Beberapa hari terakhir Renjun pulang larut, ia pulang dengan keadaan berantakan, baju yang lusuh, wajah kusut, bau alkohol pun menyengat darinya.
"Kakaa Kaka kenapa?"
Renjun menepis tangan Jaemin dipipinya.
"Minggir"
"kaa Kaka mabuk ya?"
Jaemin membopong Renjun kekamar, menidurkan pemuda itu memeluknya memberi kehangatan.
"Nana rindu kaka, ka Renjun yang sayang Nana bukan yang kasar"
Ucapnya lirih, mendusal pada leher Renjun. Bukannya sadar Renjun kembali memukul Jaemin, tak keras hanya saja sakit hati yang jaemin rasakan begitu dalam.
"Berisik!"
"kaa Nana minta maaf"
Jaemin pergi keluar kamar, namun baru ingin keluar lengannya ditarik kasar, ia dilempar keranjang oleh Renjun.
"Kaka sakit...."
Renjun menatap nafsu Jaemin namun ia tetap menahan hasratnya.
"karenamu.... Aghh aku mencintaimuu na.. na Jaemin hiks"
Renjun memeluk erat tubuh jaemin, mulai menangis dileher Jaemin.
"Kaka tenangg"
Jaemin pikir itu efek alkohol, jaemin mengusap punggung Renjun.
"Naa menikahlah denganku"
Renjun menatap sendu Jaemin, kini jaemin hanya bisa diam, ia rasa hanya pengaruh alkohol Renjun tak bersungguh sungguh mengucapkan itu.
"Na aku masih sadar, aku tidak mabuk, menikahlah denganku Na Jaemin.
"Kaka... Nana ga yakin, Kaka mabuk sudah tidur laa~"
Renjun menatap kesal Jaemin.
"Butuh bukti?! Kau tak percaya aku mencintaimu Na Jaemin?!"
Renjun mengungkung Jaemin dibawahnya, menatap nyalang pemuda dibawahnya.
"K-kaa Nana ga maksud gituu Nana... Nana... eumhh"
Renjun mencium paksa Jaemin, dilumatnya kasar bibir Jaemin, memberinya gigitan kuat membuat bibir Jaemin kini berdarah, memaksa lidahnya menerobos masuk dalam mulut Jaemin.
"eumhh ka ren- hnghh!"
Renjun melesapkan lidahnya, mengabsen deretan gigi Jaemin, mengajak beradu lidah sang manis.
"hnghh! hnn!"
Renjun melepas ciumannya, beralih pada leher Jaemin, menggigit leher putih itu hingga tanda kemerahan memenuhinya.
"Aku mencintaimu na"
Diciumnya kembali bibir Jaemin, tangannya membuka kancing piyama Jaemin, dengan sensual Renjun mengusap perut dan nipple Jaemin.
"enghh Kaka..."
Jaemin merasa ada rangsangan aneh pada tubuhnya.
Renjun menyesap nipple Jaemin, menjilati tubuh 'bonekanya' itu dengan lihai, meninggalkan jejak liur disana.
"hnnhh gelii"
Renjun melepas celana Jaemin, melucuti semua pakaiannya meninggalkan boxer yang Jaemin kenakan, ia tersenyum senang mulai membuka pakaiannya, membuka boxernya memperlihatkan sesuatu yang panjang dan besar, Jaemin bergidik melihat itu, wajahnya merah padam.
"Kaka..."
"Maafkan aku na, aku tidak ada maksud untuk menyentuhmu, tapi kau yang memaksaku melakukan ini untuk bukti padamu"
Renjun menarik Jaemin agar duduk, lalu memposisikan kejantanannya tepat didepan wajah dimanis.
"Lakukan"
Jaemin menggeleng kuat, namun Renjun menyodokkan miliknya pada mulut Jaemin. Pemuda itu tersedak, milik Renjun hanya masuk setengah dimulutnya.
"Shh bagus na"
Jaemin menangis dan tetap melakukan perintah Renjun.
"Shh agh mulutmu sangat enak na"
Merasa Jaemin semakin pelan, Renjun menggerakkan miliknya cepat, menahan kepala Jaemin membuat sang manis menangis, memekik tertahan, milik Renjun menumbuk kerongkongannya.
"Shh telan na"
Jaemin hendak memuntahkannya namun Renjun segera menciumnya, memaksa Jaemin menelan.
"hiks sakit... ga enak!"
Jaemun menangis sesegukan tapi Renjun tetap berniat melakukannya.
"Kita belum ke inti sayang."
Renjun menggendong Jaemin, perlahan memasukkan miliknya pada lubang berkedut Jaemin.
"AHHH KAKAA"
"shhht tenang na"
Rasa sakit yang Jaemin rasakan kini sangat luar biasa, badannya serasa terbelah, lubangnya tersumpal sesuatu yang besar.
Merasa Jaemin mulai tenang, Renjun kembali memasukkan miliknya pada Jaemin.
"Anghh sa-kithh ahh"
Renjun tersenyum manis mengecup leher Jaemin, Jaemin pasrah bersandar pada dada Renjun.
"Ahh kaa enghh"
Renjun bergerak cepat, miliknya tercetak pada perut Jaemin, menyembul.
"ahh lubangmu ugh sempithh"
Renjun menidurkan dirinya, tanpa melepas kaitan mereka, kembali bergerak cepat Jaemin kewalahan dengan gerakan Renjun, tubuhnya terhentak, satuan suara kulit mereka yang bergesekan, sautan desahan mereka memenuhi kamar Renjun.
"AHHH"
dapat!
"Na?"
"apa itu?"
"Nana tak merasa sakit lagi?"
"eungh tidak"
Renjun tersenyum manis mengecup bibir Jaemin, kini ia membalikkan posisi jaemin menjadi menungging, ia kembali bergerak brutal, lebih cepat dari sebelumnya, Jaemin menangis kencang, sakit dan nikmat yang menjadi satu.
"Aghh naa ahh hnnh"
Plak
Plak
Plak
"Kaka aghh sakithh"
Renjun menampar pantat Jaemin berkali kali, ia rasa ia akan segera keluar.
"Aghh Kaka terlalu da-lamhh ka-hnhhh"
Renjun mempercepat gerakannya, menumbuk prostat Jaemin, lubang Jaemin semakin sempit menjepit miliknya yang semakin membesar.
"aghh aku keluar naa"
"ahnn kaa-mmhh"
"Aku mencintaimu na"
Renjun mengusap peluh yang bercucuran pada dahi Jaemin, memberi kecupan hangat disana, memeluk pemuda itu, mendekap hangat.
"Tidurlah, kau pasti lelah."
"pa.... Renjun..."
"Siapa pemuda itu?"
"Sepertinya kekasihnya"
"Yeol-"
"Terima saja Wen, itu sexuality anakmu"
"Bukan itu Yeol"
"Aku takut pemuda itu hamil"
...
Sesekali aja 21+
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunny doll•RenJaem
Разноеtentang Huang Renjun yang menemukan boneka kelinci didekat tong sampah sekolahnya dan adanya lelaki manis yang menjadi kekasihnya. - "Nana mau itu!" "gak boleh, bonekamu udah banyak" - bxb! jangan salpak ya! ini lapak renjun seme^^ vote komen! terim...