Semua hanya tentang luka dan bahagia
Ketika rasa sudah menguasai tahta
Maka jangan harap bahagia yang akan kau terima
Sudah kuperingati bahwa jangan biarkan rasa menjadi nahkoda
Panggil saja logika, kaungkan ia, jadikan ia penguasa
Karena ketika ku menyalahkan rasa atas semua derita
Ia hanya berkata bahwa ia percaya semua akan baik-baik saja
Rasa berkata bahwa ia hanya ingin kembali menjalin indahnya kebersamaan ketika masih sama-sama mencinta
Ya itu mungkin dulu, namun kini tiada lagi bahagia yang kan kau rasa
Karena semua sudah berbeda, sayang dan cintanya tak lagi seluas samudra
Sayangnya tak lagi sebesar saat dilanda badai bahagia
Cintanya tak lagi seindah rembulan purnamaApalagi dengan halangan orangtua dan keluarga
Itu tak akan mungkin dapat kembali seperti sedia kala
Ikhlaskan saja, semua hanya tinggal nostalgia
Jadi tolong, ku mohon berhentilah, ku sudah muak dengan air mata
Jangan biarkan ia mengalir deras dan membuat telaga
Namun tak bisa, rasa ini begitu menggelora
Sehingga logika kalah telak ketika berhadapan dengan rasa
Bukannya ku ingin melawan takdir semesta
Hanya saja aku lelah berhadapan dengan derita
Sakit itu nyata
Derita ini bagai tiada hingga
Ku hanya ingin
Lepas
BebasTanpa kekangan nostalgia
Aku juga tak ingin mencinta dengan begitu hebatnya
Aku pun tak mau menaruh harapan dengan begitu besarnya
Namun naasnya rasa bodoh yang menyiksa ini bersemayam tanpa niat meredaApakah masih kurang kau buat derita dihidupku sebelumnya
Masihkah ingin kau torehkan lagi luka mengaga?
Haruskah berkali-kali sakitku berasal dari orang yang sama?Andai air mata beningku berubah warna
Andai kumenghilang dari hidupmu dan dunia
Apakah kau akan kembali peduli seperti sebelumnya?
Ahh tidak mungkin kau masih saja tak hirau akan semuaDemi tuhan ku sudah benar-benar muak dengan derita
Namun jika kau memaksa, tunggulah sebentar lagi ketika aku benar-benar menyerah dengan keangkuhan semesta
Kupastikan ku akan menghilang dari hidupmu selemanya, bahkan dari mewahnya duniaJika benar derita ini kan tiada ketika jiwa terlepas dari raga
Maka aku tak sabar menunggu saat itu tiba
KAMU SEDANG MEMBACA
NOSTALGIA
FantasyAku benci ingatan Hadirnya menggali luka yang sudah tersimpan Saat perih dan pedih membelenggu Ingatan itu masih saja tak sanggup berlalu Seandainya dulu ku percaya pada logika Yang tak mengizinkan hati untuk bertahta Mungkin tiada jiwa raga ini m...