Tujuh belas | Lihat deh Ma ..

108 34 13
                                    

Wow, besok weekend nih. Biasanya untuk melepas penat setelah weekdays baca wattpad tuh salah satu solusi, hehe.

Banyakin komen dong, satu lagi vote ya 💙

Oke, gak usah lama-lama, sorry for typo's and happy reading 💙













Berbicara mengenai pertemuan pertama, terkadang banyak hal tak bisa dilupa. Mungkin, ada yang biasa, tapi jangan lupa yang istimewa. Seperti Jasmine yang tengah mengingat awal pertemuan dengan Rain.

Tak disangka, semesta membuat kisahnya bak drama. Tak pernah terbesit di pikiran Jasmine bahwa Rain menjadi pengisi hati.

Jasmine melihat jam di ponsel, sudah sekitar sepuluh menit ia duduk sendiri di taman. Rain bilang, sedang ada rapat anak radio sebentar. Mereka akan jalan-jalan sebagai pasangan untuk pertama kalinya.

Sudut bibirnya terangkat ketika sosok yang ditunggu datang, Jasmine berdiri, "udah selesai?" tanyanya.

Bukankah sebuah perkembangan, Jasmine bertanya duluan? Rain Benar-benar merubah gadisnya menjadi lebih baik.

Rain mengangguk, "udah. Yuk langsung ke mobil, mendung gini keburu hujan," ajaknya.

Keduanya tidak jalan-jalan biasa, Jasmine mengajak Rain kesuatu tempat yang tidak pernah terpikirkan sama sekali.

Pemakaman. Tempat yang mereka datangi.

Dalam batin Rain, heran, 'kirain bakalan kencan di tempat romantis ternyata pemakaman, pantesan tadi beli bunga.'

Jasmine mencabut rerumputan yang tumbuh liar disekitar nisan. Kemudian bersimpuh, meletakkan bunga, tersenyum hambar, "mama, Jasmine dateng," sapanya.

Rain tersentak, "mama?"

"Iya, ini mama aku. Mau kenalan?"

Sedikit creepy rasanya, tapi Rain paham kenalan yang dimaksud Jasmine. Ia mendekat, membuat posisi sejajar dengan Jasmine, tersenyum tipis lalu berkata, "hai tante .. aku Rainan."

"Maaf ya, mama aku udah gak bisa jawab perkenalan kamu," kata Jasmine.

Rain menggeleng heboh, "engga papa. Hehe," sambungnya.

"Mama, ini Rainan namanya, orangnya baik banget, aku suka," kata Jasmine pada nisan sang Ibu, walaupun sadar tidak akan pernah dibalas.

Rain memperhatikan gadisnya, ia baru tahu fakta menyakitkan ini.

"Dia pacar aku, Ma. Anak gadis mama ini udah tau pacaran, aku udah dewasa, hehe," Jasmine menunduk, ia menahan mati-matian agar tak menangis. Jasmine malu, "Kak Juna juga udah nikah, istrinya cantik banget .. mirip mamah."

Rain tak bisa berkata apapun, ia menepuk punggung Jasmine pelan, menenangkan, "Jasmine .."

"Aku cengeng banget ya?" tanya Jasmine, air mata tanpa sadar telah jatuh membasahi paras ayunya.

"Engga, lo ngga cengeng," kata Rain menenangkan, ia mengusap air mata Jasmine, "nangis itu gak dilarang 'kan?"

Jasmine menggeleng, tersenyum manis sampai matanya terlihat seperti garis, "lihat ma, dia baik banget kan ya?"

Kini, giliran Rain yang memberikan atensi penuh pada nisan Ibu Jasmine, "tante, saya minta restunya."

Jasmine tersipu tapi sedikit cringe, banyak gaya sekali Rain ini pakai kata restu.

"Nama mama Irene, cantik dan baik banget," kata Jasmine tersenyum mengingat bagaimana paras ayu sang Ibu.

Rain jujur, ia jadi penasaran, "gue jadi kepo nih, anaknya aja cantik banget gini," katanya pada Jasmine.

A Flower BookmarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang