Bangun pagi, gosok gigi~
Cuci muka, tak mandi~🦋🦋🦋🦋
~Pukul 19.15 Wib
Lera sudah sampai dimana tempat ayahnya berada. Disalah satu gedung lama yang sudah bertahun-tahun tak terpakai, gedung itu terletak lumayan jauh dari perkotaan. Kanan kiri gedung itu juga ditumbuhi oleh pohon-pohon tinggi.
Perlahan Lera masuk kedalam gedung yang gelap dengan langkah yang sangat pelan agar tak menimbulkan suara. Dengan cahaya remang dari bulan, matanya masih bisa melihat arah dimana ia melangkahkan kakinya.
Motornya tadi diparkir lumayan dekat dari gedung, lalu ia menutupinya dengan rerumputan yang merambat agar tak ada yang tau bahwa disana ada motor. Mobil ayahnya juga terpakir didepan gedung, bukan hanya mobil ayahnya disamping mobil Gino juga ada dua mobil lainnya.
Sampai dilantai satu, Lera mendengar suara bass laki-laki yang sepertinya sedang berbincang. Didepannya juga ada pisau, pistol juga tali. Pikiran Lera mengenai keselamatan ayahnya kembali menghampiri.
Gedung ini bertingkat-tingkat, jika dilantai satu hanya ada laki-laki yang mungkin suruhan Deon. Maka dimana ayahnya?.
Lera berjongkok, pelan-pelan ia mendekat pada kedua pria itu, tujuannya untuk mengambil pistol juga pisau lipat yang ada dimeja. Lera akan menggunakan senjata itu untuk melawan orang-orang suruhan Deon lainnya, yang mungkin saja tersebar dibeberapa sudut gedung. Tapi sebelum itu Lera membuka resleting jaketnya untuk mempermudah ia mengambil lakban yang sudah ia bawa.
Bisa saja nanti mereka teriak, dan memanggil Deon. Disaat itu juga Lera akan melakban mulutnya.
"Lo pake sepatu putih bro?" tanya pria yang sedang duduk dikursi.
Lera langsung melotot, ia berhenti berjalan sembari berjongkok tepat dibelakang pria yang berdiri membelakanginya, Lera menatap was-was pada kedua pria itu. Dia sudah ketahuan, goblok sekali ia tak mengganti sepatunya yang hitam seperti celana dan jaketnya yang bewarna hitam.
Pria yang sedari tadi berdiri kini menunduk menatap sepatunya sendiri. "Sepatu gue putih sih, tapi lumayan kotor juga"
Lera menghela nafas pelan. Huh aman -batin Lera.
Kini kedua pria itu asik dengan ponsel juga rokoknya, ini kesempatan Lera untuk mengambil pistol juga pisau nya. Tangannya naik keatas meja meraba-raba dimana pistolnya.
Ck, mana sih nih pistolnya!
Beberapa saat tangan Lera berhasil meraih pistol hitam tersebut, Lera langsung memasukkan didalam saku jaket. Kini tinggal pisau lipat itu yang belum ia ambil.
Tangannya kembali meraba-raba, tapi sesaat kemudian seperti ia menyentuh sesuatu. Tapi itu bukan pistol. Lera mendongak, tatapannya langsung disuguhi oleh tatapan tajam kedua pria tersebut.
Astaghfirullah ketahuan!
Buru-buru Lera Lera lari untuk menuju tangga.
"SIAPA KAMU?!"
"KEJAR"
Kedua pria itu menyusul Lera yang menaiki tangga. Tapi sialnya jaket belakang Lera berhasil ditarik dan membuat anak itu menghentikan langkah kakinya menaiki tangga.
Lera langsung memutar badannya, kakinya yang jenjang langsung menendang kedua wajah pria itu. Kepala salah satu pria itu Lera tendang ke dinding hingga terbentur, satunya lagi Lera menendang tepat pada aset bawah laki-laki itu. Hingga tangannya yang semula menggenggam pisau kini pisau itu terlepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Polgan [TAMAT]
General FictionMARI HALUU(๑¯◡¯๑) ~~~~ Follow my account Okay! [CERITA INI HANYA UNTUK UMUR DELAPAN BELAS KEATAS] Karna akan mengandung unsur kata-kata yang kurang pantas diucapkan dibawah umur Pernah nggak ditilang sama polisi ganteng, masih muda, murah senyum, ng...