Atsumu naik odong-odong, nyungsep ke semen
Jangan lupa vote + comment <//3NB: Ini ada yang gue rombak ulang, so buat yang udah baca, sangat disarankan untuk baca ulang
[Author POV]
"Pagi-pagi ku ngurus pensi,"
"Tidak lupa kita menggosip,"
"Abis gosip, ku garuk ketek,"
"Mencari kutu rambut Suna."
Cowok yang tengah asik bermain kelereng itu mendelik tajam ke arah Tanaka. "Lo jangan mentang-mentang krisis akar rambut jadi hair shamming rambut gue ye."
"Emang kenyataan rambut lo kutuan, tuh gede-gede di lantai," tunjuk Tanaka ke arah lantai. Suna sontak menoleh lalu bergeming kemudian. "Itu tai cicak, tolol! Gue siram juga pala lo pake cuko pempek."
Dua insan berbatang itu masih beradu mulut tanpa menyadari kehadiran manusia berbatang lainnya dengan gaya rambut abstrak seperti ayam jantan.
"Muka lo pucet kek orang nyabu dah!"
"Dih, daripada situ pala kek pentol. Gak sekalian dibakar lo biar kek penghuni neraka beneran?"
"Anj, anak siapa sih lo? Rese' bener-"
"Punten akang blegug sekalian."
Tanaka dan Suna seketika kompak menoleh menghadap ke arah sosok yang baru saja menghampiri keduanya. "Lah, bang Kur? Tumbenan amat pagi-pagi udah di sekolah. Kerasukan siluman mana lo?"
Kuroo yang baru saja datang segera mengambrukkan diri di samping Suna dengan tampang kusutnya. "Sekolah ini kebanyakan hawa negatif. Makanya gue kesini."
"Yang ada gara-gara lo di sini malah jadi angker bang."
Kuroo terkekeh dengan tawanya yang keras mengalahkan speaker dangdut. Namun sekejap kemudian, rautnya berubah menjadi serius, seolah menerawang ke depannya.
"Lo berdua, hari ini kita ketatin penjagaan. Perasaan gue rada-rada not delicious."
Suna mengernyit, kemudian menatap ke arah lawan bicaranya. "Bang, mereka mau dateng?"
Tanaka melirik kedua cowok di hadapannya, jelas ada sesuatu yang mereka sembunyikan dan Tanaka tahu betul apa yang mereka maksud. Cowok itu menarik napas sejenak, "Gue ikut. Asal jangan sampai rusuh kayak tahun kemarin."
Selang beberapa menit, ketiganya disekap keheningan hingga cowok bermata sipit itu turut menyandarkan punggungnya. "Kalo beneran, gue mau bocorin yang mana ya?"
*****
"(Name)!"
(Name) menoleh ke arah sumber suara dan mendapati Mai yang tengah ngos-ngosan usai mengejar dirinya. "Kenapa lagi?"
"Lo habis ini kemana? Ngapain?"
"Gak ada sih, palingan ngecek laporan doang. Apaan?"
Mai tersenyum sumringah mendengarnya, "Lo standby deket panggung ya. Nanti lo cek presensi anak-anak yang perform hari ini," ujarnya yang dibalas anggukan kepala oleh (Name). Belum sempat ia menjawab, Mai sudah kabur meninggalkan (Name) sendirian di koridor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey, Babe | Suna Rintarou
Teen Fiction"Admin lambe kek lo bisa apa, huh?" "I'll make sure you fall into me." OSIS yang kelakuannya absurd, sumber gosip terpercaya yang antek-anteknya ngalahin paguyuban emak komplek, dan bocah seantero sekolah yang 90% akhlakn't. Herannya, masih ada 2 ek...