4

2.6K 269 10
                                    

Happy Reading...

🐶❤️🦊

***
"Makanan sudah siap" teriak Renjun

***

Renjun menyiapkan makanan untuk Jeno. Jeno menatapnya dengan tak percaya.

"Makanlah, aku sudah cape memasaknya"

"Kenapa sepagi ini kau memasak malatang"

"Karena aku ingin, kan kau sendiri yang mengatakan  menyukai semua makanan"

"Aku tidak lapar"

"Aku tidak mau kau harus memakannya"

"Aku sudah kenyang Renjun"

"YAK" brak Renjun menggebrak meja "cepat makan, jangan pernah tidak memakan apapun yang aku masak"

Pada akhirnya Jeno pasrah, dan memakannya. Sebetulnya Jeno bukanlah orang yang menurut kepada orang yang belum ia kenal, bahkan di kantornya terkenal dengan sifat pemaksa, acuh, dingin. Dan entah kenapa saat ini Jeno hanya menurut saja.

Bahkan sepagi ini Jeno makan dengan makanan yang ia tak suka. 'baru juga kemarin aku menikah, rasanya sudah berat menghadapi semuanya'

Jeno sudah siap dengan stelan kerjanya.

"Kau mau kemana" tanya Renjun, Jeno tak menanggapi itu. Jeno hendak membukakan pintu namun

Plak

Renjun menendang kaki Jeno dengan kakinya, Jeno sedikit meringis

"Aku sedang bertanya, kau harus menjawabnya. AKU TIDAK SUKA DI CUEKKAN"

Jeno menghela nafasnya berat "aku mau ke kantor"

"Bahkan baru kemarin kita menikah, appa mu tak memberikan ijin sehari pun"

'bahkan baru kemarin aku menikah dengan mu, tapi badan ini sudah pegal-pegal karena mu'

"Sebetulnya di kasih cuma ini mendadak"

Renjun mengangkat tangannya, seperti sedang meminta sesuatu.

"Mau apa?"

"Kartu atm mu, kau tau sendirikan barang-barang ku masih ada di rumah. Jika ke rumah sekarang aku takut di marahi oleh Papa ku" Jeno memberikan satu atm nya

"Apa lagi?"

"Kunci mobil?"

"Renjun aku punya mobil satu, sekarang aku harus ke kantor. Nanti aku belikan untuk mu"

"Benar?"

"Aduhhh... Iya" Jeno memegangi perutnya.

Jeno segera meninggalkan Renjun.

***
Jaehyun menatap Jeno. Belum berbicara Jeno sudah meminta ijin pergi ke kamar mandi, dan itu dilakukan berulang-ulang kali.

"Kau sakit perut, kenapa kau tak bilang"

"Maaf, bisa kita lanjutkan saja Appa"

Jaehyun mengatakan jika Renjun harusnya menikah dengan keluarga Choi tapi Renjun malah kabur.

"Berjaga-jaga lah kepada perusahan Choi itu"

"Iya Appa"

"Andai saja saat itu Renjun tidak datang, apa akan menanggung malu karena kau tak jadi menikah. Untung saja pas awal-awal appa bilang akan menikahkan mu. appa tidak menyebutkan nama calon mu"

"Kau tau kan maksud appa"

"Iya Appa"

"Aku akan bertemu dengan Yuta. Sudah lama aku tak melihatnya. Sekalinya melihat menjadi besan"

"Appa mengenal paman Yuta?"

"Kau tak boleh memanggilnya paman Yuta adalah ayah dari istri mu"

"Iya" istri, mendengar itu Jeno menghela nafasnya berat.

"Appa, eomma mu, Yuta dan Winwin, dulu satu sma di neo culture hight school. Bahkan kita dekat satu sama lain. Dulu juga kita berjanji jika memiliki anak nanti kita akan menjodohkannya"

"Namun pada saat itu, aku kehilangan kontak dengan Yuta, aku hanya mendengar bahwa Yuta sudah sukses di negaranya, dan memiliki anak perempuan"

"Saat itu aku ingin sekali, mengabulkan apa yang kita ucapkan saat sma namun tidak semudah itu. Tapi saat kemarin mimpi saat sma kita terlaksana"

"Kau harus tau Jeno, dulu saat masih sma eomma itu sering di bully, yang berteman dengan Taeyong hanyalah Winwin. Saat itu appa tak berani melawan orang-orang yang membully Taeyong. Namun kau harus tau jika Yuta selalu membalas orang-orang yang membully Taeyong" Jaehyun menyeruput kopi nya lagi, dia sedang mengingat-ngingat kejadian saat SMA dulu.

"Dulu appa tak berani melawan mereka, karena menurut appa melawan dengan kekerasan itu adalah hal buruk, tapi berbeda dengan Yuta, Yuta selalu melawan dengan kekerasan"

'pantas saja anaknya bar-bar sekali, tenyata menurun dari ayahnya' ucap Jeno dalam hati

"Maka dari itu Jeno, kau juga harus menjaga Renjun dengan baik. Kurangilah sifat dingin mu itu"

"Iya appa"

Setelah percakapan itu selesai. Mungkin Jeno tak keluar masuk kamar mandi karena efek obat sudah berjalan. Namun panas di dalam perutnya masih terasa.

***
Pintu apartemen terbuka. Renjun terkejut ibu mertuanya datang.

"Eomma"

Taeyong masuk. Taeyong ke dapur menyimpan buah-buahan untuk menantu cantik nya itu. Itu adalah impian Taeyong bisa menikahkan anaknya dengan anak Winwin.

Saat melihat dapur.

"Sayang, kau memasak malatang?"

Renjun mengangguk "Winwin dulu saat sekolah sangat menyukai malatang" Renjun Tersenyum mendengar ucapan dari eomma mertuanya itu

"Kenapa, ini masih sisa" melihat di meja makan yang belum sempat di bersihkan dan itu bekas Jeno yang tidak menghabiskan makannya.

"Akh, itu sisa Jeno. Jeno tidak menghabiskan malatangnya" Renjun cemberut.

Melihat Renjun cemberut itu menggemaskan di mata Taeyong.

"Apa Jeno tak memberi tahu mu jika dia tidak menyukai masakan pedas?"

Renjun terkejut mendengar itu, Renjun merasa bersalah telah memaksa Jeno memakannya.

TBC

🐶❤️🦊

Marriage Partner (NOREN GS) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang