Chapter 12: Katakana no An Gou (Sandi Katakana)

8 1 4
                                    

Aku terbangun di sebuah kamar yang pastinya bukan kamarku dan di sekelilingku ada 4 orang anak kecil yang berdiri memandangangiku. 2 orang di sebelah kanan tempat tidur dan 2 lagi di sebelah kiri. Apa ini mimpi lagi? Aku mencubit tanganku yang ada di dalam selimut. Duh, sakit! Ternyata ini bukan mimpi. Lalu, di mana aku? Ah, kemarin sore, ada seseorang yang tiba-tiba menyerangku. Apa dia yang membawaku ke sini?

"Nee, Onee-san, daijoubu desuka?" (hei, kakak, kamu baik-baik saja?) tanya seorang anak perempuan di samping kanan yang paling dekat denganku. Pertanyaannya membuyarkan pikiranku soal bagaimana aku bisa ada di sini. Mungkin dia bertanya karena aku diam saja sedang bangun tadi.

"Hai. Di mana aku?" balasku menanyakan di mana aku berada sekarang.

"Ini panti asuhan, Onee-san," jawab anak perempuan tadi.

"Panti asuhan?" kataku mengulangi kata-katanya barusan dengan bingung. Kenapa dia membawaku ke sini?

"Hai, tunggu sebentar ya, Onee-san," kata anak perempuan itu lagi lalu keluar dari sini, sementara anak-anak yang lain mendekatiku.

"Nama Onee-san siapa?" tanya seorang anak laki-laki antusias.

"Eh? Namaku?" kataku terkejut karena tidak siap dengan ke-antusiasan mereka. Aku mengubah posisi menjadi duduk supaya lebih mudah melihat mereka sebelum menjawab pertanyaannya.

"Hajimemashite, watashi wa Koshimizu Asami desu," (Perkenalkan, namaku Koshimizu Asami) kataku dengan wajah yang sedikit datar sambil menundukkan kepala sekilas.

"Wah, namanya sama denganmu, Sami-chan!" kata anak laki-laki yang lain yang berdiri di sebelah anak perempuan di sisi kiriku. Anak perempuan itu nampak malu-malu setelah dikatai seperti itu. Aku menelengkan kepala memandangnya dan tersenyum tipis.

"Ko... konnichiwa gozaimasu," sapanya malu-malu sambil membungkuk sedikit. Aku balas menyapanya dengan kata yang sama, konnichiwa.

"Mina, ayo sini, jangan ganggu Onee-san. Onee-san mau istirahat," kata seorang pemuda yang masuk dan anak-anak yang lain nampak kecewa.

"Ayolah Onii-chan, kami baru saja menanyakan namanya. Sebentar lagi ya," bujuk seorang anak laki-laki yang belakangan kutahu namanya Satoshi.

"Tidak bisa. Ayo keluar," balas pemuda itu dengan penekanan di kata 'tidak bisa'. Mereka lalu keluar setelah melambaikan tangan padaku.

Sekarang hanya ada aku sendiri dengan pemuda itu. Setelah anak-anak tadi keluar, dia berjalan mendekat ke arahku. Apa dia yang menyerangku semalam dan membawaku ke sini?

"Sumimasen, biasanya jarang ada orang yang datang ke sini. Bagaimana keadaanmu sekarang?" kata pemuda itu ketika sudah sampai di samping tempat tidur dan duduk di kursi.

"Aku baik-baik saja. Eh, kimi wa dare desuka? (kamu siapa?)" kataku setelah dia selesai berbicara.

"Oh ya, hajimemashite, boku wa Maeda Riku desu," (perkenalkan, namaku Maeda Riku) jawabnya memperkenalkan diri. "Tadi pagi aku menemukanmu terbaring di tepi jalan dekat dengan panti asuhan ini. Kenapa kamu ada di sana?" tanyanya yang aku sendiri tidak tahu.

"Entahlah, kemarin sore ada orang yang menyerangku di rumah. Dia membuatku pingsan dan begitu bangun, aku sudah ada di sini," jawabku apa adanya.

"Eh!? Jya, apa perlu aku menelepon polisi atau kamu mau menelepon keluargamu?" responnya sambil berdiri dan mungkin ingin berjalan mencari telepon, tapi aku menahannya sebelum dia pergi.

"Tidak perlu, aku tinggal sendiri. Orangtuaku sudah meninggal saat aku masih kecil," kataku mencegahnya.

"Lalu, bagaimana dengan paman atau bibi, atau saudaramu?"

Your Touch in My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang