Lonceng jam pelajaran pun berbunyi tetapi gadis yang mempunyai rambut panjang sepinggang masih berdiri kaku di bawah tangga. Kakinya terasa lemas baru saja ia menghindari guru yang selalu memberikannya surat peringatan, tapi ia malah kembali bertemu dengannya.
"Iya Pak, ada apa?" tanya Kiyana.
"Seragam kamu tidak lengkap, kenapa kamu tidak memakai dasi? Bapak sudah sering bilang sama kamu pakai semua atribut sekolah kamu Kiyana," tegur Pak Amer.
setiap pagi sebelum masuk kelas Kiyana selalu mendapatkan perhatian lebih dari Pak Amer, karena Kiyana sering memakai seragam tidak lengkap. Sebagai seorang guru Pak Amer tidak pernah bosan dan lelah untuk selalu mengingatkan siswa-siswinya agar selalu mentaati peraturan sekolah.
"Kali ini Bapak tidak bisa memberikan kamu tolenransi lagi, jam pelajaran pertama kamu berdiri di lapangan sampai jam pelajaran kedua tiba," tukas Pak Amer.
"Tapi---"
Baru saja Kiyana hendak memprotes keputusan Pak Amer, tetapi tiba-tiba saja pria bermata yang tidak terlalu lebar itu menghampirinya.
"Ki, ini dasi lo," ucap Galen seraya memberikan dasinya pada Kiyana.
Gadis berambut penjang sepinggang itu terlihat cengo atas tindakan Galen baru saja. Dasi maksudnya apa? Kiyana memang lupa membawa dasi, bahkan mungkin saja ia lupa menaruhnya dimana.
"Tadi dasi lo ketinggalan di perpus."
"Perpus?"
"Iya, perpus. Ini ambil!"
Galen memberikan dasinya kepada Kiyana, Kiyana hanya menuruti ucapan Galen dan ia pun menerimanya.
"Kalau begitu kamu tidak jadi Bapak hukum, tapi ingat besok seragamnya harus sudah diganti," ucap Pak Amer dan lalu pergi meninggalkan Kiyana dan Galen.
Melihat Pak Amer sudah pergi Kiyana kembali berjalan menaiki anak tangga tanpa peduli keberadaan Galen.
"Kebiasaan lo itu selalu lupa bilang makasih sama orang," ucap Galen yang berhasil mengehentikan langkah kaki Kiyana dan berbalik menghadapnya.
"Gue nggak butuh bantuan lo, dan ini ambil dasi lo," ucap Kiyana dengan tatapan sinis.
Galen sedikit menarik sudut bibirnya. "Bilang makasih gratis kok nggak bayar, gue kasih diskon malah 80%, masih nggak mau bilang makasih juga?"
"Nggak, ucapan makasih dari gue itu mahal, nggak pantes dikasih diskon," ucap Kiyana sambil berbalik hendak menaiki anak tangga selanjutnya, tetapi Galen menarik tas gendongnya hingga Kiyana hampir terjatuh, jika Galen tidak segera menangkapnya. Keduanya saling menatap dengan binar bening sebening es.
"Lo nolongin gue, karena mau setor akhirat kan?" ucap Kiyana yang masih dalam rengkuhan Galen.
"Maksud lo, gue nyicil tempat buat di akhirat gitu?" Tanya Galen seraya menaikkan kedua alis matanya.
"Iya gitu deh," jawab Kiyana datar.
Galen menarik napas panjang. "Kalau gue nolongin orang berharap imbalan, yang ada pahala gue lenyap," sanggah Galen.
"Lepasin gue," pinta Kiyana.
Tanpa aba-aba lagi Galen melepaskan rengkuhannya pada Kiyana, hingga Kiyana terjatuh.
"Aaaawww, gila lo ya, gue dijatuhin gitu aja!"
"Lo sendiri kan yang minta gue buat lepasin lo, ya gue nurut aja," ucap Galen seraya berlalu pergi meninggalkan Kiyana.
Kiyana berdiri dan memegangi bokongnya yang terasa sakit. "Itu cowok nggak dinamis banget masa gue dijatuhin."
Sebenarnya dengan cara seperti itulah Galen mengambil perhatian Kiyana, mungkin laki-laki lain akan secara terang-terangan menyatakan perasaannya kepada Kiyana lain halnya dengan Galen. Ketika Galen melewati kelas Arden, Galen masuk ke dalam kelasnya karena Arden yang menyuruhnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Deskripsi (TAMAT)
Teen FictionBad girl julukan yang selalu disematkan untuk Kiyana Siskova atau yang akrab disapa Kiya. Sebuah karma membuat Kiyana menyadari kesalahan-kesalahan karena telah mempermainkan arti sebuah cinta. Galen Basil adalah pria pertama yang membuatnya merasak...