Bab 21

2.9K 378 6
                                    

Setelah beberapa hari, Alena sudah diizinkan Vel untuk berjalan-jalan sekarang. Dan beberapa hari kebelakang, Vel sama sekali tidak mengizinkan Alena untuk turun dari ranjang mereka!

Dan sejak itu, Alena tidak melihat Evelyn. Dia juga bertanya kepada Vel, tapi Vel tidak menjawab pertanyaan Alena. Dan orang yang menemani sekarang Alena adalah seorang knight wanita bukan maid, namanya adalah Sabrina.

Awalnya Alena sangat canggung dengan Sabrina karena wanita itu terlalu formal padanya. Alena sedikit tidak nyaman dengan itu dan dia berbicara pada Sabrina untuk berbicara biasa padanya dan dia mengatakan jika Alena tidak nyaman berbicara seperti itu.

"Sabrina, dimana Vel?" Ucap Alena.

"Queen Vel sedang rapat" ucap Sabrina.

Benar juga, sekarang Vel sering mengabaikan Alena. Maksudnya, Vel selalu tidur di ruang kerjanya dan sesekali tidur dengannya di kamar mereka dan itu membuat Alena merasa kesal.

"Ayo kita kesana" ucap Alena lalu berjalan dengan perlahan kearah ruang rapat.

Sabrina ingin melarang Alena untuk pergi kesana. Tapi jika dia melarangnya pasti Alena akan marah dan menangis nantinya dan dia tidak mau terkena amukan Vel nanti!

"Kau sudah menikah?" Ucap Alena.

"Aku belum menikah, tapi aku mempunyai seorang kekasih disini" ucap Sabrina dengan wajah yang merona.

Alena menatap Sabrina dengan penasaran. "Benarkah? Siapa? Siapa? Beritahu aku!" Ucap Alena.

"Lucas" ucap Sabrina.

"Astaga! Kau kekasih dari Lucas! Aku tidak menyangka itu, tapi kenapa kau menyukai pria sepertinya?" Ucap Alena.

"Aku tidak tahu, mungkin sikapnya yang humoris ataukah sifat kekanak-kanakannya? Yang penting aku sangat mencintainya" ucap Sabrina.

Mereka berbincang sembari berjalan menuju ruang rapat. Alena juga memberi tips dan trik dalam berpacaran, jangan lupa jika Stela dulu adalah wanita yang sangat berpengalaman dalam hal percintaan.

Mereka sudah sampai di ruang rapat. Alena mendengar orang-orang saling berteriak dan memaki satu sama lain. Alena mengintip dari lubang kunci dan dia melihat Vel yang menatap jengah pada orang-orang itu.

"Anda harus terjun langsung ke medan perang queen! Itu adalah tugas anda!!" Teriak salah satu pejabat itu.

"Benar! Anda harus menangani ini agar cepat selesai dan membuat Equestria lepas dari ancaman! Jangan masukkan urusan pribadi dalam hal urusan kerajaan queen" ucap orang satunya.

"Jangan hanya karena nona Alena sedang hamil, kau bisa menelantarkan tugasmu sebagai pemimpin kerajaan dan pelindung Equestria" ucap orang satunya lagi.

Vel sudah kesal sekarang. Dia menggebrak meja dengan keras hingga membuat orang-orang itu terdiam.

"Kalian hanya bisa bicara! Bayangkan jika kalian ada di posisiku!! kalian harus pergi ke medan perang dan meninggalkan istri kalian yang sedang hamil besar! Pikirkan itu!!! Kalian hanya duduk-duduk disini sedangkan nanti aku yang akan berjuang melawan musuh! Jangan berbicara jika kalian belum merasakan bagaimana rasanya terjun ke nedan perang sialan!!!" Teriak Vel marah.

Mereka semua berdiskusi lagi. Vel duduk lagi di kursinya dan mengatur nafasnya agar lebih tenang. Dan mereka mulai rapat dengan lebih tenang sekarang.

Alena terdiam di tempatnya. Jadi Vel tidak mau pergi ke Medan perang karena dirinya? Sabrina membantu Alena untuk berdiri. Lalu mereka pergi dari sana.

"Queen sangat mencintaimu hingga dia tidak mau meninggalkanmu nona" ucap Sabrina.

"Ya, tapi ini salah Sabrina. Vel seharusnya pergi untuk menjalankan tugasnya" ucap Alena.

Sabrina diam. Dia tidak mau berbicara lebih banyak lagi tentang hal ini. Sabrina tahu bahwa ini bukan wewenangnya untuk membicarakan hal ini.

Beberapa jam kemudian Alena pergi sendirian ke ruang kerja Vel. Dia ingin bicara pada Vel tentang hal tadi. Alena membuka pintu dan masuk kesana.

"Liam, bisakah kau pergi sebentar?" Ucap Alena.

"Tentu, silahkan" ucap Liam lalu pergi dari sana.

Alena melihat Vel yang masih sibuk dengan tumpukan kertas itu. Saking fokusnya, Vel tidak menyadari jika Alena ada disana. Dan Alena kesal sekarang.

"Apakah tumpukan kertas itu lebih penting daripada aku Vel?" Ucap Alena.

Vel langsung mengangkat kepalanya dan menatap Alena. Dia meletakkan pulpen yang ada di tangannya dan berjalan kearah Alena.

"Kau disini?" Ucap Vel.

"Ya aku disini dari tadi" ucap Alena.

"Astaga, maafkan aku sayang. Ayo duduk" ucap Vel lalu menuntun Alena untuk duduk di sofa.

Mereka duduk dan Alena langsung duduk di pangkuan Vel.

"Diamlah, anakmu sangat rindu dengan mu" ucap Alena.

"Anakku atau ibunya?" Ucap Vel.

"Dua-duanya" ucap Alena.

Vel tertawa. Alena memegang wajah Vel lalu menciumnya, dia terus mendominasi diantara mereka. Vel hanya membiarkan Alena melakukannya dan dia hanya diam saja. Setelah beberapa saat, Alena melepaskan ciuman mereka.

"Apakah kau tidak akan pergi ke medan perang?" Ucap Alena.

Vel menatap Alena. "Darimana kau tahu itu?" Ucap Vel.

"Aku mendengarnya saat kau rapat tadi" ucap Alena.

Vel menghela nafasnya.
"Aku tidak bisa meninggalkanmu dalam kondisi hamil besar seperti ini sayang" ucap Vel.

"Ya, aku tahu itu. Tapi kau tidak bisa membiarkan Equestria dalam keadaan bahaya kan? Kau adalah raja disini Vel, kau harus memenuhi tanggung jawabmu. Jangan jadikan aku sebagai alasan untuk itu, ini tidak benar Vel" ucap Alena.

"Pergilah, selamatkan kerajaanmu dan penuhi tanggung jawabmu sebagai seorang raja. Aku akan menunggumu kembali disini" ucap Alena.

Vel masih diam. Sebenarnya dia tidak mau meninggalkan Alena disini. Tapi jika Alena yang meminta?

"Tak apa jika aku pergi?" Ucap Vel.

Alena tersenyum lalu mencium bibir Vel. "Ya, aku baik-baik saja. Nanti ada Sabrina dan semua orang disini akan menjagaku kan?" Ucap Alena.

Vel terkekeh. Dia memeluk Alena dengan erat dan membenamkan wajahnya di leher Alena.

"Baiklah, aku akan pergi besok" ucap Vel.

"Kau yang terbaik" ucap Alena.

Sedangkan diluar saja, para knight dan pejabat bersorak gembira mendengar itu. Inilah yang mereka inginkan! Lalu mereka mulai membubarkan diri karena takut jika Vel tiba-tiba keluar dari sana.

"Aku ingin melakukannya, tak apa?" ucap Vel.

Alena tertawa. "Tentu tidak, itu malahan bagus. Kata dokter agar memperlancar saat proses melahirkan" ucap Alena.

"Itu kabar yang sangat baik, jadi aku bisa melakukannya sepuasku kan?" Ucap Vel menggoda Alena.

"Tidak! Jangan terlalu lama, nanti perutku akan keram Vel dan itu rasanya sangat sakit" ucap Alena.

Vel langsung mengangkat tubuh Alena lalu berdiri. Vel berjalan kearah pintu lalu menguncinya, lalu dia berjalan kearah kamar tidur yang ada di ruang kerjanya sembari mencium Alena.

Vel menidurkan Alena dengan pelan lalu mulai melepaskan semua pakaian Alena dan dirinya. Vel naik keatas ranjang dan mulai melakukannya.

.

.

.

TBC

Me & The QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang