Prologue.

13 1 0
                                    

Prolog.

25 Juli 2021. 1.00 AM

"Happy Anniversary! Hope the love increase us for more years to come. Thanks for the 4 years-nya, Va. Im so grateful to have you," ujar seseorang ditelpon pada pukul 1 pagi yang langsung membuat mataku terbuka, melihat siapa yang menelpon. Seseorang itu adalah kekasihku, dan hari ini, tanggal 25 Juli merupakan hari jadi kami. Ah shit, I almost forget it. "God! Thanks Jay, I will always love you too on the rest of my life."

"Anyways, meet in Café at 12 AM? Deal?"

"Yeah, see you soon. I'm gonna sleep now, sweet dream hun."

"Yeah."

Tit Tit Tit. Telepon sudah mati, Mari kukenalkan kekasihku, Jayden Westward namanya, seorang lelaki yang arti namanya adalah biru namun nyatanya sama sekali tak suka warna biru itu sudah menjabat menjadi kekasihku selama 4 tahun. Ia adalah pria dengan tubuh semapai, wajah tampan, kaya raya juga pintar, layaknya deskripsi pria-pria di novel pada umumnya alias Jay terlalu sempurna. Dia juga memiliki keluarga utuh yang akan selalu mendukungnya. Dan aku hanya gadis biasa yang bertemu dengan Jay lalu jatuh kepadanya. Hari ini anniversary kami, tapi hari ini aku merencanakan untuk mengakhiri hubungan yang sudah kami jalin cukup lama.

23 Juli 2021. 9.25 AM

"Diva, nongkrong ke starbucks yuk. Gue stress banget ngerjain tugas, ayoo please, I beg you," kata seorang sahabatku, Selene. Dengan baju acak-acakkan ia menghampiriku.

"I owe you first ya, I'll transfer the money later."

Baru saja aku ingin masuk kedalam mobil Selene, tiba-tiba sebuah mobil lain datang. Itu adalah mobil mami, apa yang ia lakukan disini? Tumben. Aku yakin pasti ada maunya, as usual ha.

"Diva! Where are you going, Nak?"

"I just wanna hangout with my friend, it's none of your business."

"Come here, mami want to talk to you for a second."

"Sebentar ya Sel, you know lah my mami." Selene mengangguk sembari masuk kedalam mobilnya. Aku lalu mendatangi mami, mengangkat alisku, "What do you want me to do?"

"Kamu kenapa sinis banget sih? Mami just want to come here to see you."

"No, I know you want me to do a thing."

"Duh gimana jelasinnya ya, Nak. Jadi, papi kamu punya niatan untuk jodohin kamu, ya so then you're not gonna choose a wrong guy to live with for the rest of your life. This boy baik kok, mami will introduce you to him, uhm, maybe one month again?" ujar mami, aku tentu terkejut, apa-apaan ini? Mami datang-datang memberitahu aku akan dijodohkan dengan seorang pria? Yang bahkan belum kukenal?

"Mam? Im sorry, did I just hear something about perjodohan? Mami bahkan nggak ada diskusi hal ini sama aku sebelumnya? And, mami ya, pemikirannya kolot banget. Jaman gini masih ngejodohin anaknya? I'm already 20 years old, I can make my own decisions." Aku langsung pergi meninggalkan Mami yang masih terdiam disana.

"So .. what happened?" tanya Selene sesampai aku di dalam mobilnya. "Adalah, something, males bahas."

25 Juli 2021. 12.38 AM

TRING, bunyi lonceng kafe terdengar.

Aku berjalan terburu-buru kearah Jay yang tengah terpaku ke laptopnya, "Jay! Hi babe, udah nunggu lama?"

"Nggak lama kok, cuman 30 menit doang," katanya sambil menggedikkan bahu tak acuh.

"Yee, you sound sarcastic."

"Yeah I am, emang ngesarkas sih."

"Whatever lah Jay."

Aku langsung mendudukkan badanku di kursi depan Jay, lalu mengambil gawaiku. Keadaan hening, tak ada salah satu dari kami ingin memulai obrolan.

"Diva, I should say something."

"Jay, kita perlu bicara."

-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Day in SeptemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang