Flashback
"Ayah!" Lera berlari kencang kearah Gino, menubruk tubuh tegap ayahnya dari belakang. Gadis kecil itu, memeluk leher ayahnya kuat.
Gino berbalik, ia merentangkan tangannya dan mendekap Lera erat. "Anak ayah, udah pulang nak. Dedek mana? Kok ngga ikut kesini?" Gino menciumi seluruh wajah Lera yang tembam.
Usia Lera yang masih empat tahun itu membuat Gino gemas karna pipinya yang mengembang seperti bakpao.
Lera memainkan baju ayahnya. "Gatau" ujarnya cuek.
Gino mengerutkan dahi. "Kok gitu?" Ia menatap putrinya lamat. "Berantem lagi ya hmm?" Gino menoel-noel pipi Lera.
Lera manyun, ia menyembunyikan wajahnya didada ayahnya. "Hera jelek, nakal, tukang nyakar" ujar Lera pelan.
Gino masih diam, ia akan mendengarkan kelanjutan cerita Lera. Karna anak kembar nomor satunya ini paling dekat dengannya jika soal mengadu tentang ulah Hera.
"Hiks.." ngga ada yang jiwit bahkan menggeplak nya tiba-tiba, Lera nangis begitu saja.
"Loh kok nangis anak ayah" Gino sedikit mengurai pelukannya, untuk melihat wajah Lera. Tapi gadis itu semakin mempererat pelukannya. "Kenapa hmm? Kamu diapain sama Hera?" tanyanya lembut.
"Hiks.. tadi Hera bilang.." Lera mengurai pelukannya, ia menatap ayahnya dengan mata yang ingin mengeluarkan air mata lagi. "Hera bilang kalo Lera ngga hafal perkalian empat, ayah ngga mau main sama Lera lagi"
"Ayah ngga mau main tembak-tembakan terus jadi superheronya Lera lagi hiks.. nanti kalo ayah nggak hiks, ngga mau jadi superheronya Lera.. kalo Lera ketembak yang nolongin Lera siapaaa! Hiks hiks.." Lera menghapus air matanya kasar lalu kembali memeluk Gino.
"Nanti ngga ada yang dateng nyelamatin Lera terus bawa Lera lari kalo ayah udah ngga mau main sama Lera lagi.. hiks,," Lera mendongak menatap Gino. "Ayah jangan pergi ya, Lera ngga punya seperhero baru buat gantiin ayah..hiks hiks"
Raut wajah Gino yang tadinya sedikit khawatir kini buyar sudah mendengar cerita Lera. Hanya karna hal itu putrinya merajuk dan mangaduh padanya.
Gino memeluk Lera erat. "Engga, ayah ngga akan pergi ninggalin princess kecil ayah. Ayah bakalan jadi superheronya Lera sama Hera yang nyelamatin kalian waktu kena tembak" ujar Gino.
"Boong" Lera menyangkal. "Ayah boong, Lera kan belom hapal perkalian empat" rajuk Lera.
Gino mencubit pelan pipi Lera. "Engga sayang, kan ayah sayang sama Lera. Ayah ngga mungkin ninggalin Lera, jangan dengerin Hera kalo dia ngomong kaya gitu lagi"
Gino mengusap pipi Lera yang masih basah. "Dan soal Lera udah hafal perkalian apa belum, nanti belajar lagi sama ayah atau bunda. Ayah yakin kalo Lera itu anak pinter, dan rajin" Gino mencium pipi Lera lagi.
"Udah ya,, anak ayah yang paling cantik ngga boleh nangis. Tuh liat pipinya yang kaya bakpao ini jadi basah kena air mata, nanti ayah ngga mau lhoo beliin pistol air lagi" ujar Gino.
"AYAH!" teriakan itu berasal dari Hera yang datang bersama ibunya dari dapur sembari membawa camilan. Anak itu menghampiri ayahnya juga kakaknya yang asik berpelukan disamping kolam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Polgan [TAMAT]
Ficción GeneralMARI HALUU(๑¯◡¯๑) ~~~~ Follow my account Okay! [CERITA INI HANYA UNTUK UMUR DELAPAN BELAS KEATAS] Karna akan mengandung unsur kata-kata yang kurang pantas diucapkan dibawah umur Pernah nggak ditilang sama polisi ganteng, masih muda, murah senyum, ng...