Happy Reading ❣
"Dimana gadisku?" Very dan kevin membungkuk saat melihat seokjin datang dengan tergesa-gesa.
"Nyonya disana tuan" Seokjin mengikuti arah telunjuk kevin. Dapat ia lihat seorang gadis yang sedang memeluk dirinya sendiri.
"Chagiya" Mendengar suara halus milik seorang pria, jisoo hanya diam saat tubuhnya dipeluk hangat oleh seseorang.
"Hikss" Jisoo kembali terisak saat seokjin mengelus rambutnya lembut. Seokjin menaruh jisoo di pangkuannya dengan jisoo yang sudah memeluk lehernya.
"I'am here darling" Jisoo semakin terisak didalam pelukan seokjin, sesekali isakannya mereda karena kepalanya yang bertambah sakit.
"S-sakit hikss" Seokjin menjauhkan kepala jisoo dari lehernya. Melihat wajah cantik itu yang terus mengeluarkan bening-bening kristal sehingga membuat pipi gadis itu menjadi basah.
"Bagian mana yang sakit?"
"K-kepala" Balas jisoo.
"Kita kerumah sakit sekarang?" Jisoo menggeleng lalu memeluk leher seokjin kembali. Ia tidak mau diperiksa karena sakit yang tidak penting.
"Hikss jin-sii~" Seokjin mengusap-usap punggung jisoo dengan penuh kasih sayang saat mendengar isakan dari gadisnya.
"Ada yang ingin kau ceritakan kepadaku?" Seokjin menaruh dagunya diatas kepala jisoo. Sesekali mencium aroma vanila dari rambut gadisnya.
Jisoo tak tahu harus berbuat apa, disatu sisi kalau terus memendam sakit ini akan membuatnya depresi kembali. Jisoo memang pernah mengalami depresi saat dia lulus dari high school, jisoo pindah ke rumah yang baru bisa dibilang sangat sederhana dan jauh dari keramaian.
Psikologi yang pernah jisoo datangi memberinya saran untuk menjauh atau hilang sementara dari keramaian. Jisoo tinggal disebuah desa yang sangat asri, teman-teman jisoo terus mencari keberadaannya tetapi tak kunjung ketemu.
Satu-satunya orang yang berhasil menemukan jisoo adalah lisa. Entah petunjuk apa yang lisa dapatkan dari tuhan dan akhirnya mereka bertemu. Jisoo sangat terkejut dengan kehadiran lisa bahkan jisoo sempat mengusir lisa karena ia ingin melupakan kenangan-kenangan buruk yang terjadi padanya.
"Mau apa kau kemari?" Gadis berponi dengan baju oversize yang ia kenakan, hanya menunduk ketika jisoo menatapnya bagaikan seekor hewan buas yang ingin menerkam mangsanya.
"E-eonni, kita semua sibuk mencarimu" Jisoo berdecih pelan saat mendengar penuturan lisa.
"Sudah cukup! Aku tidak ingin bertemu lagi dengan kalian termasuk kau, lalisa" Lisa mengulum bibirnya saat mendengar nada dingin yang menusuk relung hatinya. Bahkan untuk sekedar oksigen menyalurkan nafas di tenggorokannya saja rasanya sangat susah. Jisoo memang tidak pernah berbicara dengan nada dingin dan menusuk, ini untuk pertama kalinya lalisa mendapatkan perlakuan seperti ini.
"Eonni, kau kakak terbaikku dan a-aku hikss... Merasa sangat kesepian karena kau tidak ada disampingku. Aku membutuhkanmu hikss" Lisa terisak disana, hati jisoo berdenyut ngilu mendengar isakan dari gadis manis di hadapannya.
"Kau, jennie, taehyung, dan jimin adalah anak berkelas dan pantas berteman dengan orang berkelas juga, sedangkan aku? Aku hanya rakyat biasa dan miskin" Lisa menggeleng saat mendengar kalimat yang jisoo lontarkan. Hei! Ini sama saja jisoo merendahkan dirinya.
"Hikss eonni, kenapa kau berbicara seperti itu" Jisoo tertawa hambar dan seperkian detik menangis kuat.
"Hikss, coba kau bayangkan bagaimana rasanya menjadi aku. Namaku benar-benar kotor disekolah bahkan saat acara party kelulusan seminggu yang lalu, aku dibully habis-habisan disana. Aku sadar kok, aku memang bukan anak orang kaya dan tak seharusnya aku masuk high school tetapi aku bersyukur sekarang karena lulus dengan predikat baik. Hikss... Tetapi apa kau tahu? Batinku tertekan kalau harus terus bersama kalian" Lisa memeluk jisoo erat, lisa tahu ini memang tak mudah bagi seorang wanita seperti jisoo. Cuma karena hal kecil yang diciptakan oleh seorang wanita iblis berkedok putri, jisoo harus menanggung fitnah ini sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
[3]Love You My Dokter Kim--JINSOO
Hayran KurguBudayakan vote💋 Berawal dari sesosok malaikat kecil, yang mampu membuat seokjin dan jisoo berada dalam ikatan suci. Follow jnlup