Arexsa | Ten

625 53 47
                                    

Ada yang nungguin cerita ini nggak???

Yuk absen 'Hadir!'

Happy Reading!!!

•••

"Pak, Stop!" Ucap Arexsa pada Abang ojol sambil menepuk pundaknya.

"Ini ya pak! Makasih," Gadis itu menyerahkan helmnya, seketika Abang ojol mengucap terima kasih pada Arexsa. Gadis itu segera memakai topi untuk berjaga-jaga.

Coffee mood

Tempat tujuan Arexsa. Entah mengapa ia memilih tempat ini untuk bersembunyi. Gadis itu dengan cepat berjalan masuk ke dalam cafe.

"Rasa Matcha Satu," minta Arexsa pada seorang barista disana.

Cafe sangat sepi sekarang. Namun dentingan hujan memecah kesunyian tersebut. Untung ia sudah sampai disini lebih dulu. Hari pun mulai petang, sampai kapan gadis ini akan berada disini.

Huftt

Arexsa mendengus. Memancarkan ekspresi wajah sangat lesu. Dirinya sendiri juga sangat terancam jika terus begini.

"Tiga puluh lima ribu kak!" Ucap barista tersebut memecah lamunan Arexsa.

Gadis itu segera memberikan uang, lalu duduk menunggu pesanan. Satu tangannya digunakan menumpu dagu. Memandang keluar cafe yang tampak menunjukan hujan lebih deras dari sebelumnya.

Arexsa mengingat seseorang. Seseorang yang mungkin ia benci sifatnya dikelas. Orang yang sok peduli ditambah lagi suka ikut campur urusan orang lain.

Algara

Satu nama yang berhasil mendiami otak Arexsa sekarang. Bagaimana pria itu begitu berandal? Batin gadis itu.

Senyuman Arexsa mengembang, bukan karna suka tapi mengejek!

"Ini kak pesanannya," Ucap barista itu. Ia seorang lelaki dengan kira-kira berumur dua puluh tahunan. Arexsa yang menyadarinya pun langsung menerima minuman tersebut.

"Kalau nggak salah kakak dari SMA Bakti Negara?" Ucap lelaki itu.

Arexsa yang dirasa diajak bicara pun langsung menoleh, sambil sedikit kikuk Arexsa mengangguk.

"Adik saya juga sekolah disana, makanya saya bisa tau dari seragam sekolah yang kakak pakai," jelas lelaki itu agar Arexsa tak salah paham.

Gadis itu tersenyum, apa ia harus basa-basi pada barista ini?

"Nama Adik kakak siapa?"

Tlining!

Suara lonceng cafe berbunyi, menandakan bahwa seseorang baru saja masuk. Sontak pandangan barista tersebut tertuju ke arah pintu.

Disisi lain Arexsa hanya acuh, menyeruput matcanya selagi masih hangat. Tubuhnya merasa dingin disini, ia lupa tak membawa jaketnya.

"Algara, kenapa baru pulang?"

"Uhuk-uhuk!" Arexsa tersedak, membuat kedua lelaki itu menatapnya.

Algara mengerutkan keningnya, menyipitkan matanya memandang seseorang yang tak asing baginya.

Arexsa panik, ia segera memposisikan badannya membelakangi Algara. Sambil mengarahkan topinya kebawah agar menutupi wajahnya.

"Arexsa?" Ucap Algara yang langsung mengetahui nama dibalik tubuh mungil itu.

Arexsa tersentak, "Sial, gua salah tempat!"

Dengan ekspresi wajah yang berubah drastis Arexsa menoleh, menampakkan wajah datarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AREXSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang