapot bagusan elo, pake nanya balik tujuan nanya buat apa," cerocos Rudi yang awalnya mendorong pelan pundak Eggy.
Eggy tak meresponnya lagi dan memilih mengambilkan botol mineral dari Tama untuk ia kasihkan ke Flo yang tiba-tiba cegukan, tak lupa ia membukakan tutup botolnya.
"Bahaya sih, kalau kata Tiara sama Arsy," sahut Tama setelah Rudi membuang kata-katanya.
"Lah kalau kata Budi Doremi itu friendzone," timpal Rudi yang disusul dengan gelak tawa teman-temannya.
"Hahahaha, apaan sih lo pada, orang Budi Doremi aja kata orang," sahut Arely.
"Ha?" ujar Tama mengerutkan dahinya.
"Bukan mau su'uzon, tapi orang bilang itu friendzone ....," ujar Grace yang paham akan arah pembicaraan itu dan langsung menirukan lirik lagu Friendzone dari Budi Doremi.
Semuanya tertawa girang, karena telah memojokkan salah dua dari temannya. Kebersamaan yang tak bisa tergantikan oleh apapun, dengan itu mereka bisa melepaskan rasa kegelisahan yang terkadang menyerbu tanpa tau waktu.
Perlahan satpam sekolah itu mendekat ke tempat mereka berkumpul. Rudi dan Tama saling aduh mata untuk menyiratkan pertanyaan di dalam benak mereka. Begitupun dengan yang lainnya.
"Flora Re Zearth!" ujar Satpam itu.
Flo bingung, kenapa ia dipanggil oleh satpam sekolahnya. "Iya, Pak, itu saya," ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLOGY
Ficção AdolescenteTentang meninggalkan dan ditinggalkan. Tentang pengorbanan dan keikhlasan untuk merelakan. ••0•• Sebelum itu, follow akun wp: an_riy Ig: al.vinnuri/by.an_riy