5. Sahabat orok Hana

64 36 112
                                    

Dimalam hari tepatnya di malam kedua Hana tinggal disini, dimana diruang keluarga terdapat keluarga kecil yang sedang berkumpul sambil mengobrol dan ada juga yang asik menonton televisi.

Ini merupakan momen kegiatan malam yang sangat dirindukan oleh Hana, dimana sebelum hana tidur, Hana dan kedua orangtuanya selalu berkumpul disini setelah pekerjaan mereka selesai. Terkadang dulu Hana selalu menangkap raut kelelahan dari wajah ayahnya akibat pekerjaannya itu, ibunya selalu menyuruh ayah untuk langsung beristirahat tetapi ayah lebih memilih pergi keruang keluarga karena menurut ayah ketika bertemu dan berkumpul bersama keluarga itu membuat rasa lelah pada tubuh dan pikirannya hilang ntah kemana. Hana bersyukur karena masih bisa merasakan kegiatan ini, dan ditambah lagi dengan kehadiran Ica-adik kecilnya yang membuat rasa bersyukur Hana bertambah.

"Tak henti-hentinya aku mengucapkan syukur kepada-Mu. Terimakasih tuhan telah menghadirkan ku di keluarga ini, terimakasih juga telah menghadirkan Ica dalam keluarga ini. Semoga mereka selalu diberi kesehatan, keselamatan, dan kebahagiaan dalam dunia maupun akhirat, aamiin." Batin Hana.

"Gimana tadi mainnya sama Nisa sayang? Ohh iya, Malam kemarin ibu kasih tau Nisa kalau kamu sudah ada dirumah, Nisa sempet pingin ketemu saat itu juga tapi ibu bilang kalau kamu lagi kecapean jadi perlu istirahat tapi Nisa tetep ngotot kayak Yuli, terus ibu suruh kasih teleponnya sama ibunya dan akhirnya nisa pasrah. Emang ya ibu dan anak gak jauh beda." mahra geleng kepala sambil mengingat Yuli ibunya Nisa juga pernah ngotot ngajak kesalon dan mahra hanya pasrah dan mengikutinya.

"Namanya juga 'buah tidak jatuh jauh dari pohonnya' bu," Celetuk Agan pelan, tapi sepertinya Hana dan Mahra tidak mendengarnya.

"Ohh pantesan, kirain tadi adik yang bangunin Hana ehh taunya si Nisa, untungnya Hana gak gadang, kalau Hana gadang mungkin Hana kurang tidur."

"Ya iyalah Bu, kan Nisa emang anaknya Yuli jadi ga jauh beda sifatnya, kamu juga sama Hana sama," mahra dan Hana menoleh ke sumber suara "iya benerkan sama-sama pasrah sama mereka." lanjut Agan.

Mahra dan Hana hanya ber'oh'ria.

"Kamu tau nggak Han, tadi sebelum ke kamar kamu Nisa ngobrol dulu sama ibu, dia cerita tentang masa kecil kalian dulu, terus rencana-rencana tempat wisata yang mau Nisa kunjungi sama kamu, katanya sih mau quality time sama kamu sebelum ada yang datang, katanya." mahra terkekeh dengan alesan yang tadi pagi Nisa ucap.

"Emang si Nisa ga mau kuliah?"

"Gak tau, nanti aku tanyain sama Yuli kalau lagi arisan."

"Katanya mau kuliah, tadi juga pas di perjalanan Nisa ngajak Hana sekampus, tapi ga tau jurusannya mah." Mahra dan Agan mengangguk mengerti.

Ica yang tadinya sedang asik menonton merasa terganggu dengan obrolan mereka, awalnya Ica mau memberitahu tapi malah jadi menyimak dan mendengarkan saja, tapi walaupun begitu mata Ica masih fokus menonton film kartun kesukaannya, apalagi kalau bukan film kartun si kembar botak itu. Selama menyimak percakapan mereka, Ica dibuat penasaran dengan sosok Nisa itu? Seberapa dekat keluarga Nisa dengan keluarganya? pasalnya sebelum ada Hana, orangtuanya selalu membahas pekerjaan atau kegiatan sekolah Ica.

"Emang kak Nisa itu siapa kak?" Tanya Ica pada akhirnya.

"Ohh Jadi Ica belum bertemu?" Tanya Agan dan Ica menggeleng.

"Nisa itu sahabat kakak waktu kecil," jawab Hana.

"Kakak kamu dan kak Nisa itu sahabatan waktu orok," sambung ibu, Ica menyerngit bingung.

"Bayi maksudnya," ralat ayah.

"Haahh!! dari bayi maksudnya gimana yah bu?" Tanya Ica heboh.

Flashback on
"Mas kita belanja yu beli baju buat Hana mumpung mas lagi gak kerja," ajak Mahra.

When I See You Again (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang