5

2.5K 263 7
                                    

Happy Reading...

🐶❤️🦊

***
Renjun terkejut mendengar itu, Renjun merasa bersalah telah memaksa Jeno memakannya.

***

Setelah mendengar ucapan dari Taeyong tadi siang. Saat Jeno pulang kerja, Renjun meminta maaf atas kesalahannya tadi pagi. Namun Jeno meresponnya dengan acuh, Jeno tak menjawab permintaan maaf dari Renjun.

Renjun yang melihat respon Jeno, mungkin Jeno beneran marah kepada Renjun.

***

Tak terasa usia pernikahan Jeno dan Renjun sudah satu minggu. Hubungan mereka tak seperti pasangan suami istri, bahkan seperti sepasang kekasih pun tidak. Namun meski begitu, Jeno tetap memberi uang untuk kebutuhan Renjun dan persediaan rumah, Renjun pun sama, Renjun memasak untuk Jeno, membersihkan rumah.

Seperti saat ini, Jeno sedang menyantap sarapan yang dibuat oleh Renjun. Masakan Renjun selalu enak sayang jika dilewatkan.

"Jeno bukankah kau sudah janji, untuk kita tidur berpisah. Namun kau juga belum membeli kasur baru untuk ku" rengek Renjun.

Jeno malas sekali menanggapi rajukan Renjun. Jeno membenci sifat Renjun yang sedikit bar-bar, banyak bicara. Sifat-sifat Renjun bertolak belakang dengan sifatnya yang acuh, cuek, dingin.

"Jeno, jeno" Renjun terus saja memanggil nama Jeno. Biasanya jika Jeno tidak menjawab Renjun akan memukulnya, namun saat ini Renjun hanya menghentak-hentakan kaki di bawah meja makan.

"Jeno... Jung Jeno apakah kau bisu dan tuli?" Umpat Renjun.

"Itu tidak bisa"

"Kenapa tidak bisa, bukankah kau sudah janji"

"Bagaimana jika Eomma, appa ku datang ke Rumah, dan melihat kita tidak tidur di kamar yang sama"

"Itu kan bisa diatur nanti"

"Itu akan merepotkan Renjun"

Renjun kesal karena keinginannya tidak dipenuhi, dia pergi menuju kamar tidurnya dan membanting pintu yang tak bersalah.

"Hah, aku harus sabar menghadapi sifatnya" Jeno membereskan meja makannya dan mencuci piringnya.

"Bahkan aku menikahinya tanpa mengenalnya, tanpa bertemu dulu dengannya, dia langsung datang tepat saat mc mengatakan mempelai wanita memasuki altar" Jeno berbicara dengan piring-piring yang dia cuci.

"Kau sedang berbicara dengan siapa?" Tanya Renjun

"Kau mau pergi kemana?" Bukannya menjawab pertanyaan Renjun, Jeno malah balik bertanya karena melihat Renjun sudah ganti pakaian.

"Kau malah balik bertanya disaat aku sedang melontarkan pertanyaan kepadamu" Renjun keluar dari apartemennya.

***
Di sebuah cafe, sepasang kekasih sedang terduduk.

"Aku harus berterimakasih kepada Jeno, karena tak jadi menikah dengan mu. Tapi aku masih penasaran siapa yang Jeno nikahi"

"Jeno bilang dengan teman appa dan eomma nya, jika tidak salah seorang anak dari pembisnis dari Jepang"

"Anak pembisnis Jepang? Jauh sekali, bagaimana bisa"

"Aku tidak tau, apakah aku harus meminta maaf kepada keluarga Jung atas kekacauan ini?"

"Itu tidak perlu, bukankah kau sudah menyepakatinya dengan Jeno diawal kan?"

"Iya"

Tak lama, orang yang sedang mereka bicarakan datang.

"Hi pengantin baru hehehee"

"Berisik kau Jaem"

"Bagaimana kabarmu dan ayah mu?" Tanya Jeno kepada gadis yang sempat appa nya jodohkan dengan Jeno.

"Aku baik"

"Apakah mereka memarahi mu, setelah kau kabur di acara pernikahan?"

"Sedikit dimarahi, tapi tak apa itu sudah berlalu"

"Aku harap hubungan kalian tak ada kendala lagi setelah ini Jaem"

Jaemin tersenyum "terimakasih Jeno, kau memang sahabat terbaik ku" Jaemin merangkul bahu Jeno. Posisinya Jaemin dan Jeno bersebelahan, di depan Jaemin ada Yangyang kekasih dari Jaemin.

"Aku pikir kau akan membawa istrimu untuk berkenalan dengan kita" tutur Yangyang.

Jeno terdiam, mengingat pertengkaran tadi pagi. Jeno memberikan alasan palsu kepada Jaemin dan Yangyang.

***
Renjun melihat langit-langit di rumahnya, rumah Mama dan Papa nya di Korea. Akhir pekan yang membosankan, awalnya Renjun mengajak Haechan untuk pergi keluar namun Haechan ada janji dengan kekasihnya.

Renjun ingin jalan-jalan namun pada akhirnya malah pulang ke rumah kedua orang tuanya. Yuta sempat terkejut melihat anaknya datang sendirian.

Winwin memasuki kamar anaknya. Duduk di samping anaknya, membelai rambut panjang anak tunggalnya.

"Kau kenapa?, Jika ada masalah ceritakanlah"

Renjun tidak menjawab pertanyaan dari Winwin.

"Kau ada masalah dengan suami mu?"

Renjun tetap tidak membuka suara.

"Mama tau, kamu dan Jeno menikah terpaksa. Mama juga tau kamu kabur di acara pernikahan mu karena kamu tak menyukai anak dari keluarga Choi itu kan, kamu kabur mencari perlindungan agar tidak dinikahkan dengan nya tapi kamu malah dinikahkan dengan Jeno" Winwin terdiam sesaat dia masih membelai kepala Renjun

"Saat kamu dan Jeno mengucapkan janji suci kamu pasti terkejutkan"

"Aku sedikit syok mama, seakan aku keluar dari sarang buaya memasuki sarang singa. Tanpa basa-basi pendeta disana langsung menanyaiku nama dan mengucapkan janji suci itu. Aku mencari jalan untuk berlari tapi tak ada" jawab Renjun

"Hahahaaa" Winwin ketawa dengan Renyahnya, mendengar cerita anaknya, pas hari pernikahan itu Yuta marah besar dia malu kepada keluarga Choi. Ya meski Yuta tau anaknya menikah dengan anak sahabatnya sendiri Yuta tetep merasa jengkel. Mengingat itu Winwin makin ketawa.

"Mama"

"Mama, senang kau menikah dengan Jeno. Mungkin benar jika ucapan itu adalah doa, kau harus tau dulu Taeyong dan mama sudah sepakat akan menikahkan anak kita. Bahkan saat itu mama dan Taeyong masih SMA tapi kami sudah merencanakan itu" Winwin kemudian bercerita masa-masa SMA nya.

Winwin yang bersekolah di Korea, bertemu dengan Yuta, memiliki sahabat Taeyong dan secara tidak langsung kenal dengan kekasih Taeyong, dan pada akhirnya mereka menjadi bersahabat semuanya.

Mendengar cerita mamanya Renjun terdiam 'apakah Jeno juga tau jika kedua orang tua Jeno dan kedua orang tua Renjun berteman' batin Renjun.

Winwin banyak bercerita, dan menasehati Renjun untuk menerima pernikahan ini. Di ambang pintu Yuta sedari tadi mendengar percakapan mereka.

🐶❤️🦊

TBC

Marriage Partner (NOREN GS) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang