𝓓𝓲𝓪 𝓮𝓵𝓲𝓼𝓱𝓪 #30.

12.6K 1K 329
                                    

𝐇𝐀𝐏𝐏𝐘 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐈𝐍𝐆


"Jahat!" Lirih Bebby lalu mematikan sambungan tersebut dan memalingkan wajahnya.

Boy yang mendengar lirihan gadis itu dan air mata yang tak sengaja menetespun merasa bersalah, tadi ia memang sedang berpelukan gadis yang berada didepannya itu karena gadis itu terlebih dahulu memeluk dirinya dan ia pun refleks membalasnya. Dan Bebby malah melihat hal itu, Bebby pasti berfikir yang aneh-aneh, pikir Boy

ia masih menatap Bebby yang masih setia duduk diujung sana.

Keningnya sedikit berkerut, mengapa gadis itu tidak pergi? Bukan, bukan maksud boy tak menginginkan kehadiran gadis itu disana, tapi rata-rata dari wanita jika sudah sakit hati pasti akan pergi dan langsung meningalkan tempat itu.

Belum tau saja Boy, bahwa Bebby sebenarnya ingin segera menghilang dari sana jika kakinya sedang tidak cidera.

Boy beranjak dari duduknya hendak menemui gadis yang menjabat menjadi kekasihnya itu. Akan tetapi, tangannya dicekal oleh gadis berwajah sama dengan kekasihnya itu.

Debby Alisha

Debby? Ya, dia adalah sahabat kecil Boy, sejak awal masuk SD, Boy memang tak pandai bergaul, ia juga tak terlalu banyak berekspresi disekolahnya dulu, yang membuat teman sekelasnya engan untuk berteman dengan Boy, dan dia hanya memiliki satu teman yaitu Arthur yang notabene nya sepupu teman kakaknya.

Lalu datanglah gadis kecil nan polos yang selalu mencoba mengajaknya berteman, awalnya Boy menghindar namun Debby tak pantang menyerah agar bisa berteman dengan bocah berwajah datar itu.

Lambat laun, Boy mulai menerima kehadiran Debby menjadi sahabatnya, sejak saat itu pula mereka bersahabat dekat. Namun saat kelas empat, tepat saat umur mereka 10 tahun, mereka harus terpisahkan karena Debby harus menjalankan pengobatan untuk jantungnya diluar negeri. Dan saat itu pula mereka mulai lost contact dan tak pernah bertemu.

Satu-satunya kenangan dari Debby yang Boy punya hanyalah gelang hitam yang selalu ia simpan pada lemarinya itu hingga sekarang dan memakai saat ingin saja.

Beberapa hari lalu, tepat dimana Boy meninggalkan Bebby dirumah sakit, disitulah pertemuan pertama mereka setelah beberapa tahun berpisah, saat itu Debby juga sedang check up jantungnya. Akhirnya mereka menghabiskan waktu untuk melepas rindu dan melupakan tentang gadis yang masih menunggu kehadiran Boy ditempat lain.

Boy senang? Pasti, tapi ia juga bimbang.

Kenapa? Rahasia.

"Kamu kenapa?" Tanya Debby.

"Aku mau nyamperin Bebby dulu ya, kamu disini dulu gak papakan?" Ujar Boy lembut.

Andaikan saja Bebby mendengar nada bicara boy, pasti gadis itu akan sakit hati dibuatnya. Bagaimana tidak? Selama berpacaran dengan Bebby, Boy masih saja menggunakan kosa kata 'lo-gue' jangankan untuk berkata 'aku-kamu' bicaranya saja seperti polisi yang sedang menginterogasi pencuri.

Jangan bilang Bebby lebay, tapi di lupuk hatinya yang paling dalam. Ia sangat ingin diperlakukan lembut bak tuan putri oleh kekasihnya, akan tetapi apa yang ia dapatkan? Sentilan maut di jidat mulusnya.

Debby yang mendengar nama Bebby pun seketika mengubah raut wajahnya menjadi ketakutan, ia mengengam erat tangan Boy yang membuat pria itu kebingungan.

"Kenapa?" Tanya Boy sambil mengelus tangan Debby.

"Jangan... Takut..." Lirih Debby yang membuat Boy tak tega kepada sahabat kecilnya itu.

Boy kembali berjongkok didepan kursi roda yang Debby tempati, ia merengkuh tubuh mungil kembaran kekasihnya itu dan mengelus punggung Debby halus.

DIA ELISHA [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang