03.00
Azka terbangun dari tidurnya, dilihat disamping nya ada Aina yang masih berada dialam mimpi.
"Baru jam tiga masih ada waktu untuk sholat tahajud"lirih Azka dengan suara pelan.
"Aina, bangun kita sholat Tahajud"ucap Azka menggoyangkan lengan Aina dengan pelan.
Merasa tidurnya terganggu, akhirnya Aina perlahan membuka matanya. Dia terkejut kenapa ada suaminya dikamarnya. Oh... ayolah Aina lupa bahwa kemarin malam dia meminta suaminya itu untuk tidur bersama nya malam ini.
"Ayo kita sholat Tahajud na"ajak Azka yang diangguki oleh Aina.
"Ehm"jawab Aina dengan suara pelan. Azka pergi meninggalkan Aina untuk mengambil wudhu terlebih dahulu.
Kini giliran Aina yang mengambil wudhu. Menunggu Aina selesai berwudhu, Azka menyiapkan keperluan mereka sholat.
Krekk
"Udah"ucap Aina pada Azka, kemudian Azka mengangguk pelan.
"Ya udah ayo"ajak Azka. Selesai sholat Aina berniat melipat Sajadah dan mukenah nya, tapi terhenti oleh ucapan Azka. "Kita Ngaji dulu"Aina hanya diam tanpa menjawab.
"Ehm, baiklah akan saya ajarkan" senyuman tipis terbit dibibir Azka.
Aina hanya menurut apa yang dikatakan Azka. Dia takut dengan mimpinya tadi malam, mimpi itu sangat menyeramkan baginya. Tidak pernah terpikir didalam hidupnya seorang Aina Thalita Zahra dimadu oleh suaminya.
Aina sadar bahwa dia dengan Azka sangat berbeda. Azka seorang anak Kyai, seorang gus dan paham betul dengan agama.
Berbeda dengan nya yang tidak pernah sholat, mengaji dan sangat jauh dari sang pencipta.
Dia ingin berubah, tidak selamanya dia akan seperti ini. Bermain dengan anak anak jalanan dan suka keluar malam sedangkan dia sudah mempunyai suami yang harus dilayaninya.
Mungkin dia sudah terlalu jauh dari sang pencipta dan pemilik semesta ini.
Aina belajar mengaji Sampai Subuh, setelah nya mereka berdua melakukan sholat subuh berjamaah.
06.00
Aina sedang berada di dapur ntah apa yang dia cari. Kegiatan cari mencari nya terhenti karena suara Azka "Cari apa?"
"Gua laper, mau cari makanan yang bisa dimakan." Jawabnya pada Aina tanpa menoleh kearah Azka.
"Apa kamh mau nasi goreng? Aku akan membuat nya untukmu, kamu duduk aja dulu"perintah Azka yang hanya diangguki oleh Aina.
Ntah kapan panggilan saya itu menjadi aku, Azka tidak menyadari jika nama panggilannya sudah berubah.
30 menit kemudian
Nasi goreng buatan Azka sudah siap untuk disantap "Ini makan lah, nanti kita pergi beli baju baru buat kamu, bukan kah aku sudah berjanji tadi malam untuk membelikan mu pakaian baru"kata Azka meletakkan satu piring nasi goreng buatannya.
"Terimakasih" lirih Aina, Azka hanya tersenyum tipis mendengar suara lembut Aina.
Setelah sarapan dengan keheningan yang melanda keduanya, mereka berdua kembali kekamar untuk membersihkan diri.
07.30
Pasangan suami istri itu telah siap. Tanpa banyak berbicara Azka mengajak Aina untuk pergi ke Mall.
Hening, itulah yang terjadi sekarang didalam mobil. Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang membelah padatnya jalan ibu kota karena sekarang adalah jam kerja.
Setelah perjalanan selama kurnag lebih tiga puluh menit akhinya mereka sampai.
Mall.
Banyak sekali pakaian-pakaian muslim disini, banyak warna warna cerah, gelap dan masih banyak lagi warna lainnya. Banyak model yang dipajang, itu semua sangat bagus. Bembuat siapa saja yang akan membelinya kebingungan.
"Sekarang kamu pilih, kamu mau yang mana, terserah mu saja" Perintah Azka.
"Gua bingung mau yang mana, gua kan gak pernah beli baju kayak gini. Lihatlah pakaian ku sekarang!" Ucap Aina sambil memandang baju yang dia kenakan.
Celana jeans panjang dan hoodie serta sepatu putih yang melekat dikakinya, rambutnya yang dikuncir kuda. Menambah kecantikan nya.
Azka hanya diam mendengar ucapan istrinya itu. Tangannya mengambil banyak gamis dan kerudung untuk istrinya.
Aina yang melihat hanya melongo dan membulat kan matanya. "Apa itu tidak terlalu banyak?"Tanya Aina.
"Aku rasa tidak. Kamu bisa memakai semuanya"jawab Azka tersenyum menatap Aina.
Azka keluar dari toko baju muslim itu dengan menenteng empat tas besar berisi baju. Dan satu tas lagi dibawa oleh Aina.
Sekarang mereka berdua tengah berada ditoko buku, Azka membelikan buku tuntunan sholat, Al Qur'an dan banyak buku buku lainnya untuk Aina belajar agama. Dan juga tak lupa membeli buku resep masak, karena Aina ingin menjadi istri yang baik melayani suaminya.
Aina yang meminta Azka untuk membelikan buku resep masak, Azka dengan senang hati menurutinya.
Setelah membeli semua yang diperlukan Aina, mereka segera pulang keapartemen. Perjalanan yang cukup lama karena jalan ibu kota yang macet.
Perlahan mata indah itu tertutup dengan sendirinya, kepalanya bersandar pada jendela mobil.
Terdengar kekehan dari Azka yang melihat Aina terlelap. "Kasihan sekali, mungkin dia kecapean"pikir Azka.
Setengah jam kemudian
Mobil yang dikendarai oleh Azka Teleh sampai diarea apartemen. Dia melihat kesamping tempat Aina terlelap, Azka yang melihatnya tidak tega untuk membangunkan Aina dari tidurnya.
Akhirnya Azka menggendong Aina menuju apartemen miliknya, perlahan tangan Azka mengangkat tubuh mungil Aina. Ada pergerakan dari Aina, karena tidurnya yang terganggu.
Setelah membuka pintu apartemen perlahan Azka berjalan dengan pelan menuju kekamar Aina.
Diletakkannya Aina secara perlahan ditempat tidur, kemudian Azka menarik selimut untuk menutupi tubuh istrinya. Setelah nya Azka kembali kemobil mengambil barang-barang yang telah mereka berdua beli.
Jangan lupa vote !
KAMU SEDANG MEMBACA
Gus Imamku✓
General FictionDua orang yang berbeda dipertemukan tanpa sengaja, yang mengharuskan mereka untuk mengucapkan ijab kabul secara terpaksa. Aina yang selalu menganggap dirinya tidak pantas bersanding dengan seorang Gus seperti Azka. Azka yang terus membimbing Aina me...