EPILOGUE: PERFECT

607 41 125
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengecup manis kening Jisa sebagai final malam ini setelah gadis tersebut memasuki alam subkonsius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengecup manis kening Jisa sebagai final malam ini setelah gadis tersebut memasuki alam subkonsius. Terhanyut akan stori random yang keluar dari mulut Jiya hingga tertidur lantaran akhir-akhir ini Jisa selalu ingin mendengarkan stori-stori sebagai lulabi. Sebetulnya bukan stori seperti yang eksis di dunia dongeng, terlalu kekanakan kata Jisa; dia lebih suka stori yang kontennya berisi edukasi dan histori, terkadang kisah real yang dimodifikasi, hitung-hitung belajar. Lavender Blue masih bertahan sebagai lulabi terbaik sebetulnya, hanya saja Jisa selalu penasaran dengan kisah random dari mulut Jiya, atau barangkali bosan dengan Lavender Blue.

Jiya tinggalkan ruangan bewarna kuning cerah beraromatik sitrus manis ini. Berhenti di pembatas ruangan, Jiya melirik Jisa sejemang. Gadis yang mutlak tengah meringkuk dengan selimut tebal menutupi daksa itu sudah memasuki tahun kedelapan. Sama seperti Jiya, Jisa juga mendapatkan influensi yang sama atas relasi Jiya dengan Taehyung. Semakin menambah hari dan momen, Jisa lebih terlihat tenang dan bahagia. Jiya lega akan hal itu.

Jiya memikirkan satu hal: kembali dengan Taehyung memang pilihan yang paling tepat.

Lucu sekali kalau mengingat ketololan masa lampau. Barangkali tidak usah dibahas lagi, ya?

Malam ini, seperti biasanya Jiya tidak mendapatkan presensi Taehyung di kamar setelah sibuk berduaan bersama Jisa. Taehyung biasanya pulang bekerja dua jam yang lalu, lantas kontinyu pergi ke ruangan kerja atau punya urusan dengan ekuipmen tinju. Adam perfek itu lantas menemui Jiya tatkala Jiya sudah masuk alam mimpi. Jiya sudah paham siklusnya selama beberapa minggu.

Tidak ada problematika antara Jiya dan Taehyung. Familinya selalu hangat. Keduanya hanya akan mirip seolah tengah bermusuhan jika jumantara sudah gelap. Tetapi itu jarang. Kadangkala Taehyung pulang dan langsung bercengkrama manis dengan Jiya dan sama-sama memberi afeksi pada bayi fragil yang suka cerewet di malam hari. Keabsurdan itu terjadi semenjak Jiya punya responsibilitas untuk memproteksi dirinya sendiri sebelum dan sesudah melahirkan buah hati baru. Jiya memang kapabel mengandung lagi, tetapi daksanya sangat-sangat lemah. Dan alasan paling tepat perkara Taehyung yang menghindar sebab Taehyung similar seperti hewan yang mengenali istilah masa kawin. Maklum, berbulan-bulan tidak bermain kucing-kucingan. Jadi, mengingat Jiya tidak bisa disentuh, Taehyung beri ultimatum pada diri sendiri: menghindari Jiya pada malam hari meski tidak setiap malam, menyibuki diri dengan pekerjaan atau bernostalgia dengan kegiatan tinju, dan menemui Jiya saat Jiya sudah tertidur pulas.

𝐌ㅡ𝐒𝐢𝐧𝐚𝐭𝐫𝐚 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang