Part 10

1.5K 92 1
                                    

Pukul 01.21 dini hari terlihat seseorang yang tengah mondar-mandir kesana kemari kemari dengan menggigit ujung jarinya pertanda bahwa dirinya sedang khawatir. Ya seseorang itu adalah Aira. Saat ini Aira sedang khawatir dengan suaminya pasalnya sudah larut malam suaminya itu tak kunjung pulang. Padahal tadi siang Ayas bilang tidak akan pulang terlalu malam.

"Mas Ayas dimana si, ya Allah" monolognya dengan terus menggigit ujung jarinya.

"Apa aku susul ke kantornya"

"Tapi jam segini pasti udah sepi gak ada orang disana, terus aku juga gak tau dimana alamat kantor mas Ayas"

Aira terus saja bermonolog sambil jalan kesana kemari. Ia sudah sangat khawatir saat ini hingga ia mendengar suara ketukan pintu dari luar. Dengan segera Aira langsung membukakan pintu.

Saat pintu terbuka terlihat dua orang pria, dengan yang satu di bopong oleh yang satunya lagi. Aira terkejut ketika melihat suaminya di bopong oleh sekertarisnya. Ya dua pria itu adalah Ayas dan Syaki.

"Ya ampun mas Syaki, mas Ayas kenapa" tanya Aira dengan nada khawatirnya.

"Sepertinya bapak mabuk bu" jawab Syaki dengan terus menahan tubuh Ayas.

Ya memang benar setelah perdebatan tadi dengan ayah nya membuat Ayas uring-uringan dan tak fokus untuk bekerja yang akhirnya Ayas memutuskan untuk mampir ke tempat haram itu.

"Langsung bawa ke kamar ya mas"

Syaki pun mengangguk dan berjalan membawa Ayas masuk.

"Ya memang saya laki-laki berengsek haha" racau Ayas.

"Lo semua gak berhak bantah gue"

"Gue yang berkuasa disini"

"Hahaha"

Dari tadi Ayas terus saja meracau tak jelas. Sampai akhirnya Syaki merebahkan tubuh Ayas di ranjang. Sedangkan Aira menatap Ayas sendu.

Aira meninggalkan Ayas sebentar untuk mengantarkan Syaki ke depan pintu. Karna Syaki bilang ia akan langsung pulang.

"Mas Syaki kenapa mas Ayas bisa gini" tanya Aira dengan mata berkaca-kaca.

"Saya juga tidak tau bu, tadi saya tidak sengaja melihat bapak keluar dari clab malam sambil jalan sempoyongan, saya takut bapak kenapa-kenapa jadi saya membawanya untuk pulang" jelas Syaki.

"Tapi mas Ayas nggak akan kenapa-kenapa"

"Nggak akan ko, mungkin sekarang pengaruh minumannya masih ada tapi besok juga udah hilang ko"

"Ya sudah ini kartu nama saya di situ ada nomor telepon saya jadi kalo ada apa-apa sama bapak, ibu bisa langsung hubungi saya" tambah Syaki dengan menyodorkan kartu namanya.

"Iya, makasih mas" ucap Aira dengan menerima kartu nama Syaki.

"Kalo begitu saya pamit pulang dulu ya bu" pamit Syaki.

"Iya, sekali lagi makasih banyak ya mas"

"Iya kalo gitu saya permisi, mari"

Aira pun hanya mengangguk dan kembali menutup pintu.

Hoek... hoek....

Saat sampai di kamar Ayas, Aira terkejut melihat Ayas yang sedang muntah muntahan di kamar mandi, dan terlihat juga banyak muntahan di sepanjang lantai menuju kamar mandi.

"Kamu gakpapa mas" ucap Aira sambil menepuk-nepuk pundak Ayas.

Ayas terus saja memuntahkan isi perutnya. Mungkin karna terlalu banyak minum membuat dirinya muntah muntahan.

Lebih Dari Seorang UstadzahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang