[1] Masa lampau

217 37 1
                                    

Kedua tangannya meremas ujung sweater abu dengan jari-jari kecilnya, melayangkan tatapan protes terhadap pria dengan baju hitam di hadapan, sedang mengisi kotak-kotak puzzle dengan sangat apik, potongan gambar itu diletakkan sedemikian rupa, sedikit demi sedikit menghasilkan gambar yang terlihat menarik, hingga lupa bahwa di depannya ada Jake, oh iya, Jake ini pacarnya, lucu bukan?

Sekarang wajahnya cemberut kesal, mendengus kecil merasa tidak dapat perhatian, melihat ke arah Jake, Sunghoon melepaskan semua atensinya pada potongan puzzle itu, sekarang ia melihat ke arah Jake dengan lembut, digenggam jari-jari itu dengan perlahan, "Kamu marah?" Tanya Sunghoon mencoba meredakan sensasi menggebu-gebu Jake.

"Nggak tuh," jawabnya memalingkan wajah, duh, susah ya kalau punya bayi berukuran 175 cm ini, sudah duduk dipangkuan, tapi masih merengut kesal.

"Kamu kenapa sih? Aku lagi main puzzle, ada-ada aja." Ucap si baju hitam yang sedang duduk memangku hoodie abu itu, mengusap anak rambutnya yang kecil, melihatnya melalui mata yang hampir ingin menangis, (sedikit).

Jake menatap mata Sunghoon kesal, melayangkan pertanyaan aneh yang tiba-tiba saja ingin dia tau jawabannya, "Puzzle atau aku?"

"Ya... puzzle dong."

"Kamu tega." Katanya, hampir benar-benar menangis. "Aku tega apa?"

"Aku daritadi nih, nunggu kamu main sampai sejam, kamu tega?" Ucapnya sambil menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.

Melihat ke arah Sunghoon dengan mata sembab layaknya menangis seperti orang yang putus cinta, Jake kembali bertanya, "Kenapa kamu pilih puzzle?"

Sunghoon tersenyum tipis, manis sekali, hingga kalau senyumnya adalah venus flytrap mungkin serangga bisa saja masuk ke dalam perangkapnya yang ganas, senyum kecilnya dapat memiliki seribu arti.

"Gampang aja sih, soalnya puzzle itu like a small pieces, that make the big picture." Ucap Sunghoon merasa cheesy, aneh. Tidak pernah berkata manis, sekalinya diluapkan seperti ada yang memerintahkan Jake untuk pergi sekarang juga, mungkin hal yang terjadi selanjutnya tidak akan begitu menarik.

Betul, karena ditariknya bibir lembut itu ke dalam ciuman hangat, namun mengasyikkan, kedua tangan yang menggenggam ujung hoodie abu diletakkan di atas tengkuk si baju hitam, menekan sedikit jarak antara keduanya, mengeratkan kedua kakinya di pinggang Sunghoon, menarik nafas saat adanya jeda.

"Aku gak suka..." Jake berkata lirih, "Kamu kalo begini aku gak suka."

Sunghoon melepas pelukan itu menatap heran, "Kenapa gak suka?"

Jake malu-malu merasa pipinya panas, entah apa yang dia lakukan, sekarang Jake rasa ingin pulang ke rumah dan mandi dengan air dingin, karena, "Aku gak suka kalo kamu begitu, i feel like i fall for you far away like the beginning of our first meet."



Hi, Thank You for reading this.

eight letters : sungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang