46 2 0
                                    

Jenan dengan sepedanya sudah berada di depan rumah Jeya tujuannya datang pagi-pagi adalah untuk menjemput sang gadis,
Sambil menunggu Jenan memainkan ponselnya.

"Nan ayo berangkat"Jeya datang memecahkan konsentrasi pemuda itu pada ponselnya.

Dengan cepat Jenan memasukkan ponselnya kedalam saku,
"Je, ni tas nitip"seperti biasa Jenan akan menitipkan tasnya pada Jeya.

Karena sepeda Jenan nggak ada boncengannya jadi Jeya biasanya akan naik pada besi yang terdapat pada roda sepeda Jenan,
Kenapa Jenan nggak pake motor aja?
Jawabannya adalah dia belum punya SIM.

Jenan memberhentikan sepedanya pada warung bubur ayam,
"Turun Je"suruhnya.

Mereka memilih tempat duduk didekat jalanan.

"BU YANG KAYAK BIASA DUA!"teriak Jenan
"Sip"balas ibu Yanti.

Warung bubur Bu Yanti adalah tempat andalan mereka untuk sarapan selain bubur nya enak harganya juga cocok untuk kantong pelajar.

"Nih buburnya"
"Makasih bu"Jenan dan Jeya menjawab bersamaan.

Memiliki rambut panjang itu kadang enak kadang enggak seperti sekarang Jeya lagi kesusahan singkirin rambutnya yang dari tadi ngalangin dia makan,

"Makanya jepit rambut tu dibawa untuk apa beli tapi nggak pernah dipake"ucap Jenan sambil mengikat rambut Jeya menggunakan gelang hitamnya.

"Gue pake ya cuma lagi nggak bawa aja sekarang"bantah Jeya

"Alasan lo"

Jeya yang sudah malas hanya memutar malas bola matanya dan melanjutkan acara makan yang sempat tertunda.

_________

"Har! Mabar kuy" ajak Jenan pada teman sebangkunya itu

"Kuy"

"Ikut lah"Junda tiba-tiba nimbrung

Akhirnya mereka bertiga mabar dibelakang kelas.

"Yang pinjem charger dong"Winda pacarnya Haris datang

"Ambil aja ditas"jawab Haris sambil tetap fokus ke gamenya

"Nan tu si Jeya lagi diuks"

"Kenapa dia?"

"Sakit perut katanya"

Jenan yang mendengar nya langsung saja pergi keuks.

"Woi nan ini gimana?!"teriak Junda

"Main berdua aja lo sama Haris!"

"Dasar bucin"ucap Haris

"Ngaca bro"Junda menimpali dengan muka yang udah sepet.

______

Jenan dapat melihat Jeya yang sedang baring sambil meringis kesakitan.

"Kenapa Je?"

Jeya tersentak kaget saat Jenan tiba-tiba masuk dan menanyakan keadaannya.

"Sakit perut"

"Lo lagi red days ya?"

Jeya hanya mengangguk sambil sesekali meringis

"Mau pulang nggak?"

Jeya menggeleng pelan. "Nggak gila aja lo gue bolos"

"Yaudah lo tidur aja"ucap Jenan sambil baring di ranjang sebelah Jeya

"Kok lo malah tidur disini?"

"Mau bolos gue"

"Lo bolos terus awas nanti nggak lulus lo"

"Gue pinter bisa lulus tenang aja"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Double JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang