"Gio...," Panggil Aqilla saat Gio hendak keluar dari kelas. Bel pulang sekolah baru saja berbunyi beberapa menit lalu.
Gio berbalik kemudian menatap Aqilla dengan tatapan bertanya.
Aqilla yang paham akan arti tatapan Gio langsung menjawab, "ada yang mau gue omongin sama lo,"
"Apa?" Sahut Gio santai.
"Emm, soal kemarin,-" belum sempat Aqilla menyelesaikan ucapannya Gio langsung menyambar.
"Udah lupain, santai aja. Gue capek banget nih, duluan ya." Ujar Gio menepuk pelan pundak Aqilla kemudian melenggang pergi.
"Yo, tunggu!"
Gio hanya terus berjalan seolah tak mendengar panggilan Aqilla. Ia malas membahas hal itu. Apalagi nanti jika Aqilla banyak bertanya. Dan dia juga tidak berbohong perihal dirinya yang merasa lelah. Rasanya ia ingin segera sampai ke rumah, kemudian berbaring di pangkuan Mamanya.
"Ahh rese, main pergi gitu aja tu anak. Padahal kan gue belum selesai ngomong." Gerutu Aqilla sambil berjalan, yang kemudian mendapat tatapan aneh oleh orang-orang di sekitarnya.
"Ck, apa lo liat liat." Aqilla kepalang kesal karena Gio, sehingga dirinya yang sangat ramah itu tiba-tiba berubah menjadi judes. Sepersekian detik kemudian dia sadar akan tindakan kasarnya. Oh astaga, dia sangat merasa bersalah karena telah memarahi orang yang tidak bersalah.
Aqilla berbalik badan menghadap orang yang di omelinya tadi, kemudian menampilkan senyum canggung.
"Emm, sorry ya, gue kelepasan tadi." Ujar Aqilla tak enak hati.
"Iya santai aja," balas lelaki yang kini menjadi lawan bicara Aqilla.
"Thanks ya, gue balik duluan kalo gitu." Pria itu hanya mengangguk sembari tersenyum. Aqilla kemudian berbalik dan berjalan menuju halte.
Sesampainya di halte Aqilla berdiri karena tidak kedapatan tempat duduk lagi. Beberapa saat kemudian bus berhenti didepan halte. Sudah beberapa hari ini Aqilla pulang naik bus, karena di pikir pikir ongkos bus lebih murah dan Aqilla bisa lebih berhemat jika naik bus.
Saat hendak naik kedalam, rupanya bus sudah penuh. Aqilla malas berdesakkan jadilah ia tidak ikut naik bus dan memilih bus selanjutnya. Toh disana masih ada beberapa orang yang belum pulang. Namun setelah hampir satu jam menunggu, tidak ada bus yang lewat. Aqilla merasa kesal saat ini. Ia menepuk pahanya cukup keras dan mendesis, melampiaskan kekesalannya. Di dalam hati ia mengomel, merutuki kebodohan tadi. Belum lagi sikap Gio yang menyebalkan kembali teringat di benaknya.
Dari kejauhan seorang pria tengah menatap ke arahnya. Di seberangnya terdapat seorang gadis yang tak lain adalah Elanie.
"Gimana, oke kan?" Tanya Elanie kepada pria itu yang di sambut dengan tatapan merendahkan. Bukan merendahkan gadis yang menjadi perbincangan mereka, tapi Elanie.
"Kalo yang itu mah oke banget. Pantes si Gio ninggalin Lo. Jelas kalah saing lah Lo." Cibir pria itu.
"Ck, anjing banget si Lo. Gue nggak bayar Lo buat ngomentari gue ya! Gue cuma minta Lo buat deketin tu cewek terus jauhin dia dari Gio." Sinis Elanie. Pria itu mengangkat satu alis dan bibirnya sombong.
"Oke, oke. Santai aja kali, gue, kan cuma berpendapat."
"Lagian, lumayan juga. Udah dapet cewe, dapet duit lagi." Ujar pria itu tersenyum sumringah. Tawaran yang sangat bagus.
"Ya udah, nunggu apa lagi? Samperin sana!" Titah Elanie ngegas.
"Wess, santai aja kali. Gue tau kok apa yang harus gue lakuin. Gue nggak bego kayak Lo,"
Elanie melempar tisu yang ada di atas meja ke wajah pria itu. Tak terima akan penghinaan nya.
"Jaga mulut Lo ya!" Peringat Elanie.
"Kalo nggak karena gue butuh bantuan Lo, udah gue aduin Lo ke bokap gue. Biar bangkrut sekalian tuh keluarga Lo."
Pria itu hanya tersenyum kemudian berdiri. Sedikit membungkukkan badannya mendekat kearah Elanie.
"Inget, video Lo masih ada sama gue!" Bisiknya kemudian melenggang pergi meninggalkan Elanie yang hanya membatu.
Sial, lagi lagi dia kalah start.
"Aghh!! " Raung Elanie frustasi.
🌻🌻🌻
Satu persatu murid yang ada di halte mulai berpergian. Ada yang naik taksi dan ada pula yang di jemput sopir pribadi. Kini hanya tersisa Aqilla dan dua orang siswi yang Aqilla tidak tau mereka dari kelas berapa.
Tiba tiba motor berwarna hitam berhenti tepat di depannya. Orang itu membuka helmnya, ternyata seorang pria. Aqilla hanya mengabaikannya, ia tidak mengenal pria tersebut. Mungkin jemputan orang yang menunggu bersamanya disini.
"Lo Aqilla kan?"
Aqilla yang merasa namanya disebut lantas menoleh. Ternyata orang itu tengah menatapnya. Pria itu turun dari motornya dan kini menghampirinya.
"Gue nggak salah orang kan?" Tanya pria itu kembali memastikan, karena dari tadi Aqilla hanya terdiam sembari menatapnya, seperti tengah mengawasi.
"Lo siapa?" Aqilla balik bertanya. Pria itu malah tersenyum dan mengambil posisi duduk di sebelah Aqilla.
Aqilla segera bergeser, memberi jarak antara mereka berdua. Pasalnya dia tidak mengenal pria ini, dia juga tidak pernah melihatnya sebelumnya.
"Santai aja, gue nggak bakal nyulik Lo kok. Sorry juga kalo gue buat Lo nggak nyaman." Jelas pria itu karena melihat Aqilla yang menjauhinya. Dia tau gadis ini tidak nyaman berdekatan dengan orang asing sepertinya, jadilah ia mengeluarkan trik buayanya.
"Lo belum jawab pertanyaan gue, btw."
"Gue nggak punya kewajiban buat jawab pertanyaan Lo. Lo cuma orang asing buat gue." Sarkas Aqilla tajam. Dia tidak mengenal orang ini, dan dia harus waspada. Tidak perlu beramah tamah pada orang tidak jelas sepertinya, pikir Aqilla.
Pria itu malah terkekeh. Membuat Aqilla semakin kesal dibuatnya.
"Ada pepatah yang bilang, tak kenal maka tak sayang. Jadi, biar Lo sayang sama gue, kenalin, gue Kevin. Anak SMA Nusa Bangsa yang setelah ini gak bakal jadi orang asing lagi buat Lo. Gue kenal Lo karena Lo anak baru yang sering di gadang-gadang sama cowok-cowok Angkasa. Ternyata Lo lebih cantik daripada di foto." Ucap pria yang bernama Kevin itu menjelaskan. "Gue ngomong gini biar Lo nggak nanya-nanya lagi dari mana gue tau soal Lo." Lanjut Kevin.
"Terus, Lo ada urusan apa sama gue?" Tanya Aqilla memastikan.
Kevin tersenyum lembut, "mau kenalan lah sama bidadari-nya Angkasa, siapa tau kalo udah kenal jadi sayang."
***
To be continued ❤️Jangan lupa vote brody!!
Thank you ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
GIOVANNI
Teen Fiction"Huhh... Edan!" Sorak Guntur mengompori, yang kemudian di sauti Apip. "Kita emang ga pacaran, tapi kamu punya aku. Slebew..." ujar Apip mengikuti kata-kata yang sedang booming di aplikasi Tik-tok. . . . . Kedatangan murid baru bernama Aqilla di kela...