Warning : Shiba jadi hantu, tapi ngga horor sama sekali.
Btw ini ngga ada sangkut pautnya sama chapter2 sebelumnya alias ini drabble doang🙏
A/N : niatnya mau bikin angst, turned out malah ngereceh :))
.
.
.
.
.
.Sehari setelah Shiba terbunuh karena kekuatan Uesugi, arwah Shiba bangkit. Entah apa rencana Tuhan hingga membangkitkan arwahnya, pasti karena suatu hal yang penting.
Dan benar saja, semenjak kepergiannya, Oda yang semulanya sangat mencintai tenis meja dan selalu menjaga keadilan dalam bermain, kini ia berubah berbanding terbalik. Ia bahkan bertindak lebih kejam daripada Uesugi.
Dan hal itu terjadi karena Oda kehilangannya. Ia kehilangan cahayanya. Seketika Shiba berharap bahwa ia dihidupkan kembali dan membuat Oda kembali ke jalan yang benar. Namun naas, ia sudahlah mati. Manusia tak dapat melihat arwahnya.
Shiba menangis dalam diam. Ia tak suka melihat teman-temannya terpecah belah seperti ini. Kenapa semuanya harus terjadi setelah kepergiannya?
Hari demi hari ia memantau keadaan di sekolah Tenkafubu. Keadaan tak juga membaik. Bahkan Akechi meninggalkan sekolah dan pergi ke sekolah Ebisu Nagato untuk membantu mereka yang terluka akibat kekerasan Tenkafubu.
Shiba tersenyum lemah, Akechi sama sekali tidak berubah. Hatinya selalu lembut kepada yang mereka terluka dan meminta bantuan. Ia tak bisa tinggal diam. Bagaimanapun caranya, ia harus membantu Akechi dan mengembalikan diri Oda yang dahulu.
Tapi.... Bagaimana?
Hampir mustahil untuk membantu Akechi dan tim gabungan Ebikou. Tapi ia tak bisa tinggal diam dan menonton. Ia tak suka dengan genre cerita yang ia lihat saat ini.
Namun sekeras apapun ia berusaha, Shiba belum menemukan cara untuk membantu Akechi.
Setiap hari ia melihat Akechi dan lainnya berlatih keras. Ia juga melihat kelicikan anak Kenshin Salt dan Tenkafubu. Argh! Ia benar-benar tidak tahan melihat semua ini!
Shiba memohon dan terus memohon pada Tuhan. Ia ingin membantu Akechi! Ia harus membantu Akechi dan membuat Oda tersadar!
Dan di saat itulah, keajaiban terjadi. Akechi yang tengah menyendiri di toilet tiba-tiba merasakan hawa yang menggelitik bulu kuduknya. Tidak, ia tak takut pada hantu. Tapi, jika benar hantu... Lebih baik ia pergi.
Namun hati kecilnya menahannya untuk pergi. Dengan jantung yang berdetak sangat cepat, Akechi menunggu dan menunggu. Entah apa yang ia tunggu, ia pun tak tahu.
Tiba-tiba bulu kuduknya kembali berdiri ketika merasakan sesuatu pada tangan kanannya.
"B-b-bentar.... Tangan kananku kenapa terasa dingin?" gumamnya takut. Ia beberapa kali mengedipkan mata, menatap lekat-lekat tangan kosongnya. Tidak ada apa-apa, namun terasa dingin.
Apa toilet Ebikou berhantu? Kalau begini, ia harus bergegas pergi! Ia tak mau mengganggu makhluk halus yang mungkin sedang menertawainya karena ketakutan.
"A-a-anooo... Maaf tuan jika saya mengganggu. Saya pergi sekarang," ucap Akechi pada angin.
Dan ketika ia melangkah, tubuhnya langsung terasa dingin seperti habis melewati sesuatu yang dingin.
Akechi membelalakkan mata. Segera ia berlari keluar dengan wajah pucatnya.
Di sisi lain, Shiba menertawakan reaksi Akechi yang jarang ia lihat. Ia tak tahu Akechi akan ketakutan seperti itu.
"TUNGGU! HARUSNYA TADI AKU MEMBERI ISYARAT KE AKECHI KALO ITU AKU!!"
Dan Shiba pun marah pada dirinya sendiri karena lupa tujuan awalnya. Ternyata hantu pun bisa salah fokus.
Tak ingin salah fokus lagi, Shiba segera mencari keberadaan Akechi. Ia menemukan Akechi sedang berlatih bersama Hijikata.
"Berduaan mulu mereka," gumam Shiba.
Shiba mendekati Akechi. Tangan kanan Akechi yang sudah siap untuk serve, ia pegang kembali, membuat Akechi terlonjak kaget.
Fokus, fokus, jangan ketawa...
Gagal. Shiba tetap tertawa melihat reaksi Akechi yang kaget.
"Akechi, kau kenapa?" tanya Hijikata heran.
"Tidak apa-apa! Lebih baik kita istirahat bentar," usul Akechi. Hijikata hanya mengangguk dan langsung mendekati kursi yang tersedia. Sedangkan Akechi masih berdiri di tempat yang sama, dengan memandangi tangan kanannya.
Tangannya masih terasa dingin, namun bukan perasaan buruk yang ia rasakan. Justru sebaliknya. Ia merasa mengenali rasa dingin itu.
"Shiba...?" Akechi bergumam bingung.
"Akechiiii! Kau melamun! Ada masalah sama tanganmu? Kram kah?" Suara nyaring Hijikata membuyarkan fokus Akechi. Akechi melihat Hijikata sebentar, lalu ke tangannya kembali.
Tangannya dingin. Namun kali ini bukan rasa takut yang ia rasakan, melainkan rasa yakin akan menang besok. Ia mengepalkan tangan kanannya dengan erat, lalu mengarahkannya ke Hijikata.
"Kita akan memenangkan pertandingan besok," ucap Akechi dengan yakin.
Hijikata mengangguk setuju, mengepalkan tangannya dan mengarahkannya ke Akechi.
Dan Shiba bisa tersenyum lega melihat Akechi dan Hijikata saling meyakinkan.
'Aku tak bisa melihatmu. Tapi aku yakin, saat ini kau bersamaku,' batin Akechi.
End.
A/N : [10.22] SELAMAT ULANG TAHUN PACAR AWTHOR /digebuk/ SHIBA SHINICHI 💕
Niatnya tadi mau ngeyume, tapi malah begini jadinya www (emang ga bakat bikin ff yume🤣)
Shiba, semoga kau tenang di alam sana bersama Matsukage-senpai🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Motion [Trash Can]
Fiksi PenggemarJust a TRASH CAN for my weird idea about Fake Motion characters. Warning : OOC, BL, harsh words Main pair : RitsuKou, TobyMonta, MatsukageShimazu, ToshiAya. New characters from Season 2 finally added. Language in Bahasa.