Agenda pacaran Taehyung dan Rosé kali ini adalah nonton film horor.
Seperti biasa, acara itu diadakan di kos-kosan Taehyung; seperti biasa juga, Rosé yang memilih judul film; dan seperti biasa lagi, pemeran utamanya adalah ... Gong Yoo.
Welewelewele. Taehyung jadi penasaran kapan Rosé bisa lepas dari tuh om-om. Selama hampir enam tahun pacaran, kegiatan nonton mereka selalu terisi oleh film atau drama yang diperankan Gong Yoo. Saking seringnya melihat, Taehyung bahkan mampu membedakan Goblin Ahjussi dengan orang lain lewat lubang hidungnya doang.
Namun, lagi-lagi seperti biasa, pemuda itu tidak kuasa mengatakan 'tidak', 'ogah', atau kosakata sejenisnya. Lebih-lebih kalau Rosé sudah berancang-ancang memberi tatapan 'mata anak anjing ilang yang kelaparan dan keujanan no jutsu" andalannya. Taehyung otomatis bungkam dan menurut.
Hari ini, Rosé mengeluarkan kartu itu dua kali. Pertama adalah ketika memilih judul film; dan yang kedua, saat dia datang ke kos bersama pedagang kerupuk pasir di belakangnya. Telunjuknya teracung pada si bapak pedagang, mengadu,
"Liat, Te! Itu namanya kerupuk usek, oleh-oleh khas kota-kota di jalur Pantura. Dimasaknya pake cara disangrai di pasir dan enggak digoreng, jadi lebih gurih dan sehat karena gak pake minyak. Harga sekantongnya cuma dua puluh lima ribu. Isinya banyak banget. Nah, si bapaknya asal Pamulang, merantau ke sini. Ini hari pertamanya dagang, udah keliling jauh banget, tapi sampe sore gini belum laku—"
Taehyung memotong cerocosan pacarnya. "Dan intinya adalah ...?"
Rosé berkedip, bibirnya manyun. "Beliin, Te. Kesian."
Tahu lah ya ujung-ujungnya gimana?
Dua kantung besar kerupuk warna-warni itu bersandar di dinding. Salah satunya sudah terbuka, dimakan bareng timun. Bunyi 'kres', 'kriuk', 'krauk' terdengar bersahut-sahutan dengan suara Gong Yoo yang dikejar-kejar zombie.
Di sela-sela kunyahan, Rosé mengeluarkan pasir kecil dari mulutnya. Keningnya mencureng. Dia mengamati kerupuk yang melengkung untuk menyingkirkan pasir yang masih menempel sebelum memakannya lagi. Namun, kejadian sebelumnya masih terjadi.
"Ini pasirnya kalo dikumpulin bisa buat bangun rumah dua lantai nih kayaknya" rutuk Rosé. Pasir di ujung jari dipeperkan ke asbak.
Taehyung melirik dari sudut mata. "Kalo emang beneran kayak gitu, besok kita beli lagi yang banyak," balasnya.
"Kok?"
"Kan kalo pasirnya udah ada, tinggal beli batu sama semen, terus kita bangun rumah tangga."
Eak. Mangstap. Smooth like butter like a criminal underwater.
Rosé terbahak sampai kepalanya menengadah. Taehyung memperhatikannya sambil tersenyum kecil. Lama kelamaan, volume tawa Rosè mengecil. Wajahnya datar. Ia berkedip. "Kamu serius?"
Senyum tipis Taehyung mengembang jadi ringis. Tangannya menggaruk tengkuk. "Sekarang mah becanda sih, tapi kalo aku udah mapan, pasti aku seriusin," jawabnya, mendadak agak malu.
Rosé mengerjap lagi. "Masa kamu seriusan mau bangun rumah dari pasir di sela-sela kerupuk sih???"
Krik.
Krik part 2.
Krik part 3.
Dah lah. Males. Otak Rosé suka mendadak kehilangan koneksi kalo digombalin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurang Dari Tiga
FanfictionKencing 1000 Mandi 2000 Alabyu 3000 sunscreamin, 2020.