Part 12

90 76 15
                                    

Selesai makan, Langit langsung pergi ke kamarnya, ia berjalan gontai tanpa semangat karna di tinggal lagi sendirian.

Langit membuka pintu kamarnya, seketika Langit di kejutkan oleh sesosok makhluk yang sedang menyisir rambutnya di atas kasur Langit yang menghadap ke arah cermin yang tertempel di lemari pakaian langit. Senja.

Senja menyisir rambutnya sangat pelan, persis seperti yang ada di film-film.

"Lo ngapain di sini? Belum pergi juga?" Tanya Langit sambil berjalan lebih masuk ke kamarnya.

"Belum, Senja lagi nunggu langit" ujar Senja sambil menoleh ke arah Langit yang berjalan menuju ranjang.

"Kenapa nunggu gue?" Tanya Langit yang duduk di pinggiran kasur.

"Senja mau bahas tentang Vino" ujar Senja sambil bangkit dan menghampiri Langit.

"Udah, gak papa. Lo balik aja ke rumah Lo di tepi danau itu, masalah Vino biar gue yang selesain" ujar Langit menatap wajah pucat Senja, Senja berdiri di hadapan langit sekarang.

"Iya..." Setelah mengucapkan itu, Senja langsung menghilang.

Langit langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur. Hari ini sangat melelahkan, capek juga berurusan dengan hantu.

Untung saja malam ini Senja tidak menginap di rumah Langit. Jadi Langit bisa tidur nyenyak. Urusan Senja besok saja, Langit akan mencoba sedikit demi sedikit menanyakannya pada Vino, siapa tahu langit mendapatkan titik terang nya.
Langit pun memejamkan matanya dan terlelap.


👻👻👻


Langit sudah selesai sarapan, sarapan yang sudah di siapkan oleh bi Ina pagi ini. Katanya bi Ina mau izin pulang sebentar, mau mengantar anaknya sekolah, anak bi Ina masih kelas 2 SD.

Selesai sarapan, Langit langsung beranjak keluar rumah ingin pergi sekolah.

Seperti biasanya, saat melewati danau, Langit akan bertemu dengan Senja.

"Hai Langit!" Sapa senja. Dan langsung mengikuti langit yang tidak berhenti sama sekali saat Senja menyapanya.

"Mm" jawab langit seadanya, tidak berniat berbicara, menatap pun tidak.

"Nanti apa rencana Langit buat cari tahu tentang Senja sama Vino?" Tanya Senja.

"Mau gimana lagi ya? Kita kayaknya lebih meyakinkan Vino, kalo arwah Lo masih ada di sini" ujar langit.
"gue bakalan coba temenan sama Vino. Siapa tahu gue bakal dapet informasi tentang Lo dari dia, walau pun gue rada gengsi sih"

"Kalo gue temenan sama Vino, otomatis kan dia pasti sering ngajak gue ke rumahnya. Pas gue kerumahnya nanti, Lo harus ikut sama gue. Siapa tau Lo dapet petunjuk di sana" jelas Langit panjang lebar. Langit pede, emangnya Vino mau mengajaknya ke rumah nya.

Senja mengangguk mengiyakan saran dari Langit. Mereka pun melanjutkan perjalanannya menuju halte bus.

👻👻👻

"Eh bus nya udah dateng tuh, Lo jangan ajak gue ngomong ya. Ntar gue di sangka orang gila lagi sama penumpang lainnya" peringat Langit pada Senja mengingat kejadian beberapa hari yang lalu di dalam bus, saat salah satu penumpang menegurnya karna melihat Langit berbicara sendiri.

"Hihihi iya Langit" ujar Senja sambil tertawa kecil.


👻👻👻


Sesampainya di sekolah.....
Langit mondar-mandir di depan kelas. Dia bingung, apakah harus dia yang pertama mengajak Vino untuk berteman. Dihhh gengsi banget Pikir Langit.

Tapi tidak apa-apa, Langit kasihan melihat Senja yang terus bergentayangan tanpa tahu jalan untuk pulang.

Nanti pas istirahat, Langit akan menemui Vino. Sekarang fokus belajar dulu.

👻👻👻

Teng,,teng,teng

"Duh, udah istirahat aja, Vino mana yah?" Langit berjalan di koridor sekolah, sambil sesekali melirik ke kelas-kelas yang di lewatinya, mencari keberadaan Vino.

Langkah Langit membawanya menuju kantin. Benar saja, Langit melihat Vino yang duduk bersama teman-teman nya di salah satu meja yang ada di kantin itu, seperti nya sedang menunggu pesanannya.

"Lang, kenapa? Lo gak jadi masuk ke kantin?" Ujar Tasya, yang tiba-tiba sudah berdiri di samping Langit yang sibuk memperhatikan Vino.

Langit sedikit terperanjat "Eh, Tasya. Ini....Gue lagi nyari Vino. Bisa panggilan dia gak?" Ujar Langit meminta tolong, sambil menunjuk ke arah Vino.

Tasya mengarahkan pandangannya mengikuti jari telunjuk Langit.

"Oh, ok. Bentar ya" ucap Tasya dan langsung berjalan ke arah Vino dan teman-teman nya duduk.

"Vino! Langit nyariin Lo tuh" ujar Tasya sambil menunjuk ke luar kantin.

Vino menoleh, dan mendapati Langit yang berdiri tak jauh dari pintu masuk kantin.

Vino mengarahkan pandangannya ke Tasya. "Emangnya kenapa?" Tanya Vino.

"Gak tau" Tasya mengangkat ke dua bahunya. "Samperin aja sana" setelah mengucapkan itu Tasya kembali ke tujuan pertamanya datang ke kantin, yaitu menyusul teman-teman nya yang sudah Sedari tadi menunggunya untuk makan bersama.

Vino pun beranjak dari duduknya, izin ke teman-teman nya untuk keluar sebentar. Setelah itu Vino menemui Langit yang masih setia berdiri di luar kantin.

"Ada apa Lang?" Tanya Vino, ketika telah berhadapan dengan Langit.

"Gak, itu Loh.....mmm apa?..o,o..kita boleh te, temenan gak?" Ujar Langit canggung sekaligus malu.

Vino menaikkan sebelah alisnya, sedikit aneh melihat Langit yang tiba-tiba memintanya menjadi teman.

Hening..... canggung.

"Mmm gak boleh?" Tanya Langit memastikan, pasalnya Vino diam saja, sambil menatapnya bingung.

"Ha? Hahaha boleh deh" jawab Vino sambil tertawa, dasar Langit memang cowok aneh.

"E,e...ya, ya udah" ujar Langit sambil menggaruk kepalanya yang tiba-tiba gatal.

"Hahaha, gak usah tegang gitu lah, santai aja Lang. Kapan-kapan kita nongkrong deh sama temen-temen yang lain" ujar Vino sambil tertawa, Vino merasa geli saja, karna langit berbicara seperti ingin mengajak cewek kencan. Hahaha....

Vino pun kembali masuk menuju kantin, meninggalkan langit yang masih berdiri membeku di luar kantin. Rasanya Langit malu sekali, coba yakinkan Langit, bahwa tadi dia yang sedang berbicara dengan Vino.
Memalukan!!

Langit pun bergegas kembali ke kelas. Keadaan di kelas sekarang sepi, karna anak-anak sibuk di kantin.

Saat Langit berjalan ke arah mejanya tiba-tiba Senja muncul tepat di depan Langit.

"Astaga!.... Kaget" ujar Langit sambil mengelus dadanya yang berdegup kencang. "heh! Lo bisa nggak sih kalo mau datang kasih tanda kek, apa kek. Lama-lama jantungan juga gue" papar Langit.

"iya deh... Maaf ya Langit" ujar Senja sambil nyengir kuda.

"eumm" jawab Langit, dan langsung berjalan ke arah bangkunya ingin duduk, Langit tidak ingin ke kantin dan perutnya juga tidak lapar hanya karena kejadian tadi, saat Langit mengajak Vino untuk menjadi temannya.

Langit sangat malu, dan seketika nafsu makannya juga hilang,  lebih baik dia berdiam diri di dalam kelas.

Senja berdiri di samping meja Langit,  sambil terus memandangi wajah tampan Langit.

"Langit!" ujar Senja.
Langit dengan tampang malasnya menoleh ke arah Senja.



TBC

Jangan lupa vote

Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang