02 Nov, 2006

178 44 1
                                    

•••

Kerumunan orang orang yang hendak mendaki gunung terlihat dari kejauhan. Flo menatapnya dengan datar seolah tengah memikirkan sesuatu. Setelahnya ia tersenyum licik sambil bergumam, "Kira kira nambah anak bukan hal buruk." Cetusnya.

"Ratu!" Tegus salah seorang pelayan.

Sementara Flo kembali mencebik kesal. Meskipun ia tahu melakukan hal salah, tetap saja nafsunya memang tinggi. Terlebih ia memang sengaja memancing seorang manusia agar terseret dalam pelukannya. Setelahnya ia akan membuang manusia payah itu.

Tak lama, segerombolan orang mulai naik ke atas gunung dan Flo terus memperhatikan kegiatan mereka dengan senyum merekah. Tanpa sengaja ia melihat seorang pria yang begitu tampannya.

Ia mengerjap beberapa kali dan mulai memperhatikan pria itu. Yup! Pria itu adalah target selanjutnya Flo.

"Apa aku harus membuatnya tersesat lalu masuk ke dalam istana?" Gumam nya.

"Atau langsung menggodanya saja?"

Flo terkekeh dan mengambil pilihan kedua, ia mengangkat gaunnya membuat kaki seputih agak pink itu terlihat kemana-mana. Ia berlari dengan senyum merekah.

"Mom?" Panggil Jena. Flo terhenti dan menghampiri putrinya dengan semangat yang tinggi.

"Apa aku boleh memberikan adik untukmu?" Tanya nya. Bodoh sekali! Bagaimana bisa seorang ratu berkata seperti itu kepada anaknya.

Jena ternganga dengan rasa terkejutnya. "Mom, no!" Bantah Jane.

Flo berdiri lalu mengedikan bahunya tak peduli dan kembali berlari ke arah pintu depan. Flo mulai mengangkat kedua tangannya dan mulai mengeluarkan cahaya tanda ia memberikan sihir pada sesuatu benda entah itu pohon, batu, angin, ataupun tanah. Itu akan membuat pria yang ia tandai memberikan arahan pada dirinya. Ia hanya perlu menunggu sore hari.

"Ratu! Sudah cukup, ratu keterlaluan!" Ucap seorang pelayan. Ia berlari dan ingin menghentikannya tetapi terlanjur.

Flo mendongak dan melotot, "Bukankah kerajaan ini sendiri yang membuat peraturan kalau seorang Ratu wajib memberikan keturunan sebanyak lima anak! Kenapa membantah?" Desis Flo.

Pelayan tadi menunduk tanda takut. Ingat, ratu dengan pelayan kedudukannya sangat jauh.

"Tetapi rakyat kita sangat tidak menerima kehadiran Pangeran Sehan dan Putri Jane, Ratu. Jika ratu tidak menikah, bisa-bisa ratu di berhentikan dalam anggaran yang ratu terima," ujar pelayan tadi seolah mengingatkan.

Deg!

Flo termenung, tidak tidak!

Bagaimana ini? Sihir tadi sudah ia keluarkan tidak mungkin ia kembali. Ah bodoh sekali.

Kenapa Flo tidak kepikiran akan hal itu. Flo menatap wajah pelayan tadi. "Kau benar, payah! Kenapa kau memberitahuku saat aku sudah mengeluarkan sihir." Umpat Flo.

Pelayan tadi menunduk dan perasaan kesal menyelimutinya. "Kau yang bodoh!" Umpatnya.

"Bagaimana ini!" Ujar Flo dengan gusar sembari mengigit kuku jarinya. Sesekali ia mondar-mandir dengan perasaan takut.

"Jika anggaran itu lepas, maka aku akan terlempar ke neraka! Astaga itu mengerikan!"

"Aku sudah hidup selama hampir 200 tahun, tidak aku tidak mau!"

Flo terus saja bergerak dengan gusar membuat Jena mendatangi ibunya. "Mom, kau kenapa?" Ujarnya heran.

"Ibu mu akan menikah." Balas pelayan tadi.

Flamingo In 2006Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang