Prolog
JUDUL : Teman Tapi Menikah (21+)
GENRE : ROMANCE, DRAMA===============
PERINGATAN! MENGANDUNG ADEGAN DEWASA. DIMOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN, DOSA DITANGGUNG MASING-MASING. OKE!
===============
Arabella Catarina Alaire -biasa dipanggil Ara- adalah seorang wanita berparas cantik dan rupawan meski gayanya sedikit tomboy. Meski sedikit tomboy, Ara tidak melupakan kewajiban yang diberikan tuhannya kepada seorang Wanita, yaitu menutup aurat. Wanita cerdas yang satu ini berprofesi sebagai legal staff di salah satu perusahaan swasta di ibu kota.
Namun, di usianya yang baru menginjak 26 tahun, kedua orang tuanya -Bimo dan Yutni- terus menerus menyuruhnya untuk menikah hingga menjodohkannya dengan seorang laki-laki. Padahal, Ara belum ingin menikah dan masih ingin menikmati kesendiriannya. Pun kalau ia ingin menikah, ia akan menikah dengan laki-laki yang ia kenal dan cintai, bukan dengan orang asing.
Hampir setiap sarapan pagi atau makan malam, Bimo dan Istrinya Yutni terus menerus membicarakan perihal menikah dengan Ara seperti tidak ada topik lain yang bisa dibicarakan.
"Kapan kamu mau ketemu sama Haikal, Ara? Orang tuanya bertanya sama Ayah." ucap Bimo.
"Yah, Ara sudah bilang kan, Ara belum mau menikah. Pun kalau Ara menikah, Ara akan menikah dengan laki-laki pilihan Ara sendiri." kata Ara yang sudah bersiap untuk pergi kerja.
"Nanti kamu juga akan kenal dengan Haikal, nak." ucap Yutni, Ibu dari Ara.
"Bu, aku gak tau asal-usul laki-laki itu, aku juga gak tau sifatnya seperti apa." lanjut Ara.
"Makanya kita adakan pertemuan biar kalian saling kenal." ucap Bimo.
"Ayah, pernikahan itu bukan untuk main-main. Itu akan menjadi masa depan Ara dan Ara sendiri yang menjalani. Tolong hargai Ara, ya. Ara berjanji akan menikah ketika Ara menemukan laki-laki yang tepat." Ara segera beranjak dari tempat duduknya.
"Mau kemana? Ayah belum selesai bicara." ucap Bimo.
"Ara berangkat kerja dulu, Yah, Bu." Ara menyalami kedua orang tuanya. "Ayo dek, ntar lo telat lagi. Ada kelas pagi kan?" Ara mengajak adiknya, Azam, untuk segera berangkat.
"Iya, kak." jawab Azam
Mereka berdua beranjak dari ruang makan dan menuju mobil. Mereka berangkat ke tujuan mereka masing-masing.
-
-
-
-
-
"Mas, Bangun. Udah jam berapa ini!" wanita paruh baya baru saja masuk ke kamar anak bujangnya yang masih tidur. Ia segera menyalakan lampu dan menarik selimut milik anaknya, hal yang akan berhasil membuat sang anak bangun.
"Aduh, bunda bawel banget sih!" pria itu kembali menarik selimutny dan menetup seluruh tubuhnya.
Pria itu akrab disapa Arshen atau nama lengkapnya Arshenio Frederick Tarendra, seorang pria berusia 26 tahun yang masih bujang. Arshen sedang menempuh Program Magister Psikologi di salah satu Universitas Negeri bergengsi di ibu kota. Ia ingin menggapai cita-citanya untuk menjadi seorang Psikologi, karena untuk menjadi Psikolog membutuhkan pendidikan minimal S-2.
"Bangun, bangun. Kamu gak kerja? Nanti malem juga kuliah, kan? Cepet lulus abis itu nikah." ucap Artha, Ibunda dari Arshen. Orang tua Arshen juga ingin anaknya menikah, tetapi mereka tidak pernah memaksa pria itu. Asal Arshen bahagia, mereka juga akan bahagia.
"Aduh apaan sih, pagi-pagi udah bahas nikah." ucap Arshen dengan nada malas.
"Iya, nikah. Janji kamu apa? Nikah setelah lulus S-2. Temen-temen Bunda udah ngurusin dan main sama cucu. Lah Bunda, masih ngoprak-ngoprak kamu tiap pagi biar bangun."
Arshen tidak menjawab, ia masih berusaha kembali ke dunia mimpinya.
"BANGUN! UDAH JAM 8! MAU TIDUR SAMPE KAPAN?" Artha mulau menaikkan nadanya.
"HAH?!" Arshen kaget dan segera berlari menuju kamar mandi dan bersiap.
Artha menuju dapur dan menyiapkan bekal untuk anak sulungnya, ia yakin Arshen tidak akan sarapan karena sudah telat.
Selang 8 menit kemudian, Arshen sudah rapih dengan pakaian kerjanya dan sedang memakai sepatu. Ia melihat rumah sudah kosong, artinya Ayah dan Adiknya sudah berangkat duluan.
"Aku berangkat, bun." ucap Arshen dengan tergesa-gesa kemudian menyalami Artha.
"Ini bekalnya, sudah ada sarapan, makan siang, dan camilan juga." Artha memberikan tas bekal pada anaknya.
"Eh, iya. Tapi udah kayak anak sekolah aja." Arshen mengambil tas bekal itu.
"Mau gak?" tanya Artha.
"Iya mau, harus hemat buat bayar UKT, hehehe. Udah ya, aku berangkat. Assalamu'alaikum." Arshen segera masuk ke mobilnya dan berangkat.
"Wa'alaikumsalam." jawab Artha sambil tersenyum.
-
-
-
-
-
Yuhuuu ini cerita baru aku, tiba-tiba dapet ide aja gitu.
semoga suka ya!
buat cerita "My Hot and Cool Boyfriend" akan lanjut juga, tapi masih ngumpulin mood buat lanjutin lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN TAPI MENIKAH
RomanceDibilang sahabat dekat, bukan. Dibilang tidak dekat, juga bukan. Itulah hubungan Arshen dan Ara, cukup rumit. Keduanya teman semasa SMA hingga akhirnya harus berpisah karena kuliah di 2 universitas yang berbeda. Sebenarnya Arshen memiliki perasaan l...