7.

2.4K 245 13
                                    

Happy Reading...

🐶❤️🦊

***

Dan masih banyak ucapan-ucapan yang keluar dari mulut karyawannya.

***
Jaehyun menundukan kepalanya, tangan kanan nya diatas meja menopang kepala dan memijat dahinya.

Didepannya sudah ada Renjun dan Jeno. Jaehyun meminta penjelasan atas keributan tersebut.

Renjun memulai menjelaskan niat dia datang ke perusahaan untuk mengajak Jeno makan siang, namun yang dia dapatkan hanyalah perselingkuhan antara suaminya dan sekertaris suaminya.

Mendengar jawaban Renjun, Jaehyun senang. Setidaknya ada perkembangan dari hubungan mereka. Kemudian Jaehyun meminta penjelasan dari Jeno

"Appa, dia datang ke ruangan ku meminta tandatangan untuk menyetujui proyek kita yang baru. Tapi saat kemudian saat sudah selesai, dia tergelincir karena heelsnya dan duduk di pangkuan ku"

"Dasar babbo" palk Renjun memukul tangan Jeno keras "itu akal-akalan dia bodoh, agar kau tertarik padanya. Jika dia meminta maaf kepadamu terus kamu menjawab iya tidak apa-apa dia akan terus melakukannya seperti itu" plak plak plak Renjun memukul tangan Jeno lagi.

Melihat Renjun memukul Jeno. Jaehyun tersenyum 'Renjun tak ingin Jeno bersama dengan wanita lain, ini berita bagus untuk Taeyong'

"Appa akan memecatnya, kau tak usah khawatir Renjun" Renjun tersenyum mendengar ucapan Appa mertuanya itu.

"Aku akan datang tiap hari kesini"

"Untuk apa?" Tanya Jeno

"Untuk melihat mu, apakah kau bekerja dengan benar apa hanya menggoda karyawan mu"

"Itu tidak perlu, aku akan bekerja dengan benar"

"Jadi kau tidak ingin aku datang kesini setiap hari?. Malam ini kau tidak boleh tidur di kamar"

Renjun pamit kepada Jaehyun, dia pergi kemudian Jeno juga pamit kepada appa nya untuk mengejar Renjun.

'Saat dia cemburu semakin menyeramkan hah. makin pusing saja menanggapi jalan pikiran wanita' umpat Jeno

Saat di depan pintu utama kantor, Jeno menari Renjun masuk ke dalam mobilnya. Dan membawanya ke cafe. Diantara keduanya tak ada yang berani membuka mulut.

Cukup lama sampai sepuluh menit terdiam.

"Apa yang aku ucapkan tadi benar" jujur Jeno

"Apa yang ku ucapkan tadi juga benar, kalau wanita itu ingin mendekatimu"

"Aku minta maaf" nada suaranya sedikit merendah.

"Aku akan memaafkan mu tapi dengan satu syarat"

"Apa?"

"Belikan aku mobil, aku tak ingin bepergian menaiki bus.... Kau tau semenjak pernikahan ku dengan si Choi brengsek itu batal, mobil ku di ambil olehnya, ya memang mobil yang selama ini aku pakai adalah mobil miliknya. Jika meminta ke Papa pasti papa tidak akan membelikan mobil lagi untuk ku"

Ucapan Renjun jujur kepada Jeno, appa hanya membelikannya mobil saat masih SMA dulu, dan mobil yang sering digunakan beberapa bulan lalu adalah mobil tunangannya.

'si Choi brengsek, apa yang lelaki itu lakukan kepada Renjun?'

"Iya, aku akan membelikan mu mobil baru"

"Sungguh"

"Hem"

"Kau memang suami idamanku Jeno" chuup Renjun mengecup pipi kanan Jeno.

Jeno terpaku atas apa perlakuan Renjun, jantungnya berdetak lebih cepat dari pada biasanya 'apa ini yang dinamakan jatuh cinta? Selama ini aku tak pernah merasa seperti ini'

***

"Kau siap untuk beberapa hari ke depan kita akan menjalankan misi kita"

"Siap bos"

***
Suara bel berbunyi dengan keras. seseorang yang bertamu dengan brutal menekan belnya. Saat pintu dibuka oleh sang punya rumah.

"DIMANA RENJUN?" teriak lelaki itu.

Yang di panggil segera keluar dari kamarnya "papa"

"Papa sudah bilang kan, kau akan mengurus perusahaan cabang yang ada disini. Selama dua minggu papa menunggu mu datang ke perusahaan tapi kau" Yuta menunjuk anaknya

"Sayang duduklah dulu" Winwin menenangkan Yuta, Yuta duduk di samping Winwin di hadapannya ada Jeno dan Renjun.

Melihat Renjun menundukan kepala sajak tadi, Jeno menggenggam tangan Renjun, setidaknya memberikan kekuatan untuk istrinya itu.

"Papa, kau belum siap mengurus perusahaan papa" ucapnya lemah

"Kapan kau siapnya. Kau tidak bekerja, hanya main-main saja"

"Dia tidak main Papa, tapi Renjun mengurus ku. Dia mengurus ku dimulai makanan, pakaian, rumah, papa tau sendiri kita tidak memiliki pembantu rumah tangga itu karena Renjun dengan telaten melakukan semua itu. Bahkan akhir-akhir ini Renjun sering datang ke kantor ku hanya untuk memberikan ku makan siang. Renjun telah melakukan kewajibannya sebagai istri ku"

Yuta dan Winwin terdiam, kemudian Jeno melanjutkan ucapannya "maaf papa, aku telah lancang kepada papa. Tapi aku yakin jika suatu saat Renjun bisa melakukannya apa yang papa minta. Untuk saat ini, biarlah dia menjalani hidup sebagai seorang istri"

Winwin berkaca-kaca mendengar ucapan menantunya. Winwin setuju dengan ucapan Jeno.

Yuta dan Winwin memberikan kelonggaran untuk itu. Sepeninggalan Yuta dan Winwin. Renjun masih duduk di tempat tadi

Jeno membelai surai hitam itu "sudah tak apa, sekarang masuklah bukan kah kau lelah"

"Kenapa kau berbicara seperti itu kepada papa?"

"Kau ini istri ku, aku harus membelamu. Jika bukan aku yang membela mu terus siapa"

Renjun terdiam, Jeno menarik tangan Renjun dengan pelan, membawanya ke kamar. Renjun duduk di ujung tempat tidur, Jeno menarik Renjun untuk tidur dan Jeno lingkarkan tangannya di pinggang ramping Renjun. Membenamkan mukanya di perpotongan leher Renjun "tidurlah" ucap Jeno

'nyaman sekali' batin kedua nya

***

"Kau sudah siapkan segalanya kan?"

"Siap"

"Kita akan melakukannya dengan cepat"

🐶❤️🦊

TBC

Jangan lupa vote 😉

Karena hari tanggal 15, dan tanggal 15 ini adalah tepat 1 bulannya saya membuat akun ke dua wattpad, maka dari itu saya akan memberikan dua chapter khusus hari ini 😉

Marriage Partner (NOREN GS) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang