Jujur aja, makin kesini... Vote semakin sedikit T_T Wee? Kalian bosen sama ceritaku ya?🥺 Maaf kalo ceritaku ngebosenin;( jadi merasa gagal sebagai seorang author haha...
...
Vel melihat Alena yang sudah terbaring di lantai sembari memegangi perutnya, banyak luka lebam juga disana. Vel menatap datar pria itu.
"Kau menyakitinya" ucap Vel dengan nada yang sangat rendah.
Lucas, Peter dan Liam sedang melepaskan ikatan tali di tanah para knight dan Alena. Sabrina langsung ke samping Alena.
"Kau sudah terkepung, semua pasukannya sudah kami habisi tanpa sisa. Hanya tinggal kalian berdua saja" ucap Vel.
"Kenapa aku harus menyerah?" Ucap pria itu.
Vel tertawa. "Jika kau tidak melakukan itu, kami akan membunuh kalian" ucap Vel.
"Jika aku menyerah atau tidak itu sama saja. Kalian pasti akan membunuh kami" ucap pria itu.
"Pintar" ucap Vel.
Vel mengeluarkan pedang kebanggaannya. Panjang dan tajam. Pedang itu adalah saksi bisu atas apa yang Vel lakukan untuk mencapai titik ini.
Vel mulai menyerang pria itu. Mudah sekali, baru beberapa kali bertarung pria itu sudah kalah.
"Tubuhmu terlalu besar hingga kau susah bergerak" ucap Vel.
Pria itu marah dan menyerang Vel lagi. Vel tidak mau meladeni pria ini lebih lama, dia ingin bersama Alena sekarang. Vel menusuk perut pria itu, dia menekan pedangnya agar lebih dalam menusuk pria itu. Pedang Vel sudah ada di belakang pria itu, pedangnya menembus tubuh pria itu.
"Lemah" ucap Vel lalu melangkahi tubuh gempal itu.
Vel berjalan kearah pria satunya. Tanpa pikir panjang, Vel langsung membunuh pria itu dengan cepat.
Vel berjalan dengan cepat kearah Alena, dia mengambil tubuh Alena dari Sabrina."Sayang? Astaga, lihat ini! Banyak sekali luka! Dasar bajingan!!!" Teriak Vel marah.
Alena terkekeh. "Perutku sedikit sakit Vel" ucap Alena.
Vel mengangkat tubuh Alena dan berjalan kearah kamar mereka. Dia sudah menyuruh Liam untuk memanggil dokter kemari.
Dokter pun datang, dia langsung memeriksa Alena. Saat dia membuka baju yang ada di perut Alena, dia bisa melihat ada sedikit luka memar disana.
"Pria itu menendang perutnu?" Ucap dokter itu.
"Apa?! Dia menendang perutmu?!! Dasar sialan!!!" Teriak Vel.
Vel meninju lemari yang ada di sampingnya. Lemari itu terbelah karena itu, mereka semua tertegun melihat itu. Vel marah, mereka harus hati-hati agar tidak terkena imbasnya.
"Vel, kemarilah" ucap Alena.
Vel menatap Alena, dia menghela nafasnya lalu berjalan kearah Alena. Dia duduk di samping Alena dan memegang tangannya.
"Kenapa?" Ucap Vel lembut.
"Kalian keluarlah" ucap Alena.
Mereka semua pergi dari sana. Alena duduk, dia dibantu Vel untuk menyandar pada kepala kasur. Semua tubuhnya sangat sakit sekarang.
Alena menatap Vel, dia mengingat ucapan pria sialan itu. Vel mati. Seketika Alena menangis, dia tidak bisa membayangkan jika Vel benar-benar mati dan meninggalkannya sendirian disini.
"Kenapa menangis?" Ucap Vel lalu menyeka air matanya.
"Peluk" ucap Alena.
Vel mengangkat tubuh Alena lalu mendudukkannya di pangkuan Vel. Alena memeluk Vel dengan sangat erat, takut kehilangannya. Vel terasa sesak karena pelukan Alena tapi dia diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me & The Queen
Roman d'amourGxG area~ Bagaimana jika seorang wanita pemimpin sebuah gangster terdampar di zaman kerajaan? dan bagaimana jika ratu pemimpin kerajaan yang notabenenya adalah seorang wanita sama sepertinya jatuh cinta padanya dan ingin menjadikannya sebagai permai...