01. Paris, Prancis.

21.1K 1.1K 94
                                    

Sebelum memulai, author beri peringatan terlebih dahulu:

⚠️JENLISA AREA⚠️

Untuk kalian yang merasa kurang nyaman atas scene yang diperlihatkan. SEGERA TINGGALKAN SAJA cerita ini, SKIP dan tunggu saja karya-karya baru author selanjutnya dengan unsur GxG. Karena kali ini author mau mencoba dan tidak mengambil unsur GxG, melainkan Futa.

Tetapi juga author tidak memfokuskan atau menonjolkan part NC-nya. Sewajar dan secukup saja sebagaimana cerita ini berjalan. (Jadi, ini bukan lapak untuk ngeyadom ya)

Demi kenyamanan bersama, silahkan beri vote, komentar, kritik dan saran untuk memperbaiki penulisan author di masa depan.

Terima kasih

.
.

FANFICTION STORY

"L A L I S A"

Author: Reyessblue
Publish: 10/09/21

.
.

Gadis kecil bermata cokelat gelap, dengan kedua pipi gempal itu tiba-tiba terlonjak kaget tepat pada pukul sembilan pagi. Ketika suatu suara datang mengejutkan dirinya yang sedang asyik membaca buku.

Suara keributan itu berasal dari ponsel yang berada di atas meja bundar tepat di sisinya. Dekat cangkir putih berisikan susu cokelat, juga tiga keping roti kering yang tak terhabis di atas piring. Belum ada ibunya mengomel, belum pula ia tergerak untuk menghabiskan sarapan paginya.

Satu jam yang lalu, gadis kecil itu lah yang mengatur alarm di ponsel milik ibunya sendiri.

"Horeeee!!... naik kapal, yeeaay naik kapal.." Gadis kecil ini segera turun dari sofa besarnya. Melompat-lompat kegirangan, bersorak riang usai menaruh buku dongeng yang sejak tadi ia baca ke atas meja. Sedangkan sang ibu hanya menggeleng saja dari ruang tengah. Menyaksikan anak bungsunya yang tampak antusias sekali untuk melakukan perjalanan keliling Eropa, dengan menggunakan kapal pesiar yang seperti Jennie bayangkan, perjalanan wisatanya akan terasa sangat menyenangkan. Bagaimana tidak, ini pertama kali Jennie akan menginjak kapal seumur hidupnya.

Pagi-pagi sekali Jennie sudah bangun untuk mempersiapkan perlengkapannya. Bahkan gadis kecil ini memiliki tas sendiri yang hanya berisikan setumpuk boneka saja.

"Ayo eomma... ayo... nanti kita terlambat. Kalau sampai terlambat, aku ngambek setahun!" Sang ibu hanya tersenyum sambil memeriksa barang supaya tidak ada satu pun yang tertinggal.

"Berisik! Appa bahkan belum kembali, Jennie. Bersabarlah" Kata gadis kecil lain, yang tampak lebih tinggi dan tua dari gadis berpipi tembam bernama Jennie ini.

"Bisa tidak? Sekali... saja Chacha diam! Aku tidak sedang bicara dengan eonni, huh!" Gadis bermata sipit yang ternyata lebih tua dua tahun dari Jennie itu kini melebarkan bola matanya.

"Eomma, lihatlah si bungsu ini!" Geram Chahee, atau Jennie lebih sering memanggilnya dengan sebutan, Chacha.

"Dasar pengadu, wlee" Jennie menjulurkan lidahnya, lalu memanyun dengan kedua tangan menyilang. Sementara ibunya tidak bereaksi, bukan sekali ini mereka berdebat. Yang tua tidak ingin mengalah, si bungsu manja dan menyebalkan. Sama saja. Belum lagi jika penyakit banyak tanya Jennie sudah timbul, kepala pun pusing tujuh keliling dibuatnya.

"Eomma ayo.. nanti kalau kapalnya ramai bagaimana? Bisa-bisa kita tidak kebagian tempat" Jennie kembali rewel, Chacha pun jengah melihatnya. Ia tidak tahu sebesar apa kapal yang akan dinaiki olehnya nanti. Jennie pikir hanya seperti kapal-kapal biasa saja.

LALISA | Jenlisa story [E-book]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang